TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan asal Indonesia yang terlibat dalam pembuatan Robot Gundam raksasa, Pitoyo Hartono, menjelaskan bahwa tujuan dari program bernama Gundam Global Challence adalah menjembatani science fiction dan science.
Baca: Ada Profesor Indonesia di Balik Proyek Robot Gundam Ukuran Asli
Baca: Gundam Ukuran Asli akan Segera Terwujud
"Yang ingin saya tekankan, ada kesalahpahaman bahwa ini akan dikembangkan sebagai senjata, mungkin karena sejatinya cerita Gundam adalah cerita perang. Ini tidak benar. Pesan yang akan kami angkat melalui media ini adalah kolaborasi, toleransi dan perdamaian melalui science," ujar Pitoyo kepada Tempo melalui pesan singkat, Jumat, 23 November 2018.
Robot tersebut diperkirakan akan dipamerkan pada 2020 di Kota Yakohama, Jepang, yang merupakan titik masuk utama ke Jepang untuk ide-ide dan teknologi baru. Kabarnya robot tersebut akan tampil bersamaan dengan perayaan ulang tahun ke-40 Gundam yang merupakan sebuah brand franchise.
Menurut laman gundamchallenge.com, tantangan tersebut dipimpin oleh ilmuwan dari Waseda University Shuji Hashimoto yang bekerja sama dengan beberapa ahli, seperti anime director Yoshiyuki Tomino, produser film Katsuyuki Motohiro dan Creative Technical Director Seiichi Saito.
"Kami ingin 'menantang' terutama generasi muda dari seluruh dunia untuk membangun robot sebesar 18 meter yang selama ini belum pernah dibuat. Banyak sekali tantangan untuk merealisasikan ini, dari segi teknis, Gundam ini tingginya sebanding dengan gedung tingkat 6," kata Pitoyo.
Katakanlah tinggi manusia sekitar 1.8 meter, Pitoyo melanjutkan, artinya Gundam itu tingginya 10 kali lebih besar dari manusia. Karena ini robot yang mempunyai volume, kalau tingginya 10 kali pebih besar, artinya lebar dan dalamnya masing-masing 10 kali lipat. Artinya volumenya 10 pangkat 3 kali manusia.
Pitoyo mengatakan, karena ini robot yang bergerak, timnya harus memperhitungkan momen inersianya. Momen inersia adalah suatu barometer sukarnya sesuatu untuk bergerak. Momen inersia berbanding dengan 10 pangkat dua kali panjang dari suatu benda.
"Artinya kesulitan Gundam ini untuk bergerak, 10 pangkat 5 kali dibanding manusia. Ini ada di luar scope dari robotics technology saat ini," tambah Pitoyo. "Mimpi saya sendiri adalah membawa challenge semacam ini ke Indonesia, dan memberi kesempatan untuk generasi muda di Indonesia untuk bermimpi dan berinovasi."