TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SDM IPTEK) menganugerahkan Habibie Award kepada tiga ilmuwan yang telah berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan Indonesia.
Baca: Ilmuwan Penerima BJ Habibie Award: Ramah Lingkungan itu Sehat
Baca: Ilmuwan Perempuan Ini Raih BJ Habibie Technology Award 2018
Baca: Ini Ilmuwan Perempuan Pertama Peraih BJ Habibie Technology Award
Tiga ilmuwan itu adalah Mikrajuddin Abdullah di bidang ilmu dasar, Rovina Ruslami bidang ilmu kedokteran dan Edvin Aldrian bidang ilmu rekayasa.
"Habibie Award merupakan salah satu program utama Yayasan SDM IPTEK, ada juga beasiswa S3 dalam negeri. Pelaksanaan program ini sudah berlangsung sejak 1999, tujuannya memberikan penghargaan kepada perseorangan atau badan yang dinilai sangat aktif dan berjasa besar," ujar Ketua Pengurus Yayasan SDM IPTEK Wardiman Djojonegoro, di Ball Room, Hotel Le Meridien, Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa, 13 November 2018.
Mikrajuddin Abdullah merupakan seorang profesor di bidang fisika nanomaterial. Dia memiliki skor SINTA mencapai 95,15 yang merupakan skor tertinggi kedua untuk dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) dan tertinggi ketujuh secara nasional. Mikrajuddin juga menjadi perintis Asian Physics Symposium pada 2005 dan Nanosciense and Nanotechnology Symposium 2008.
Sementara Rovina Ruslami adalah seorang Guru Besar Ilmu Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (FK UNPAD). Rovina tergabung dalam jejaring peneliti TB Nasional (JetSet-TB), anggota jejaring pemeliti klinis TB, yaitu Asian TB Reseach and Clinical Trial Integrated Organizational Network, anggota konsorsium Meningitis TBC, dan pada 2018 terpilih menjadi Secretary of TB Program of the Union (International Union Against TB and Lung Diseass), suatu bentuk pengakuan internasional untuk peneliti Indonesia yang berkiprah di bidang TBC.
"Kami mendorong pengembangan dan kesadaran akan teknologi. Semoga pemenang menjadi inspirator bagi calon ilmuwan di Indonesia dan kami ucapkan terima kasih kepada Pak Habibie," kata Wardiman.
Sedangkan Edvin Aldrian, saat ini menjabat sebagai profesor di bidang Meteorologi dan Klimatologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Dia aktif sebagai anggota Dewan Panel PBB, yaitu Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), menjabat sebagai Wakil Ketua Kelompok Kerja I, serta menjadi wakil Indonesia dan Asia Pasifik Barat Daya, serta orang Indonesia kedua yang menduduki jabatan tersebut.
Menurut Ketua Dewan Pengurus The Habibie Center Sofian Effendi, penghargaan Habibie Award diharapkan menjadi stimulus dan memberikan dorongan bagi para ilmuwan untuk menghasilkan prestasi tertinggi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Secara khusus, kami atas nama keluarga besar The Habibie Center mengucapkan selamat kepada ilmuwan yang pada hari ini mendapatkan anugerah Habibie Award periode XX tahun 2018. Beliau-beliau tersebut adalah putra putri terbaik bangsa yang berjuang dalam pengembangan iptek pada bidangnya masing-masing," kata Sofian.
Penerima Habibie Award dapat tetap secara aktif memberikan jasanya melalui inovasi, pengembangan dan penyebarluasan iptek, sehingga dapat berarti bagi kesejahteraan, keadilan dan perdamaian. Ketiga ilmuwan tersebut mendapatkan hadiah masing-masing uang sebesar US$ 25 ribu (Rp 371 juta), sertifikat dan medali Habibie Award.