TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Kaspersky Lab dan University of Oxford Functional Neurosurgery Group mengungkapkan bahwa pelaku kejahatan siber dapat mengeksploitasi implan memori untuk dicuri, memata-matai, mengubah, bahkan mengendalikan ingatan manusia.
Baca: Kaspersky Lab: Data Perguruan Tinggi Juga Jadi Sasaran Hacker
Baca: Kaspersky Lab: 50 Juta Akun Facebook Terancam Disalahgunakan
Penelitian tersebut menyatakan bahwa ancaman radikal itu kemungkinan baru muncul beberapa dekade kemudian, meski teknologinya sekarang sudah hadir dalam bentuk perangkat simulasi otak mendalam.
Para ilmuwan sedang mempelajari bagaimana memori diciptakan dalam otak dan menjadi target, tempat penyimpanan dan ditingkatkan memakai perangkat yang ditanam.
"Kerentanan perlu diperhatikan karena teknologi sekarang akan menjadi landasan di masa depan. Meskipun belum ada serangan yang menargetkan neurostimulator yang telah diamati di lingkungan, tapi titik kelemahan itu nyata adanya bahkan tidak sulit untuk dieksploitasi," ujar Junior Security Researcher Tim Riset dan Analisis Global Kaspersky Lab Dmitry Galov, Selasa, 6 November 2018.
Menurutnya, kerentanannya justru terdapat dalam perangkat lunak dan keras yang terhubung. Hal ini perlu diperhatikan agar dapat bersiap menghadapinya. Peneliti menggabungkan analisis praktis dan teoritis dalam mengeksplorasi kerentanan perangkat yang ditanamkan untuk stimulasi otak.
Hal itu dikenal sebagai Implantable Pulse Generators (IPG) atau neurostimulator. Perangkat ini mengirim impuls listrik ke target spesifik di otak untuk pengobatan seperti gangguan penyakit Parkinson, tremor esensial, depresi berat dan gangguan kelainan obsesif-kompulsif.
"Kita perlu menyatukan para profesional di bidang kesehatan, industri keamanan siber dan produsen untuk membantu mengamati, dan mengurangi semua potensi kerentanan, baik yang kita lihat hari ini maupun yang akan muncul di masa mendatang," kata Galov.
Generasi terbaru dari implan tersebut dilengkapi dengan manajemen perangkat lunak untuk dokter dan pasien, yang dipasang pada tablet dan ponsel pintar kelas komersial. Koneksi yang dihubungkan antar mereka berdasarkan pada protokol Bluetooth standar.
Doktor peneliti di University of Oxford Functional Neurosurgery Group Laurie Pycroft mengatakan bahwa implan memori adalah prospek nyata dan menarik bahkan menawarkan manfaat kesehatan yang signifikan.
"Prospek untuk dapat mengubah dan meningkatkan ingatan kita dengan elektroda mungkin terdengar seperti fiksi, tapi hal tersebut berlandaskan pada fondasi sains kuat yang sudah ada saat ini," tambah Pycroft. "Prostesis ingatan ini hanya tinggal masalah waktu saja".
Menurut Pycroft, usaha untuk berkolaborasi dalam memahami dan mengatasi risiko kerentanan yang muncul dengan teknologi yang relatif baru, dan pastinya akan berguna di masa depan nanti. Penelitian tersebut berjudul 'The Memory Market: Preparing for a future where cyber-threats target your past'.
Simak artikel lainnya tentang penelitian Kaspersky Lab di kanal Tekno Tempo.co.