TEMPO.CO, Bandung - Sekolah sebagai ruang publik juga termasuk lokasi rawan bencana seperti gempa, tsunami banjir, longsor, atau kebakaran. Sementara bangunan sekolah di Indonesia dinilai masih belum memenuhi kriteria keamanan dan keselamatan gedung.
Baca: Aplikasi Pesan WhatsApp di Tengah Bencana
Menurut Direktur Regional READY Indonesia Ujang Dede Lasmana, ada beberapa potensi jebakan maut di sekolah saat bencana dan kondisi darurat. "Tidak adanya tangga darurat pada sekolah bertingkat, juga pemasangan teralis secara permanen di kelas-kelas," kata Ujang, Kamis, 18 Oktober 2018.
Faktor lain seperti penguncian pintu atau jalur keluar masuk saat proses belajar mengajar, serta tidak tersedianya peralatan darurat seperti APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dan improvisasinya, seperti karung basah, juga peralatan dan perlengkapan pertolongan pertama medis.
Selain itu, kata Ujang, mereka yang bekerja dan beraktivitas di sekolah tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan darurat bencana
atau penyelamatan diri. "Juga tidak adanya manajemen pencegahan dan penanggulangan bencana," ujarnya.
Untuk menciptakan sekolah aman dan tangguh bencana, kata Ujang, ada tujuh langkah yang bisa diterapkan pengelola sekolah. Pertama, mengenali potensi bencana di sekolah termasuk identifikasi bencana yang pernah terjadi di sekolah.
Kedua, membentuk komite dan tim keselamatan sekolah. Ketiga, membangun jejaring dan jalur komunikasi darurat seperti dengan kepolisian, Palang Merah Indonesia, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
Langkah ke empat, membuat rencana keselamatan dan melengkapi fasilitas keselamatan seperti peta jalur evakuasi. Tahap ke lima menyebarkan pengetahuan dan informasi keselamatan dan upaya pengurangan risiko ke warga sekolah .
Langkah ke enam yakni melatih kesiapan dan kesiagaan serta tanggap darurat bagi warga sekolah. Tahap pamungkas melakukan simulasi bencana.
Secara lengkap dan rincinya, Ujang menuliskan ilmu dan pengalamannya pada buku berjudul "Membuat Sekolah dan Madrasah Anak Anda Aman".
Terkait Hari Pengurangan Risiko Bencana Internasional 13 Oktober, buku itu disebarkannya secara gratis bagi khalayak di tautan: https://www.mediafire.com/download/y28n9k4wusi8e0e.