TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena tanah bergerak terjadi di Perumahan Lembah Santur, Desa Santur, Kecamatan Barangin, Kota Sawah Lunto, Sumatera Barat. Peristiwa tersebut terjadi pada pagi tadi sekitar pukul 05.00, Jumat, 2 November 2018.
Baca juga: Ahli LIPI: Tanah Bergerak di Tangerang Perlu Studi Investigasi
Berdasarkan keterangan tertulis dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sawah Lunto, tanah bergerak yang menyebabkan retakan di jalan terjadi setelah hujan ekstrem sejak 11 Oktober 2018. Posisi perumahan berada di kemiringan sehingga terjadi pergerakan tanah akibat infiltrasi air hujan ke dalam tanah.
"Imbasnya, banyak bangunan rumah banyak retak dan miring, lantai rumah amblas, saluran atau drainase dan jalan lingkungan retak-retak," menurut keterangan tertulis dari Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, Jumat, 2 November 2018.
Baca juga: Ternyata Inilah Penyebab Tanah Bergerak di Tangerang
Peristiwa tersebut membuat warga Perumahan Lembah Santur sebanyak lima kepala keluarga dengan 22 jiwa mengungsi di sekitar rumah warga. Beruntung tidak ada korban jiwa akibat peristiwa itu. Hanya saja, kerugian materil sebanyak 4 unit rumah rusak berat dan 12 unit rumah rusak ringan, serta tanah retak sepanjang kurang lebih 40 meter.
Rumah yang rusak akibat pergerakan tanah setelah hujan deras di Desa Santur, Sawah Lunto, Sumatera Barat, 2 November 2018. Foto: BNPB
Beberapa upaya juga dilakukan dengan dipimpin Sekretaris Daerah dihadiri kepala OPD terkait telah mengadakan rapat penanganan pergerakan tanah di perumahan Lembah Santur. Sekaligus ekspose bencana alam di beberapa kecamatan tentang penanganan longsoran tebing tanah yang menimbun jalan-jalan utama kota dan pembersihan serta pemotongan pohon tumbang.
BPBD Kota Sawahlunto juga telah melakukan pembersihan longsoran tanah dengan alat berat baik backhoe dan excavator untuk membuka lalu lintas jalan yang tertutup longsoran tanah. Serta pemasangan dan penutupan jalan lingkungan perumahan yang retak dan amblas dengan terpal plastik.
Baca juga: Fenomena Tanah Retak di Depok, PVMBG: Dipicu Hujan Deras
Selain itu, Tagana juga telah mendirikan tenda, membuat dapur umum di lokasi perumahan dan memberikan bantuan terpal plastik. Dinas PUPR melakukan estimasi dampak, Bidang Perumahan dan kawasan permukiman akan memperbaiki saluran atau drainase di kawasan perumahan yang banyak retak dan patah.
Karena, apabila hujan turun dengan intensitas cukup tinggi, kemungkinan pergerakan tanah susulan akan terus terjadi dan bangunan rumah kerusakannya semakin besar. Kondisi terakhir, sebagian jalan di lingkungan perumahan yang retak dan amblas tidak bisa dilalui sementara oleh kendaraan roda 4 karena sedang dilakukan perbaikan melibatkan warga. Dan warga setempat diminta waspada untuk kemungkinan pergerakan tanah susulan.
Pergerakan tanah akibat hujan deras di Desa Santur, Sawah Lunto, Sumatera Barat, 2 November 2018. Foto: BNPB
Baca juga: Fenomena Tanah Bergerak di Tangerang, Mungkinkah Likuifaksi?
Simak kabar terbaru seputar tanah bergerak hanya di kanal Tekno Tempo.co.