TEMPO.CO, Jakarta - Platform Indonesialeaks hampir dijebol oleh hacker setelah memberitakan investigasi perusakan barang bukti buku bank yang mencatat transaksi perusahaan milik Basuki Hariman. Perusakan barang bukti tersebut dilakukan dua bekas penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yaitu Roland Ronaldy dan Harun.
Baca juga: Polri Lakukan Penyelidikan Eksternal soal Indonesialeaks
"Ada IP (Internet Protocol) yang terus-terusan mencoba untuk masuk. Yang agresif itu ada satu IP saja, tapi masih aman," ujar Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers Nawawi Bahrudin kepada Tempo melalui pesan singkat, Selasa, 16 Oktober 2018. LBH Pers merupakan anggota non-media di Indonesialeaks.
Indonesialeaks merupakan kanal bagi para informan publik yang ingin membagi dokumen penting tentang skandal yang layak diungkap. Mereka bisa merahasiakan identitas, prinsip anonimitas ini bertujuan untuk menjamin keselamatan para informan.
Baca juga: AJI Tegaskan Data Indonesialeaks Valid
Saat ini Indonesialeaks sedang mengungkap kasus penodaan barang bukti catatan buku bank mengenai uang yang diberikan kepada sejumlah pejabat, termasuk untuk pejabat Polri. Seperti juga tertuang dalam salinan berita acara pemeriksaan, ada 19 catatan transaksi untuk individu yang terkait dengan institusi Kepolisian RI, temasuk nama Tito tercatat sebagai Kapolda/Tito atau Tito saja.
"Soal keamanan platform, sudah pernah dilakukan pen test dan saat ini keamanan digitalnya cukup baik untuk menjamin anonimitas informan," tambah Nawawi. "Itu sudah dipastikan aman, sudah disiapkan pengamanan yang baik, sebab ini pertaruhannya kredibilitas platform di publik."
Apa yang dilakukan Indonesialeaks merupakan sesuatu yang sensitif dan bisa saja menjadi target serangan keamanan siber. "Saat ini kami akan fokus pengamanan platform dan informan saja," kata Nawawi.
Baca juga: Temuan Indonesialeaks, Dukungan Mengalir untuk Tito Karnavian
Simak kabar terbaru seputar pencobaan peretasan kepada Indonesialeaks hanya di kanal Tekno Tempo.co.