Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lukisan Gua Kalimantan, Bukti Seniman Zaman Es di Nusantara

image-gnews
Hasil proses render lukisan gua berumur 40 ribu tahun yang ada di Sangkulirang-Mangkalihat. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional
Hasil proses render lukisan gua berumur 40 ribu tahun yang ada di Sangkulirang-Mangkalihat. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tim arkeolog gabungan Indonesia-Australia berhasil mengungkap lukisan gua berumur 40 ribu tahun di pegunungan terpencil di Semenanjung Sangkulirang-Mangkalihat, Kalimantan Timur. Temuan ini membuktikan bahwa lukisan purba sudah ada di Nusantara sejak puluhan ribu tahun lalu.

Baca juga: Lukisan Gua Berumur 40 Ribu Tahun di Kalimantan Terungkap

Namun, siapa yang menggambar lukisan-lukisan tersebut maish misteri. "Siapa mereka? Dan apa yang terjadi dengan mereka masih misteri," kata salah satu pemimpin studi, Pindi Setiawan, spesiasli gambar cadas dari Institut Teknologi Bandung (ITB), saat paparan studi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kamis, 8 November 2018. Hasil riset berjudul "Palaeolithic cave art in Borneo" ini diterbitkan dalam jurnal Nature edisi 7 November 2018.

Pindi telah mempelajari lukisan gua di Sangkuliran tersebut sejak pertama kali ditemukan berpuluh tahun yang lalu oleh tim Indonesia-Prancis. Gambar tersebut kemudian diteliti lebih lanjut oleh tim gabungan dari ITB, Griffith University Australia, dan dimotori oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas).

Gambar lukisan gua di Lubang Jeriji Saleh, Sangkuriang-Mangkalihat, Kalimantan Timur. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional

Baca juga: Menarik, Lukisan Gua Kalimantan 40.000 Tahun Tidak Berubah Banyak

Penemuan ini menegaskan pandangan bahwa lukisan gua tidaklah berkembang di Eropa saja, seperti yang diyakini selama ini, melainkan merupakan salah satu inovasi penting dalam sejarah kebudayaan manusia Zaman Es di Indonesia. Penemuan-penemuan ini memberikan gambaran bahwa cerita mengenai asal-usul lukisan gua adalah suatu hal yang kompleks.

Eropa telah lama diketahui sebagai pusat perkembangan lukisan gua. Namun, dengan bukti lukisan gua Sangkulirang-Mangkalihat, Kalimantan juga punya peran penting dalam pengembangan lukisan gua yang kerap dikenal sebagai gambar cadas.

Kalimantan merupakan pulau terbesar ketiga di bumi. Hampir sepanjang Zaman Es pulau ini berada di ujung paling timur dari lempeng Benua Eurasia, yang terpisah dari Eropa di ujung barat sejauh 13 ribu kilometer.

Lukisan prasejarah yang terletak di sebuah gua di Kalimantan. Wikipedia.org

Baca juga: Lukisan Gua Pra-Sejarah Terinspirasi Suar

"Sekarang terlihat bahwa dua penemuan gambar cadas tertua muncul pada masa yang hampir bersamaan di ujung-ujung terjauh dan terpencil Zaman Paleolitik Eurasia: satu di Indonesia, dan satu lagi di Eropa, adalah bukti ada dua peradaban yang berbeda," ungkap Adam Brumm, arkeolog dari Griffith University yang juga terlibat dalam penelitian.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejak tahun 1990-an telah diketahui bahwa gua-gua yang berada diatas pegunungan yang terpencil di Semenanjung Sangkulirang-Mangkalihat, Kalimantan Timur, menyimpan serangkaian gambar purba, termasuk ribuan penggambaran tangan manusia (stensil), hewan, simbol-simbol abstrak, dan motif-motif yang saling berhubungan. Karya-karya seni yang nyaris tidak dapat diakses ini kini telah diketahui berusia lebih tua dari yang diduga selama ini.

Pindi, Aubert, dan tim melaporkan serangkaian penanggalan dengan metode uranium-series yang dilakukan terhadap sampel kalsium karbonat yang dikumpulkan dari lukisan gua di Kalimantan. Pengumpulan sampel dan penanggalan tersebut dipimpin oleh spesialis penanggalan gambarcadas dari Griffith, Maxime Aubert.

Gambar cadas tertua yang diketahui penanggalannya adalah gambar seekor hewan yang tidak teridentifikasi (kemungkinan merupakan spesies banteng liar yang hingga kini masih ditemukan di kedalaman hutan Kalimantan). Gambar ini memiliki penanggalan minimum sekitar 40 ribu tahun yang lalu dan hingga saat ini merupakan karya seni figuratif tertua yang ditemukan di Kalimantan.

Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional I Made Geria dan perwakilan peneliti menyerahkan replika lukisan atau gambar cadas berusia 40.000 tahun dari Kalimantan Timur kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendy di Gedung A Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis, 8 November 2018. TEMPO/Khory

Baca juga: Situs Lukisan Gua di Sangkulirang Diusulkan Jadi Geopark

"Gambar tapak tangan di Kalimantan kelihatannya menunjukkan usia yang sama," ungkap spesialis gambarcadas dari Puslit Arkenas, Adhi Agus Oktaviana, salah satu pemimpin studi, "memberi kesan bahwa tradisi gambarcadas Zaman Paleolitik pertama kali muncul di Kalimantan sekitar 52.000 dan 40.000 tahun yang lalu".

Hasil penanggalan ini juga mengindikasikan bahwa terdapat perubahan besar pada budaya seni lukisan gua Kalimantan sekitar 20 ribu tahun lalu, ditunjukkan dengan adanya gaya baru dalam seni gambarcadas ketika iklim global pada Zaman Es mencapai tingkatan paling ekstrem.

Sebelumnya, tim juga mengungkap lukisan gua di Sulawesi yang berumur 40 ribu tahun. Riset ini juga terbit dalam jurnal Nature pada 2014. Sulawesi terletak di tepi Eurasia dan merupakan "batu-loncatan" yang sangat penting antara Asia dan Australia.

"Penelitian yang dilakukan oleh Tim Indonesia-Australia ini memberikan pandangan bahwa lukisan gua menyebar dari Kalimantan ke Sulawesi dan dunia-dunia baru lainnya di luar Eurasia, kemungkinan muncul bersamaan dengan orang-orang pertama yang mengkolonisasi Australia," kata Aubert.

Baca juga: Jejak Purba di Gua Sangkulirang-Mangkalihat

Simak artikel menarik lainnya seputar lukisan gua Kalimantan hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

9 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

28 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

29 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

33 hari lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.


Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

33 hari lalu

Situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur. TEMPO/DEDEN ABDUL AZIZ
Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.


Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

34 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.


Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

51 hari lalu

Batu berlapis yang ditemukan di Desa Kampung Melayu, Kecamatan Bermani Ulu, Kabupaten Rejang Lebong. ANTARA/HO-Diskominfo Rejang Lebong
Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung


Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Pengunjung melihat koleksi museum di Museum Almoudi, Mekkah, Arab Saudi, Jumat 28 Oktober 2022. Museum tersebut berisikan berbagai properti peradaban dan perlengkapan hidup sehari- hari masyarakat Arab di zaman dulu. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi


Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

28 Desember 2023

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

Program double degree ini membuka pintu bagi mahasiswa di kedua belah pihak untuk memperdalam pemahaman mereka dalam bidang arkeologi.


6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

21 November 2023

Kompleks Candi Batujaya di Karawang ditetapkan jadi Cagar Budaya Nasional. TEMPO | Hisyam Luthfiana
6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.