Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Terungkap, Ada Mikroplastik di Tinja Manusia: Simak Riset Berikut

image-gnews
Mikroplastik yang ditemukan dari sampel di Jalan Ketang-ketang, Pulo Gadung, Jakarta Timur. (Orb Media)
Mikroplastik yang ditemukan dari sampel di Jalan Ketang-ketang, Pulo Gadung, Jakarta Timur. (Orb Media)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah riset terbaru menemukan mikroplastik dalam sampel tinja manusia dari berbagai negara. Studi tersebut menjadi percontohahan yang disajikan dalam konferensi tahunan Gastroenterologi Inggris-Eropa ke 26 di Wina, Austria, pekan ini.

Baca juga: Mikroplastik dalam Botol Air Mineralmu

"Secara pribadi, saya tidak berharap bahwa setiap sampel akan positif," ujar ketua peneliti dari Universitas Kedokteran Wina Philipp Schwabl, seperti dilansir laman NPR.org, pada Senin, 22 Oktober 2018. Schwabl dan rekan-rekan menemukan bahwa semua delapan sampel tinja mengandung partikel polypropylene dan polyethylene-terephthalate, yang merupakan komponen utama dari tutup botol plastik dan botol plastik.

"Apakah ini berbahaya bagi kesehatan manusia? Itu pertanyaan yang sangat penting dan kami merencanakan penyelidikan lebih lanjut," kata dia.

Baca juga: Temuan Mikroplastik Air Minum, Ini Tanggapan Menteri Lingkungan

Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Kedokteran Wina dan Badan Lingkungan Austria, mengamati sampel tinja dari delapan orang yang berasal dari delapan negara berbeda, yakni Finlandia, Italia, Jepang, Belanda, Polandia, Rusia, Inggris, dan Austria. Setiap sampel tinja diuji positif hingga sembilan jenis plastik yang berbeda, dengan rata-rata 20 partikel plastik per 10 gram tinja.

Studi tersebut merupakan studi pertama yang membuktikan menemukan setiap orang mengonsumsi makanan sehari-hari dan diambil sampelnya dan semua mengandung plastik. Semua peserta yang diambil sampelnya mengonsumsi makanan yang telah dibungkus plastik serta minuman dalam botol plastik. Tak satu pun dari peserta adalah vegetarian dan enam dari mereka mengkonsumsi ikan mentah.

Schwabl menjelaskan bahwa mikroplastik mungkin memasuki aliran darah, sistem limfatik, dan bahkan mencapai hati. Dia mencatat dalam penelitian hewan dan ikan, mikroplastik telah terbukti menyebabkan kerusakan usus dan hati.

Baca juga: Kepala BPOM Percaya Temuan Soal Mikroplastik Valid, Tapi ..

"Studi ini brilian dan cerdik," kata ahli kimia dan mikroplastik Shari Mason dari Universitas Negeri New York di Fredonia. Mason tidak terlibat dalam penelitian ini. "Mereka secara definitif telah menetapkan apa yang begitu dicurigai oleh banyak dari kita ternyata menelan plastik ini."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dunia memproduksi sekitar 400 juta metrik ton plastik per tahun, setara dengan 882 miliar pon, dan 80 persen berakhir disimpan di tempat pembuangan sampah atau bagian lain dari lingkungan. Partikel terkecil, mikroplastik, berkisar dari 10 nanometer, sangat kecil dan tidak terlihat oleh mata manusia. Bahkan, hingga diameter 5 milimeter.

Mikroplastik, termasuk microfiber dari pakaian, mengambang di udara dan ditemukan di sebagian besar air botolan dan keran, bir, garam laut, batu dan danau bahkan tanah. "Kami tahu dari literatur ilmiah bahwa apa pun yang lebih kecil dari 150 mikron, dan terutama yang lebih kecil dari 50 mikron, dapat bermigrasi melalui dinding usus dan masuk ke sel-sel darah dan organ," kata ahli ekologi Chelsea Rochman dari University of Toronto.

