Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

LAPAN: Cuaca Bukan Penyebab Jatuhnya Lion Air JT 610

image-gnews
Tim KNKT mengambil gambar bagian turbin bagian pesawat Lion Air JT 610 di posko Tanjung Priok, Jakarta, Ahad, 4 November 2018. Pesawat Lion Air mengangkut 189 penumpang dan awaknya. TEMPO/Amston Probel
Tim KNKT mengambil gambar bagian turbin bagian pesawat Lion Air JT 610 di posko Tanjung Priok, Jakarta, Ahad, 4 November 2018. Pesawat Lion Air mengangkut 189 penumpang dan awaknya. TEMPO/Amston Probel
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), cuaca bukanlah penyebab jatuhnya Lion Air JT 610. Tim peneliti kebencanaan pesawat dari Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer LAPAN memeriksa tiga faktor kemungkinan.

Baca juga: Lion Air Jatuh, Ini Hasil Ramp Check terhadap 117 Pesawat

Anggota tim peneliti Erma Yulihastin mengatakan, pertanyaan riset terkait dengan kondisi atmosfer dengan insiden itu. Pesawat dengan registrasi PK-LQP jenis Boeing 737 MAX 8 penerbangan Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkalpinang itu berangkat Senin, 29 Oktober 2018 pukul 06.10 WIB dari Bandara Soekarno-hatta. Pesawat yang mengangkut 189 orang penumpang itu jatuh beberapa menit kemudian di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.

Tim melakukan pengolahan data dari beberapa peralatan, pengamatan, termasuk konfirmasi data model atmosfer dari Sadewa (Satellite-bassed Disaster Early Warning System), dan melakukan eksperimen khusus dengan resolusi 1 kilometer. Tujuannya agar tim bisa melihat lebih detil kondisi di sekitar lokasi. “Kami berusaha mendeteksi tiga fenomena yang biasanya menggangu pesawat sehingga menimbulkan kecelakaan,” katanya kepada Tempo, Jumat, 9 November 2018.

Baca juga: Sistem Rusak, Lion Air JT 610 Dipandu karena 'Terbang Buta'

Fenomena pertama terkait dengan downburst, atau hempasan angin ke bawah yang menyebabkan penyimpangan angin yang sangat kuat. “Seolah-olah pesawat itu dihempaskan oleh angin dari arah atasnya. Dari kajian tim, potensi downburst itu kecil karena tidak ada angin yang terlalu kuat di lapisan lokasi pesawat berada. Angin saat itu pada ketinggian 1,5 hingga 2 kilometer cenderung tenang dan kecepatannya kecil. “Sekitar 2 meter per detik saat kejadian sekitar jam 6 pagi.”

Kemungkinan kedua yaitu fenomena clear air turbulence. “Turbulensi parah yang dapat terjadi pada daerah yang tanpa awan,” kata Erma. Secara visibilitas tidak ada awan juga tidak terdeteksi awan oleh radar pesawat. Tapi ada turbulensi yang sangat parah sifatnya yang sangat berbahaya buat penerbangan.

Tim berusaha melihat potensi itu dengan menghitung indeks. Perolehan nillai perhitungannya berdasarkan model adalah 20 atau sangat tinggi. “Sementara kalau terjadi clear air turbulence (CAT) itu harus kurang dari 0,25. Dengan kata lain, potensi adanya CAT tidak ada,” ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca juga: Rekam Jejak Musibah Lion Air Sebelum Insiden JT 610

Kemudian yang ketiga tim ingin melihat terjadinya microburst yang dicirikan oleh pertumbuhan awan kumulonimbus yang sangat cepat. Terjadinya pertumbuhan awan mengindikasikan kondisi atmosfer yang tidak stabil. “Data kami menyimpulkan bahwa untuk fenomena petumbuhan awan itu tidak ada.”

Pertumbuhan awan diketahui pada pukul 02.00 – 04.00 WIB. Tim menggunakan data resolusi yang sangat tinggi dari satelit Himawari yang khusus memantau awan. “Jam lima peluruhan awan, jam enam relatif bersih dari awan,” katanya.

Fenomena microburst hampir tidak terjadi. Sisi stabilitas atmosfer juga dicek dengan beberapa parameter, hasilnya tidak menunjukkan adanya gerakan pengangkatan udara ke atas yang artinya tidak ada pertumbuhan awan. “Kami juga deteksi kemungkinan cuaca buruk seperti badai guntur itu juga tidak ada,” ujar Erma.

Baca juga: Temuan KNKT Setelah Berhasil Unduh Data FDR Lion Air JT 610

Simak artikel menarik lainnya tentang Lion Air JT 610 dan kabar terbaru dari LAPAN hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pesawat Lion Group Kembali Beroperasi untuk Rute Ternate, Pastikan Kondisi Aman Pasca Erupsi Gunung Ruang

5 jam lalu

Pemandangan Bandara Sultan Babullah di Ternate, Maluku Utara, Indonesia. (ANTARA/HO-Kemenhub)
Pesawat Lion Group Kembali Beroperasi untuk Rute Ternate, Pastikan Kondisi Aman Pasca Erupsi Gunung Ruang

Saat ini wilayah penerbangan di Bandara Sultan Babullah Ternate dalam kondisi aman dan terbebas dari pengaruh abu vulkanik bekas erupsi Gunung Ruang.


