Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

35 Persen Karang Indonesia Jelek, LIPI Lakukan Evaluasi

image-gnews
Terumbu karang di Pulau Hoga, Kaledupa, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, 6 Januari 2017. Kehidupan bawah laut di Kaledupa merupakan salah satu yang terlengkap. Sebut saja Pulau Hoga yang memiliki 750 spesies koral dari sekitar 850 koral yang ada di dunia. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean
Terumbu karang di Pulau Hoga, Kaledupa, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, 6 Januari 2017. Kehidupan bawah laut di Kaledupa merupakan salah satu yang terlengkap. Sebut saja Pulau Hoga yang memiliki 750 spesies koral dari sekitar 850 koral yang ada di dunia. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) fokus melakukan evaluasi terhadap karang yang dieksploitasi untuk diperdagangkan (coral trade). Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Dirhamsyah menjelaskan bahwa hal itu menyangkut kehidupan nelayan karang.

Baca: LIPI: Ubur-ubur Teluk Jakarta Lebih Berbahaya Ketimbang di Ancol
Baca: Ahli LIPI: Tanah Bergerak di Tangerang Perlu Studi Investigasi

"Sekarang kami sedang mengevaluasi lokasi-lokasi yang karangnya dieksploitasi untuk coral trade. Kami akan sekaligus mengumumkan tentang hal ini bersama dengan deklarasi status karang pertengahan bulan depan, November 2018," ujar Dirhamsyah kepada Tempo melalui pesan singkat, Kamis, 25 Oktober 2018.

Menurut laporan status terumbu karang 2017 Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, kondisi terumbu karang di Indonesia kurang baik. Sementara Indonesia akan menjadi tuan rumah Our Ocean Conference (OCC) 2018 di Nusa Dua, Bali, pada 29-30 Oktober 2018. Gelaran tersebut untuk mendukung ketahanan ekosistem laut secara global.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa di bagian barat Indonesia terdapat 145 terumbu karang yang berstatus jelek dengan persentasi 33,33 persen dan sangat baik hanya 39 dengan persentasi 8,97 persen. Di bagian tengah Indonesia terdapat 151 terumbu karang dalam kondisi jelek dengan persentasi 37,1 persen dan sangat baik jumlahnya 20 saja dengan persentasi 4,91 persen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Ini berkaitan dengan hajat hidup nelayan karang. Kami ingin fair bila fakta di lapangannya jelek atau rusak akan kami sampaikan apa adanya, namun bila fakta sebaliknya, ya harus dicabut pelarangannya," tambah Dirhamsyah.

Sementara di bagian timur Indonesia terdapat 78 terumbu karang dalam kondisi jelek dengan persentasi 35,1 persen dan sangat baik jumlahnya 9 dengan persentasi 4,05 persen. Secara keseluruhan kondisi karang Indonesia jika dipersentasikan adalah 35,15 persen dalam kondisi jelek dan sangat baik hanya 6,39 persen saja.

Isu tersebut, kata dia, sudah masuk dalam beberapa rapat antarkementerian. "Trade coral sdh dilarang sejak awal 2018. Terdapat beberapa perusahaan ekportir karang yang telah merumahkan pegawainya. Isu ini sudah didiskusikan di Kemenkomar dan Kemenko Ekonomi. Mudah-mudahan masalah ini selesai dalam waktu dekat," kata Dirhamsyah.

Simak artikel menarik lainnya tentang terumbu karang dan LIPI hanya di kanal Tekno Tempo.co

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


KKP Kembangkan Program Adopsi Karang

8 hari lalu

KKP Kembangkan Program Adopsi Karang

Sebagai upaya pelestarian ekosistem terumbu karang yang dapat memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan program Adopsi Karang.


Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

12 hari lalu

Peneliti dan Wakil Direktur Asia Maritime Transparency Initiative CSIS Harrison Prtat. Sumber: istimewa
Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.


Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

12 hari lalu

 acara press briefing bertajuk 'Deep Blue Scars Environmental Threats to the South China Sea' yang diselenggarakan oleh Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) pada Jumat 15 Maret 2024, di Jakarta. Sumber: dokumen IOJI
Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut


KKP Rehabilitasi Terumbu Karang di Empat Lokasi

50 hari lalu

KKP Rehabilitasi Terumbu Karang di Empat Lokasi

KKP Gencar lakukan program rehabilitasi terumbu karang untuk konservasi dan kesejahteraan laut Indonesia.


KKP Rehabilitasi Terumbu Karang di Empat Lokasi

50 hari lalu

KKP Rehabilitasi Terumbu Karang di Empat Lokasi

KKP Gencar lakukan program rehabilitasi terumbu karang untuk konservasi dan kesejahteraan laut Indonesia.


Tips Aman Saat Bertemu Ular Laut Ketika Wisata Bahari

7 Januari 2024

Ular laut. Foto: scuba.com
Tips Aman Saat Bertemu Ular Laut Ketika Wisata Bahari

Bermain ke pantai atau wisata bahari seperti snorkeling punya potensi bertemu ular laut. Begini tips aman saat bertemu hewan berbisa itu.


5 Jenis Ular Laut yang Harus Diwaspadai saat Snorkeling

7 Januari 2024

Wisatawan melakukan selam permukaan (snorkeling) di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu 9 September 2023. Sudin Parekraf Kepulauan Seribu.mencatat ada 295.221 wisatawan lokal dan mancanegara yang berkunjung ke Kepulauan Seribu sepanjang Januari hingga Agustus 2023, kunjungan tersebut meningkat karena promosi media sosial serta program hiburan lainnya yang dilakukan pihak Pemprov DKI Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
5 Jenis Ular Laut yang Harus Diwaspadai saat Snorkeling

Saat snorkeling, sejumlah hewan yang bersembunyi di dalam terumbu karang harus diwaspadai terutama ular laut yang beracun.


7 Fakta Pulau Natuna, Alamnya Kaya Destinasi Wisatanya Juara

22 Desember 2023

Seorang pria berdiri melihat indahnya pantai di Natunam Ranai, Riau, 20 Agustus 2016. Memiliki keindahan laut dan banyaknya fauna bawah laut membuat Kepulauan Natuna menjadi salah satu tempat yang banyak dikunjungi oleh nelayan-nelayan ilegal. (Ulet Ifansasti/Getty Images)
7 Fakta Pulau Natuna, Alamnya Kaya Destinasi Wisatanya Juara

Selain dikenal memiliki kekayaan alam yang melimpah, Pulau Natuna juga dikenal sebagai destinasi wisata menarik.


Kelompok Maratua Lestarikan Terumbu Karang Bersama BRI Peduli

21 Desember 2023

Kelompok Maratua Lestarikan Terumbu Karang Bersama BRI Peduli

Beningnya warna laut yang berwarna biru-kehijauan tampak begitu menyatu dengan putihnya pasir pantai di Pulau Maratua, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur.


Disinggung dalam Debat Capres, Ini 4 Akar Permasalahan Papua Menurut LIPI

14 Desember 2023

Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo , Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto, dan Capres nomor urut 1 Anies Baswedan saling berjabat tangan usai debat perdana di KPU RI, Jakarta, Selasa, 12 Desember 2023. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Disinggung dalam Debat Capres, Ini 4 Akar Permasalahan Papua Menurut LIPI

LIPI menemukan setidaknya ada empat akar masalah Papua. Hal tersebut berdasarkan riset LIPI yang dilakukan pada 2009.