Kemudian, tim berfokus pada sel-sel kulit kadal melalui foto-foto beresolusi tinggi yang diambil. Banyak penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa tiap sel kulit kadal dan ikan memiliki warnanya masing-masing. Tapi, penelitian Milinkovitch dan tim menemukan celah yang cukup luas di bawah kulit yang tebal untuk tempat sel warna berinteraksi.
Baca juga: Misteri di Lagu The Beatles Ini Terungkap Pakai Matematika
Semakin ke dalam, celah tersebut semakin menyempit dan sel warna yang ada pun menjadi kian terbatas, mirip dengan prinsip seluler automata. Tim mengambil kesimpulan bahwa struktur tubuh itulah yang menjadikan tubuh T. lepidus istimewa.
Tak pelak, hasil temuan ini membuat para peneliti takjub. "Sangat menarik, dalam satu tubuh organisme bekerja seperti dua prinsip matematika," demikian penjelasan mereka dalam artikel itu.
Baca juga: Cara Sederhana Mengenalkan Konsep Matematika pada Anak
Hasil ini pun mengundang tanggapan dari ilmuwan lainnya yang tidak terlibat dalam penelitian itu. James Sharpe, pakar sistem biologi dari Centre for Genomic Regulation di Barcelona, Spanyol, misalnya. "Biologi cenderung lebih fleksibel dan 'licin', Milinkovitch dan tim melakukannya dalam cara yang berbeda."
Devi Stuart-Fox, ahli biologi evolusi dari University of Melbourne, Australia, memuji metode penelitian yang dipakai. "Cara tim untuk memahami apa yang terjadi sangat inovatif: matematis untuk menjawab pertanyaan biologis," ujar dia, seperti dikutip dari Science Daily.
Andai saja Alan Turin dan John von Neumann masih hidup, tentu mereka jadi orang yang paling girang. Kadal-kadal itu telah berhasil menjelaskan dengan sempurna hasil kerja keras otak keduanya.
Baca juga: Pecahkan Soal Aljabar, Pakar Matematika Terima Rp 40 Miliar
Simak artikel menarik lainnya seputar matematika dan sains lainnya hanya di kanal Tekno Tempo.co.