Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Aktivis Demo Korporasi Perusak Keanekaragaman Hayati

Aktivis lingkungan  dan organisasi non-pemerintah memprotes industri perusak planet di Konferensi Biodiversitas Perserikatan Bangsa-Bangsa di Sharm el Sheikh, Mesir. (TEMPO/Shinta Maharani)
Aktivis lingkungan dan organisasi non-pemerintah memprotes industri perusak planet di Konferensi Biodiversitas Perserikatan Bangsa-Bangsa di Sharm el Sheikh, Mesir. (TEMPO/Shinta Maharani)
Iklan

TEMPO.CO, Sharm el Sheikh - Puluhan aktivis lingkungan dan organisasi non-pemerintah memprotes sejumlah korporasi yang merusak keanekaragaman hayati bumi. Mereka menuding korporasi sawit sebagai sumber kerusakan planet.

Baca juga: Biopiracy Jadi Isu Panas di Konvensi Keanekaragaman Hayati

Para aktivis berdiri membawa spanduk bertuliskan "stop corporations kicking our planet dan defend mother earth" di Konferensi Keanekaragaman Hayati Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations Biodiversity Conference di Sharm el Sheikh Mesir, Ahad sore (malam waktu Indonesia), 25 November 2018. Selain membentangkan spanduk, mereka juga berdiri melingkar dan menendang globe atau bola dunia sebagai simbol kelakuan jahat korporasi merusak planet.

Aksi itu mereka lakukan menjelang negosiasi kelompok-kelompok negara peserta Konferensi Keanekaragaman Hayati. Kelompok-kelompok negara itu melaporkan hasil pembahasan tentang aturan-aturan yang berhubungan dengan biodiversitas.

Selama sepekan konferensi berlangsung, para aktivis menilai banyak negara tidak berusaha mengatasi dampak kerusakan biodiversitas karena korporasi. "Mereka hanya mendengarkan korporasi. Aturan yang ada tidak berjalan efektif. Korporasi terus merusak planet," kata Nele Marien dari Friends of The Earth International kepada Tempo, Ahad, 26 November 2018 saat demonstrasi di Konferensi.

Baca juga: Tiga Poin Penting Konvensi Keanekaragaman Hayati Mesir

Dalam protesnya, mereka mencantumkan sejumlah korporasi perusak planet. Beberapa di antaranya adalah Wilmar sebagai pemasok kelapa sawit terbesar dari Indonesia. Ada juga industri pertambangan yang dimotori Rio Tinto, perusahaan makanan seperti Coca Cola, Nestle, Unilever, perusahaan industri manufaktur seperti Siemens, perusahaan minyak terbesar Amerika Serikat Exxon Mobil.

Aktivis menuduh banyak korporasi hanya memikirkan keuntungan semata, tak peduli pada planet dan masa depan. Nele menyebut pada 2010 negara-negara peserta konferensi telah menyetujui Aichi Biodiversity Target atau target global untuk mengurangi laju keanekaragaman hayati. Tapi, kenyataannya dunia terus kehilangan biodiversitas.

Dia mencontohkan deforestasi besar-besaran terjadi di Indonesia akibat industri sawit. Friends of the Earth International bekerja sama dengan Wahana Lingkungan Hidup atau Walhi untuk melihat kerusakan hutan akibat ekspansi lahan sawit. "Tidak masuk akal. Secara umum mereka hanya percaya pada korporasi atas alasan pertumbuhan ekonomi," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Aktivis lingkungan dan organisasi non-pemerintah memprotes industri perusak planet di Konferensi Biodiversitas Perserikatan Bangsa-Bangsa di Sharm el Sheikh, Mesir. (TEMPO/Shinta Maharani)

Baca juga: Konvensi Keanekaragaman Hayati Bahas Mikroplastik Laut Indonesia

Aktivis lingkungan lainnya, Helena menyebutkan negara-negara peserta Konferensi Biodiversitas seharusnya memiliki kekuatan lebih untuk menekan korporasi perusak planet. Korporasi telah merusak ekosistem, kehidupan masyarakat adat atau indigineous people, dan komunitas lokal. Mereka seharusnya bersuara keras untuk melindungi biodiversitas dari kerusakan yang lebih buruk.

Para aktivis menginginkan negara-negara peserta konferensi untul meletakkan aturan perlindungan biodiversitas dan mengaplikasikan secara sungguh-sungguh di negara masing-masing.

Mereka juga menyebut dua pemimpin negara yang sangat berbahaya bagi dunia karena kebijakan-kebijakannya yang tidak pro-lingkungan. Beberapa pemimpin tersebut di antaranya Presiden Brasil Jail Bolsonaro yang berencana membuka pertanian dan peternakan dengan merusak hutan hujan tropis Amazon yang kaya akan keanekaragaman hayati dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengumumkan AS mundur dari kesepakatan Perubahan Iklim Paris. "Mereka berdua ancaman bagi kehidupan planet," kata Helena.

