TEMPO.CO, Jakarta - Barang-barang peninggalan mendiang fisikawan asal Inggris, Stephen Hawking, akan dilelang di Inggris. Balai lelang tersebut adalah Christie's. Selain kursi roda, ada beberapa benda milik Hawking lain yang diumumkan secara online sejak Senin, 22 Oktober 2018, waktu Inggris.
Baca juga: 8 Hal Mengejutkan dari Buku Stephen Hawking
Di antaranya, yaitu salah satu salinan dari lima tesis doktoralnya tentang asal-usul alam semesta di Cambridge University yang ditulis pada 1965, penghargaannya, naskah episode The Simpsons yang menampilkan Hawking, dan makalah ilmiah berjudul "Spectrum of Wormholes dan Fundamental Breakdown of Physics in Gravitational Collapse".
"Tulisan-tulisan Hawking tersebut merekam perkembangan pemikiran dan kecerdasannya," ujar Thomas Venning, Kepala Bagian Buku dan Manuskrip Christie's, seperti dilansir laman Daily Mail, Senin, 22 Oktober 2018.
Baca juga: Stephen Hawking: Manusia Super Akan Menggantikan Kita
Salah satu karya terpenting Hawking sebelum meninggal yang diterbitkan berjudul "A Smooth Exit from Eternal Inflation". Studinya ini merinci sebuah cara di mana para ilmuwan dapat menemukan alam semesta paralel.
Makalah ini memiliki revisi terbaru yang disetujui pada 4 Maret 2017, 10 hari sebelum kematian Hawking. "A Smooth Exit from Eternal Inflation" adalah sebuah makalah matematika yang dibuat untuk menemukan bukti teori multiverse, yang berpendapat bahwa ada banyak alam semesta lain yang ada di samping tempat kita sendiri.
Thomas Hertog, yang turut menulis makalah dengan Hawking, mengatakan bahwa tujuan mereka adalah "mengubah gagasan multiverse menjadi kerangka ilmiah yang dapat diuji," Business Insider melaporkan. Hertog mengatakan bahwa dia menyerahkan versi terbaru makalah ini setelah membahasnya dengan Hawking, untuk memastikan dia menyetujui semuanya.
Baca juga: Stephen Hawking Meninggal Dunia: Ini 5 Ramalannya tentang Bumi
Makalah ini memberikan perhitungan matematis yang diperlukan penyelidik luar angkasa untuk mengumpulkan bukti mengenai keberadaan alam semesta paralel. Penelitian Hawking dan Hertog berpendapat bahwa bukti multiverse harus dapat diukur melalui radiasi latar yang berasal dari awal alam semesta.
Tulisan tersebut juga berspekulasi bahwa radiasi ini harus terdeteksi dengan menggunakan penyelidik luar angkasa yang dilengkapi sensor yang tepat. The Times juga mencatat bahwa jika hipotesa makalah itu dan penelitian menemukan bukti alam semesta paralel, para ilmuwan di balik penemuan tersebut kemungkinan akan memenangkan Hadiah Nobel.
Namun, hadiah itu tidak bisa diberikan secara anumerta, jadi Hawking tidak akan memenuhi syarat. Kemungkinan akan memakan waktu bertahun-tahun sebelum penemuan semacam itu dapat dilakukan. Sayangnya, inilah alasan Hawking tidak pernah dianugerahi Hadiah Nobel.
Sebagai fisikawan teoritis, banyak teori Hawking secara ilmiah dan matematis terdengar sulit atau tidak mungkin untuk dibuktikan dengan teknologi saat ini. Sementara panitia Hadiah Nobel hanya memberikan penghargaan setelah teori terbukti.
Baca juga: Stephen Hawking: Surga Itu Tak Ada
Meski demikian, peran Stephen Hawking sebagai duta ilmu pengetahuan dan penulis buku laris memastikan bahwa warisannya akan terus berlanjut. Buku Hawking tahun 1988, A Brief History of Time, memperkenalkan jutaan pembaca ke kosmologi.
Simak kabar terbaru seputar mendiang Stephen Hawking hanya di kanal Tekno Tempo.co.
DIGITAL TRENDS | THE SUNDAY TIMES | BUSINESS INSIDER | THE TIMES | DAILY MAIL