Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Planet Ini Punya Empat Matahari Sesungguhnya, Namanya PH1

Reporter

Editor

Amri Mahbub

image-gnews
Ilustrasi Planet PH1 yang memiliki empat matahari. (theverge.com)
Ilustrasi Planet PH1 yang memiliki empat matahari. (theverge.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini viral soal video fenomena empat matahari di atas langit Kepulauan Riau. Bagi mereka yang awam, mungkin melihat ini sebagai sebuah pertanda sesuatu pertanda alam.

Baca juga: Video Empat Matahari di Kepri Viral, Fenomena Apa Sebetulnya?

Ya, memang itu pertanda alam. Fenomena empat matahari tersebut disebut sun dogs atau parhelion. Sederhananya, fenomena ini akan memunculkan cahaya matahari tambahan.

"Sun dogs tercipta ketika cahaya matahari menembus sekumpulan lempeng kristal es berbentuk heksagonal yang tersusun secara horisontal di awan tingi (awan cirrus). Pembiasan di kristal inilah yang membelokkan cahaya dengan sudut minimal 22 derajat," demikian tertulis laman skyandtelescope.com.

Baca juga: Sun Dogs, Fenomena Empat Matahari, Berbahayakah Bagi Mata?

Kalau sun dogs atau parhelion adalah sekadar fenomena alam. Planet PH1, yang jaraknya 5.000 tahun cahaya dari bumi, benar-benar memiliki empat matahari. (Satu tahun cahaya sama dengan 9,46 triliun kilometer). Planet gas raksasa ini besarnya sedikit di atas Neptunus atau enam kali ukuran bumi.

Planet ini pertama kali ditemukan pada 2012 oleh dua astronom amatir dari Planethunters.org, yakni Kian Jek dari San Francisco dan Robert Gagliano dari Cottonwood, Arizona. Laman planethunters.org dibentuk pada 2010 untuk melakukan riset pola perilaku manusia terhadap data yang dikumpulkan teleskop antariksa Kepler milik NASA.

Pengunjung situs Planet Hunters memiliki akses ke data yang dipilih secara acak dari salah satu bintang sasaran Kepler. Sukarelawan diminta menggambar kotak untuk menandai lokasi transit yang terlihat--ketika sebuah planet lewat di depan bintang induknya.

Baca juga: Fenomena Sun Dogs, Empat Matahari, Langka? Ini Penjelasannya

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jek dan Gagliano melihat kedipan samar dalam cahaya yang disebabkan oleh planet yang melintas di depan bintang induknya. Data tersebut kemudian dikonfirmasi ulang oleh tim astronom profesional di Observatorium Keck di Mauna Kea, Hawaii.

"Semuanya ada empat bintang, menciptakan lingkungan yang sangat rumit. Namun, semua ada di orbit yang tampaknya stabil," kata Chris Lintott, dari Universitas Oxford, anggota studi, seperti dilansir laman Trip B. "Itu benar-benar membingungkan, yang merupakan salah satu hal yang membuat penemuan ini begitu menyenangkan."

Binary star, atau bintang berpasangan, adalah sistem dalam tata surya di mana dua bintang mengorbit di sekitar satu massa secara bersamaan. Sistem ini jarang ditemukan.

Lintott mengatakan sebenarnya ada enam planet lain di sekitar bintang ganda. Mereka semua cukup dekat jaraknya satu sama lain. "Planet-planet terbentuk dalam posisi berdekatan dan mampu berpegang teguh pada orbit yang stabil. Itu mungkin memiliki implikasi terkait dengan bagaimana planet terbentuk di tempat lain," katanya.

Baca juga: Halo Effect dan Fenomena Empat Matahari, Serupa tapi Tak Sama

Simak artikel menarik seputar ph1, planet dengan empat matahari, hanya di kanal Tekno Tempo.co.

TRIP B | PLANET HUNTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Temuan Baru, 7 Planet di Tata Surya Ternyata Dipanggang oleh Bintangnya

7 November 2023

Tata Surya. FOto: Space.com
Temuan Baru, 7 Planet di Tata Surya Ternyata Dipanggang oleh Bintangnya

Astronom menemukan tujuh planet 'digoreng' oleh bintangnya.


