TEMPO.CO, Jakarta - Kejahatan di media sosial masih sering terjadi, termasuk pada aplikasi pesan WhatsApp. Untuk mencegah masalah tersebut, CEO WhatsApp Chris Daniels, mengadakan diskusi dengan pejabat penegak hukum di India untuk mendapatkan solusi.
Baca: Pembaruan WhatsApp Hadirkan Fitur Stiker Menarik
Baca: Tingkatkan Keamanan, WhatsApp Akan Punya Fitur Kunci
Baca: Top 3 Tekno Berita Hari Ini: WhatsApp akan Punya Mode Liburan
"Penting untuk memahami bahwa WhatsApp dienkripsi secara menyeluruh, untuk itu kami harus mendesain ulang sistem dan memperbaiki privasi standar untuk melacak data pengguna tanpa pandang bulu. Kami pikir ini terlalu mengganggu dari perspektif privasi," ujar Daniel, seperti dilansir laman Business Today, Selasa, 30 Oktober 2018.
Daniels memulai kunjungan ke India kedua kalinya dalam beberapa bulan terakhir. Selain merundingkan kebuntuan mengenai penelusuran kejahatan pada platform olah pesan seluler itu, dia berharap untuk mempromosikan aplikasi WhatsApp Business yang baru. Namun yang terpenting, Daniels berniat mengumumkan untuk tetap berkomitmen penuh pada enkripsi end-to-end.
Menurut laman The Economic Times, Daniels mengatakan bahwa privasi dan keamanan merupakan ciri khas dari WhatsApp. Dan, kata dia, WhatsApp tidak akan memiliki rencana untuk mengubah komitmen pengamanan platform.
"Memerangi misinformasi adalah tantangan sosial yang membutuhkan tindakan dari perusahaan teknologi, masyarakat sipil, pemerintah dan pengguna bersama-sama," tambah Daniels. "Kami ingin menjaga WhatsApp sesuai dengan apa tujuan awal dibangunnya, sebagai percakapan pribadi, seperti teman yang Anda miliki di rumah."
Bulan lalu, perusahaan besutan Facebook itu telah menunjuk Komal Lahiri sebagai petugas pengaduan untuk India, setelah petisi yang diajukan di Mahkamah Agung yang menuduh aplikasi itu tidak mematuhi hukum India. Daniels mengklaim bahwa Kepala WhatsApp India itu akan menjalankan tugas untuk mengembangkan tim lokal dalam melayani lebih dari 200 juta pengguna India.
Daniels juga mengakui bahwa mengandalkan penegakan hukum tidak cukup untuk menangani kejahatan tersebut. Setiap kali pengguna memperkenalkan teknologi baru, kata dia, perlu pendidikan luas untuk menjelaskan bagaimana agar tetap aman.
"WhatsApp bekerja sama dengan Yayasan Pemberdayaan Digital untuk melakukan pelatihan literasi digital di 15 negara bagian, dan telah meluncurkan kampanye pendidikan publik berskala besar dengan kiat tentang cara menemukan berita palsu," lanjut Daniels.
Selain itu, Daniels mengadakan pertemuan dengan Menteri Teknologi Informasi India Ravi Shankar Prasad dan pejabat tinggi dari Reserve Bank of India. Daniels mengatakan bahwa akan mengeksplorasi bagaimana WhatsApp dapat mendukung bisnis kecil India, dengan target lebih dari 50 juta pengguna.
"Sebuah perusahaan kacamata di Bengaluru, Glassic, mengatakan kepada kami bahwa 30 persen dari penjualan baru mereka berasal dari obrolan WhatsApp. Kami mengumumkan minggu ini sebuah proyek dengan Startup India di mana WhatsApp akan secara langsung mendukung bisnis dan pengusaha baru milik India," lanjut Daniels.
Simak artikel menarik lainnya tentang WhatsApp hanya di kanal Tekno Tempo.co
BUSINESS INSIDER | THE ECONOMIC TIMES