Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengalaman Likuifaksi di Jepang dan India serta Mitigasinya

image-gnews
Likuifaksi di Shinkiba setelah gempa lepas pantai Tohoku 2011. Kredit: Morio/Wikimedia Commons
Likuifaksi di Shinkiba setelah gempa lepas pantai Tohoku 2011. Kredit: Morio/Wikimedia Commons
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Banyaknya korban di Kampung Petobo akibat dari likuifaksi atau pencairan tanah yang berbarengan dengan gampa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, bulan lalu.

Baca: Peneliti LIPI: Tanah Cekungan Bandung Tidak Berpotensi Likuifaksi
Baca: Ini Cara Ahli Gempa ITB Atasi Potensi Likuifaksi di Bandara Bali
Baca: Kenapa Petobo Terdampak Paling Parah Likuifaksi? Simak Kata Ahli

Laman Geographyamyou.com, Mei 2018 melaporkan bahwa ada cara untuk mengurangi kerusakan akibat likuifaksi itu di Jepang dan India yang juga pernah terjadi.

Kedua negara tersebut terkena dampak kerusakan yang besar dan memakan banyak korban, berikut penjelasan peristiwa tersebut:

1. Likuifaksi di Urayasu, Jepang

Gempa yang terjadi di lepas pantai Pasifik Tohoku, Jepang pada 11 Maret 2011 telah mengakibatkan likuifaksi sejauh ratusan mil. Sebagian besar struktur daerah yang terdampak menjadi miring dan tenggelam.

Pergeseran dalam tanah menghancurkan saluran air, pembuangan dan pipa gas, serta melumpuhkan infrastruktur. Pencairan yang menyebabkan kerusakan yang signifikan itu terletak jauh dari pusat gempa. Lebih dari 70 persen Kota Urayasu menderita karena likuifaksi tersebut.

Kota tersebut dibangun dari timbunan sampah pada 1960-an. Uji tanah kemudian mengungkapkan bahwa tanah di Urayasu menunjukkan resistensi yang lebih rendah terhadap likuifaksi.

2. Likuifaksi di Guwaharti, India

Kota Guwaharti terletak di bawah zona seismik yang dianggap paling aktif di dunia. Kota besar di India itu berada dalam risiko jika gempa bumi dengan magnitudo 8 atau lebih. Pada 12 Juni 1897 gempa berkekuatan magnitudo 8,1 terjadi di Shillong yang membuat daerah Brahmaputra mencair.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hal itu menyebabkan banjir di sekitar dataran tinggi dan air bertahap membentuk danau. Gempa tersebut menyebabkan kerusakan besar, tanggul mulai tenggelam dan fenomena tersebut terulang kembali pada 1950.

Untuk mengurangi kerusakan yang diakibatkan likuifaksi, ada tiga metode. Pertama, dengan menghindari konstruksi pada tanah jenuh. Oleh karena itu penelitian tanah harus dilakukan sebelum membangun untuk memeriksa apakah tanah tahan untuk konstruksi.

Metode kedua adalah membangun sistem struktur tahan likuifaksi. Sedangkan metode ketiga adalah dengan memperbaiki kondisi tanah, metode ini digunakan untuk mengurangi pencairan tanah yang telah dirancang untuk meningkatkan kekuatan dan kualitas tanah. Contoh metodenya seperti pemadatan Vibro, pemadatan dinamis.

Metode di atas juga dilakukan oleh ahli dan peneliti gempa dari Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof. Mashyur Irsyam pada Bandara Ngurah Rai Bali dan untuk Bandara di Kulon Progo.

"Caranya dengan membuat padat tanah yang berpasir," ujarnya. Setelah bisa diperkirakan dan diketahui caranya, kata Mashyur, tinggal dihitung biayanya apakah impas atau tidak.

Sesuai standar bangunan, kekuatan pondasi harus kuat terhadap beban bangunan yang dipikul. Pondasi bangunan yang ramah gempa itu sudah dipersiapkan untuk menerima gaya gempa. "Selama gaya yang kita pakai untuk pondasi sudah diperhitungkan, itu antisipasi likuifaksi juga," ujarnya.

Simak artikel menarik lainnya tentang likuifaksi hanya di kanal Tekno Tempo.co

GEOGRAPHY AND YOU

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tsunami dan Gempa Palu Donggala 2018 dalam Angka: Korban, Daya Rusak, dan Lainnya

29 September 2023

Warga mengamati bekas bangunan Masjid Terapung yang ambruk ke laut akibat gempa dan tsunami di Pantai Kampung Lere di Palu, Sulawesi Tengah, Senin, 24 April 2023. Saat musim libur Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah sejumlah kawasan terdampak bencana gempa, tsunami dan likuefaksi di daerah tersebut ramai dikunjungi warga terutama dari luar daerah. ANTARA/Mohamad Hamzah
Tsunami dan Gempa Palu Donggala 2018 dalam Angka: Korban, Daya Rusak, dan Lainnya

Gempa Palu Donggala pada 28 September 2018 adalah bencana yang sangat patut untuk dikenang. Lantas berapa korban, rumah rusak, dan hal lainnya?


Fenomena Likuifaksi di Gempa Palu 5 Tahun Lalu, Mengenal Likuifaksi

29 September 2023

Sisa puing rumah yang terkena likuifaksi di Desa Jono Oge, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, saat gempa Palu, 28 September 201. Foto diambil pada 17 September 2019 saat kunjungan tim kemanusiaan PBB ke Palu. [Eka Yudha Saputra]
Fenomena Likuifaksi di Gempa Palu 5 Tahun Lalu, Mengenal Likuifaksi

Likuifaksi seperti di gempa Palu adalah bencana yang dapat datang kapan saja. Sering kali disertai gempa dan tsunami menjadikannya sangat berbahaya.