Ahli: Matahari Mengembang 1.000 Kali Lipat di Masa Akhirnya dan Melenyapkan Bumi Sekejap

2 November 2023

Dua bintik hitam besar di matahari, yang dikenal sebagai sunspots (bintik matahari), muncul pada bulan Februari 2013, dan masing-masing seluas enam kalli Bumi. Kredit: NASA/SDO/AIA/HMI/Goddard Space Flight Center
Ahli: Matahari Mengembang 1.000 Kali Lipat di Masa Akhirnya dan Melenyapkan Bumi Sekejap

Rho Coronae Borealis adalah bintang katai deret utama berwarna kuning-oranye dengan 96 persen massa Matahari Bumi.


Teleskop James Webb Deteksi Kristal Kuarsa Berbentuk Awan di Planet WASP-17b

23 Oktober 2023

Ilustrasi atmosfer WASP-17b yang kaya akan silikat. (Kredit gambar: NASA, ESA, CSA, Ralf Crawford (STScI))
Teleskop James Webb Deteksi Kristal Kuarsa Berbentuk Awan di Planet WASP-17b

Atmosfer Planet WASP-17b yang membengkak menjadikannya target yang bagus untuk Teleskop James Webb.


Pemasangan Teleskop Baru Observatorium Nasional Timau di NTT Tunggu Teknisi Jepang

26 September 2023

Cermin sekunder dan penyangganya telah terpasang dalam kubah Observatorium Nasional Timau, Nusa Tenggara Timur. (Foto: Abdul Rachman/BRIN)
Pemasangan Teleskop Baru Observatorium Nasional Timau di NTT Tunggu Teknisi Jepang

Pemasangan cermin teleskop Observatorium Nasional Timau di Nusa Tenggara Timur belum rampung.


Ini yang akan Terjadi jika Bumi Tak Berputar

25 September 2023

Ilustrasi asteroid di dekat bumi. spaceflightinsider.com
Ini yang akan Terjadi jika Bumi Tak Berputar

Jika Bumi secara tiba-tiba berhenti berputar, akan memiliki konsekuensi drastis pada iklim, cuaca, waktu, dan kehidupan di planet ini.


Tak Dianggap Lagi Planet, Begini Sejarah Penemuan Pluto

27 Agustus 2023

Gunung es di Pluto. (newsweek.com)
Tak Dianggap Lagi Planet, Begini Sejarah Penemuan Pluto

Pluto ditemukan pada 1930. Penemuan tersebut menjadi berita utama di seluruh dunia.


Mengapa Pluto Tak Masuk Lagi Kategori Planet?

27 Agustus 2023

Fitur
Mengapa Pluto Tak Masuk Lagi Kategori Planet?

Pluto sejak 2026 tidak lagi masuk dalam kategori planet karena tidak memenuhi satu dari tiga kriteria definisi planet.


Rekomendasi Tempat Saat Liburan Sekolah, Coba ke Observatorium Bosscha yang Kembali Dibuka

26 Juni 2023

Teleskop refraktor ganda Zeiss dalam kubah pengamatan yang ikonik di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. TEMPO/Prima Mulia
Rekomendasi Tempat Saat Liburan Sekolah, Coba ke Observatorium Bosscha yang Kembali Dibuka

Observatorium Bosscha, akhirnya dibuka kembali untuk kunjungan publik. Tempat yang tepat mengisi liburan sekolah anak.


Bisakah Manusia Hidup di Planet Lain?

12 Mei 2023

Bisakah Manusia Hidup di Planet Lain?

Berapa lama waktu yang dibutuhkan manusia untuk mendiami planet lain? Mungkinkah manusia "menjajah" dunia di luar Bumi atau bahkan tata surya?


Astronom Rekam Detik-Detik Bintang Lahap Planet

11 Mei 2023

Astronom Rekam Detik-Detik Bintang Lahap Planet

Sebuah bintang melahap planet yang jaraknya 12.000 tahun cahaya, kemudian mengeluarkan debu-debu sisa serdawa.