Terkini Bisnis: Prediksi Ekonom Soal Politisasi Bansos, Sejumlah Penerbangan Lion Grup Dibatalkan

6 jam lalu

Presiden Joko Widodo saat penyerahan bantuan pangan beras cadangan pangan pemerintah kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Gudang Bulog, Cibitung, Jawa Barat, Jumat 16 Februari 2024. Menurut Presiden, pemberian bantuan pangan kepada masyarakat justru merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mengendalikan harga beras dengan meningkatkan suplai di masyarakat. TEMPO/Subekti.
Terkini Bisnis: Prediksi Ekonom Soal Politisasi Bansos, Sejumlah Penerbangan Lion Grup Dibatalkan

Apakah MK akan membenarkan adanya politisasi bantuan sosial (bansos) dalam putusan sidang sengketa Pilpres 2024?


Akibat Erupsi Gunung Ruang Manado, Lion Group Batalkan 27 Penerbangan Rute Terdampak

7 jam lalu

Kecelakaan maskapai Lion Air dari Bandara Soekarno-Hatta yang jatuh di Laut Jawa dan menewaskan 189 orang tersebut juga menggunakan pesawat Boeing 737 Max 8.  TEMPO/Abdi Purmono
Akibat Erupsi Gunung Ruang Manado, Lion Group Batalkan 27 Penerbangan Rute Terdampak

Pembatalan penerbangan akibat erupsi Gunung Ruang yang meletus sejak 18 April 2024.


Tanggapan Lion Air Terkait Penangkapan 2 Karyawan dalam Kasus Penyelundupan Narkoba Jalur Udara

1 hari lalu

Corporate Communication Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantono, memberikan keterangan terkait pelaporan perundungan yang dilakukan terhadap Pilot Loin Air, di Kantor Pusat Lion Air, Jakarta. 30 Agustus 2018. TEMPO/Chitra Paramaesti.
Tanggapan Lion Air Terkait Penangkapan 2 Karyawan dalam Kasus Penyelundupan Narkoba Jalur Udara

Manajemen Lion Air angkat bicara terkait informasi penangkapan dua karyawan maskapai itu dalam kasus penyelundupan narkoba melalui jalur udara.


Bareskrim Ungkap Peredaran Narkoba Melalui Jalur Udara, 2 Petugas Lion Air Terlibat

2 hari lalu

Wakil Direktur Tindak Pidana Narkoba Badan Reserse Kriminal Umum (Bareskrim) Komisaris Besar Arie Ardian (dua dari kanan) menunjukkan barang bukti dari penangkapan 24 kilogram sabu dan ekstasi sebanyak 1.840 di Gedung Mabes Polri, Kamis, 18 April 2024. Pengungkapan dua kasus peredaran narkotika itu dilakukan sejak 22 Maret 2024 dan 4 April lalu. TEMPO/Ihsan Reliubun
Bareskrim Ungkap Peredaran Narkoba Melalui Jalur Udara, 2 Petugas Lion Air Terlibat

Bareskrim Polri menangkap jaringan pengedar narkoba yang melintas melewati jalur udara.


Simak Aturan dan Batas Maksimum Bawa Bagasi ke Pesawat Lion Air Group

3 hari lalu

Pesawat Lion Air. FOTO/Instagram/LionAir
Simak Aturan dan Batas Maksimum Bawa Bagasi ke Pesawat Lion Air Group

Setiap maskapai memiliki aturan berbeda tentang batas maksimum bagasi yang dapat dibawa oleh setiap penumpang.


Dugaan Kartel Harga Tiket Pesawat, 6 Maskapai Penuhi Panggilan KPPU

15 hari lalu

Harga Tiket Pesawat Mahal, KPPU: Avtur Indonesia Termahal di Asia Tenggara karena Monopoli
Dugaan Kartel Harga Tiket Pesawat, 6 Maskapai Penuhi Panggilan KPPU

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) telah memanggil tujuh maskapai penerbangan terkait dugaan kartel harga tiket pesawat.


Lonjakan Penumpang di Libur Lebaran, Dibutuhkan Minimal 329 Pesawat

21 hari lalu

Ilustrasi mudik dengan pesawat terbang. ANTARA/Fransisco Carolio
Lonjakan Penumpang di Libur Lebaran, Dibutuhkan Minimal 329 Pesawat

Dibutuhkan minimal 329 pesawat untuk melayani lonjakan jumlah penumpang selama libur lebaran.


Libur Lebaran, Penerbangan Ditambah 415 Ribu Kursi

21 hari lalu

Sejumlah penumpang menunggu jadwal penerbangan di Bandara Adi Soemarmo Solo di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Jumat, 22 Maret 2024. Foto: Istimewa
Libur Lebaran, Penerbangan Ditambah 415 Ribu Kursi

Delapan maskapai menambah penerbangan hingga 2 ribu penerbangan dengan kapasitas mencapai 400 ribu kursi selama libur Lebaran.


Mudik Lebaran 2024, Jumlah Penerbangan Pesawat Ditambah 2 Ribu

21 hari lalu

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau kesiapan pesawat dan bandara menjelang mudik Lebaran 2024 di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang pada Jumat, 29 Maret 2024. Tempo/Novali Panji
Mudik Lebaran 2024, Jumlah Penerbangan Pesawat Ditambah 2 Ribu

Jumlah penerbangan pesawat ditambah 2 ribu selama masa mudik lebaran.