BNPB Sebut Lumpur Bergerak Usai Gempa Pasaman Bukan Likuifaksi

27 Februari 2022

Pasca gempa di Pasaman Barat terlihat semburan air panas di Bonjol Sumatera Barat. Diambil dari Twitter/@Davidharis10
BNPB Sebut Lumpur Bergerak Usai Gempa Pasaman Bukan Likuifaksi

BPBD Kabupaten Limapuluh Kota, telah melakukan kaji cepat dan pemetaan melalui udara soal kejadian usai gempa Pasaman tersebut


Gempa Palu 2018, Gedung Rusun Berbahaya Belum Juga Dibongkar

10 Februari 2022

Warga beraktivitas di sekitar bangunan rusun yang rusak akibat gempa di Palu, Sulawesi Tengah, Senin 2 September 2019. Bangunan rumah susun berlantai empat yang berada di sekitar permukiman warga tersebut nyaris roboh. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/ama.
Gempa Palu 2018, Gedung Rusun Berbahaya Belum Juga Dibongkar

Bangunan itu rusak karena dampak guncangan gempa pada 28 September 2018 yang menewaskan lebih dari dua ribu orang.


Profesor Gempa Hitung Lebih dari 2.500 Kejadian Gempa di Indonesia Setiap Tahun

27 Desember 2021

Warga melintas di area yang terkena gempa di Petabo, Palu Selatan, Sulawesi Tengah, Senin, 1 Oktober 2018. Daerah tersebut merupakan salah satu lokasi paing parah terdampak gempa di Palu, dan petugas kesulitan menjangkaunya akibat reruntuhan bangunan dan jalan yang rusak. ANTARA
Profesor Gempa Hitung Lebih dari 2.500 Kejadian Gempa di Indonesia Setiap Tahun

Bisa ditebak, gempa dengan kekuatan di atas magnitudo 6,5 itu paling banyak terjadi di wilayah Indonesia Timur daripada Barat.


Perempuan Peneliti Bencana dari BRIN Dapat Leadership Awards

14 Oktober 2021

Peneliti Pusat Geoteknologi BRIN Nuraini Rahma Hanifa peraih Leadership Awards jaringan perempuan dunia untuk pengurangan risiko bencana yang diberikan United Nations Office for Disaster Risk Reduction-Regional Office for Asia and Pacific (UNDRR), Rabu 13 Oktober 2021. (FOTO/BRIN)
Perempuan Peneliti Bencana dari BRIN Dapat Leadership Awards

Penghargaan ini merupakan ajang pengakuan kepada para perempuan yang memberi kontribusi dalam upaya pengurangan risiko bencana di Asia Pasifik.


PVMBG: Gempa Tojo Una-una Berpotensi Bahaya Ikutan Likuifaksi

26 Agustus 2021

Peta lokasi sumber gempa berkekuatan Magnitudo 5,8 di Sulawesi Tengah, Senin 26 Agustus 2021. (ANTARA/HO-BMKG)
PVMBG: Gempa Tojo Una-una Berpotensi Bahaya Ikutan Likuifaksi

Likuifaksi terjadi dipicu guncangan gempa kuat pada tanah yang dominan pasir, jenuh air, muka air tanah dangkal berkedalaman kurang dari 15 meter.


Tanah Bergerak di Aceh Besar, Gubernur Minta Petunjuk Peneliti

28 Januari 2021

Gubernur Aceh Nova Iriansyah meninjau lokasi bencana tanah bergerak di Gampong Lam Kleng, Kecamatan Kuta Cot Glie Aceh Besar, Rabu 27 Januari 2021. (M ifdhal)
Tanah Bergerak di Aceh Besar, Gubernur Minta Petunjuk Peneliti

Gubernur Aceh Nova Iriansyah berharap fenomena tanah bergerak hanya tanah longsor biasa.


Setahun Gempa Palu, Warga Cerita Detik-detik Likuifaksi

19 September 2019

Puing yang tersisa di Desa Jono Oge, Kabupaten Sigi, salah satu daerah yang terkena likuifaksi saat gempa Palu 28 September 2018. Foto diambil pada 17 September 2018 saat kunjungan Tempo bersama tim kemanusiaan PBB memperingati setahun gempa Palu.[Eka Yudha Saputra/Tempo]
Setahun Gempa Palu, Warga Cerita Detik-detik Likuifaksi

Likuifaksi yang terjadi saat gempa Palu setahun lalu, tepatnya 28 September 2018, membuat tanah bergeser hingga menyebabkan seluruh permukiman hancur.


Setahun Gempa Palu, Desa Bekas Likuifaksi Seperti Desa Mati

18 September 2019

Sisa puing rumah yang terkena likuifaksi di Desa Jono Oge, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, saat gempa Palu, 28 September 201. Foto diambil pada 17 September 2019 saat kunjungan tim kemanusiaan PBB ke Palu. [Eka Yudha Saputra]
Setahun Gempa Palu, Desa Bekas Likuifaksi Seperti Desa Mati

Warga dilarang bermukim di zona likuifaksi setelah gempa Palu mengguncang tahun lalu. Desa Jono Oge yang terdampak kini terlihat seperti desa mati.