Tidak hanya potensi migrasi plastik di seluruh tubuh, tapi aditif dalam plastik dapat membawa risiko kesehatan. Banyak dari aditif ini dikenal sebagai pengganggu endokrin. Menurut Herbert Tilg, presiden dari Austrian Society of Gastroenterology dan ketua Komite Ilmiah UEG, mikroplastik mungkin bisa menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap sindrom radang usus atau bahkan kanker usus besar, yang sedang meningkat di kalangan orang dewasa muda.

Baca juga: Pemerintah Minta Peningkatan Kajian Mikroplastik pada Air Kemasan

"Kanker usus besar meningkat pada anak muda, dan kami berpikir bahwa baik komponen makanan atau lingkungan merupakan faktornya," kata Tilg. "Sekarang kita tahu, kita dapat mendeteksi mikroplastik pada manusia, kita dapat mengembangkan penelitian yang lebih besar, pada pasien yang sehat dan yang sakit, untuk mengetahui apakah mereka merupakan faktor yang berkontribusi."

Baca juga: Ini Bahaya Mikroplastik jika Masuk ke Dalam Tubuh

Simak riset lainnya seputar mikroplastik hanya di kanal Tekno Tempo.co.

NPR.ORG | AMB

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

33 hari lalu

Ilustrasi kesepian. Shutterstock
Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.


Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

34 hari lalu

Peneliti dan Wakil Direktur Asia Maritime Transparency Initiative CSIS Harrison Prtat. Sumber: istimewa
Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.


Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

34 hari lalu

 acara press briefing bertajuk 'Deep Blue Scars Environmental Threats to the South China Sea' yang diselenggarakan oleh Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) pada Jumat 15 Maret 2024, di Jakarta. Sumber: dokumen IOJI
Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut


Mikroplastik di Dalam Darah Berkorelasi dengan Peningkatan Serangan Jantung

38 hari lalu

Kandungan mikroplastik dari hasil penelitian atas tiga merek air mineral dalam kemasan saat diteliti di laboratorium FMIPA-Universitas Indonesia, Depok, Rabu (14/3). (foto: TEMPO/ Gunawan Wicaksono)
Mikroplastik di Dalam Darah Berkorelasi dengan Peningkatan Serangan Jantung

Studi atas tumpukan plak di pembuluh darah pasien rumah sakit di Italia mendapati kandungan mikroplastik yang sangat jelas di bawah mikroskop.


Bahaya Mikroplastik Bagi Manusia, Sebabkan Radang Paru-paru hingga Turunkan Kualitas Sperma

16 Februari 2024

Persentasi tingka kontaminasi mikroplastik di saluran air keran dan sumur di seluruh dunia. (Orb Media)
Bahaya Mikroplastik Bagi Manusia, Sebabkan Radang Paru-paru hingga Turunkan Kualitas Sperma

Apa saja bahaya dari mikroplastik yang tanpa kita sadari masuk ke dalam tubuh dari lingkungan sekitar?


Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Model skala Kawasan Inti Pemerintahan Pusat Ibu Kota Nusantara atau IKN. ANTARA/Aji Cakti
Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.


Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Proses quality control PCBA motherboard Laptop Merah Putih di PT. XACTI Raya Jakarta-Bogor No.KM.35, Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos, Depok, Senin, 29 Januari 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.


Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.


Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Masyarakat Melayu Pulau Rempang berkumpul di Lapangan Sepakbola Dataran Muhammad Musa, Kampung Sembulang, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang pada Rabu (11/10/2023). FOTO: YLBHI
Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.


Mikroplastik di Antartika Dianalisis Gunakan Ilmu Nuklir, Kaji Kotoran Penguin

9 Januari 2024

Sensus Penguin Antartika
Mikroplastik di Antartika Dianalisis Gunakan Ilmu Nuklir, Kaji Kotoran Penguin

Mikroplastik di Antartika dikaji pada kotoran penguin dan air.