Baca juga: Institut Dayakologi: Kebun Sawit Hancurkan Biodiversitas Dayak

Simak artikel lainnya seputar keanekaragaman hayati hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Tema Hari Internasional Keanekaragaman Hayati 2023: Lakukan Komitmen dan Tindakan Nyata

17 hari lalu

Pengunjung mengikuti workshop pembuatan mahkota pada acara Festival Suara Jernih Papua yang digelar oleh Greenpeace Indonesia di Kala di Kalijaga, Jakarta, Jumat, 17 Maret 2023. Festival Suara Jernih Papua digelar bertujuan untuk memperkenalkan kepada masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan mengenai kekayaan alam serta keanekaragaman hayati Tanah Papua yang penuh dengan kearifan lokal budaya masyarakat adatnya. Festival tersebut juga menyajikan beberapa workshop seperti pembuatan mahkota, gelang, dan kepang rambut. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Tema Hari Internasional Keanekaragaman Hayati 2023: Lakukan Komitmen dan Tindakan Nyata

Tema Hari Internasional Keanekaragaman Hayati 2023 adalah "From Agreement to Action: Build Back Biodiversity." Tema ini menandakan kebutuhan mendesak untuk melakukan komitmen dan tindakan nyata yang bertujuan merevitalisasi dan menjaga keanekaragaman hayati.


Kilas Balik Penetapan Hari Internasional Keanekaragaman Hayati

17 hari lalu

Pengunjung melihat dekorasi biota laut pada acara Festival Suara Jernih Papua yang digelar oleh Greenpeace Indonesia di Kala di Kalijaga, Jakarta, Jumat, 17 Maret 2023. Festival Suara Jernih Papua digelar bertujuan untuk memperkenalkan kepada masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan mengenai kekayaan alam serta keanekaragaman hayati Tanah Papua yang penuh dengan kearifan lokal budaya masyarakat adatnya. Festival tersebut juga menyajikan beberapa workshop seperti pembuatan mahkota, gelang, dan kepang rambut. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Kilas Balik Penetapan Hari Internasional Keanekaragaman Hayati

Peringatan ini juga sebelumnya memiliki sejarah yang penting, dimana seluruh pemimpin dunia berkumpul melindungi keanekaragaman hayati.


Spesies Dilindungi Makin Banyak, Akademisi IPB: Keberhasilan Konservasi Masih Terus Dipertanyakan

22 hari lalu

Banteng jawa (Bos javanicus) liar mencari makan di ladang pengembalaan, kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Pandeglang, Banten, Rabu 25 Mei 2022. Banteng jawa merupakan salah satu dari tiga satwa mamalia yang dilindungi secara prioritas keberadaannya di kawasan tersebut selain badak jawa dan owa jawa . ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Spesies Dilindungi Makin Banyak, Akademisi IPB: Keberhasilan Konservasi Masih Terus Dipertanyakan

Akademisi IPB Rinekso Soemakdi pemerintah perlu melakukan upaya-upaya peningkatan pengelolaan keanekaragaman hayati di luar kawasan konservasi.


Belantara Foundation dan UGM Gelar Kuliah Umum Biodiversitas Indonesia

15 Maret 2023

Belantara Foundation dan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar kuliah umum tentang biodiversitas Indonesia di Auditorium Biologi Tropika, Fakultas Biologi UGM, Kamis, 9 Maret 2023. (Belantara)
Belantara Foundation dan UGM Gelar Kuliah Umum Biodiversitas Indonesia

Dalam kuliah umum itu, Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dolly Priatna, menyampaikan topik tentang pentingnya konservasi keanekaragaman hayati


Lestarikan Flora dan Fauna Langka, UGM Bangun Pusat Riset Biodiversitas

10 Maret 2023

Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada akan membangun pusat laboratorium biodiversitas Indonesia untuk melestarikan genetik tanaman dan fauna  langka di Indonesia . Foto : UGM
Lestarikan Flora dan Fauna Langka, UGM Bangun Pusat Riset Biodiversitas

Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) akan membangun pusat laboratorium biodiversitas Indonesia untuk melestarikan genetik tanaman dan fauna.


RI Dapat Dana Lingkungan Rp 1,56 Triliun

17 Januari 2023

Proyek Food Estate yang disebutkan sudah gagal di Gunung Mas, Kalimantan Tengah.  Situasi hutan yang sudah gundul ini ditunjukkan dalam aksi bagi pemimpin dunia di Konferensi Perubahan Iklim PBB COP27 dan KTT G20, pada Kamis 10 November 2022.  (Greenpeace)
RI Dapat Dana Lingkungan Rp 1,56 Triliun

Wamen LHK menyatakan Indonesia mendapat dana lingkungan Global Environment Facility (GEF) siklus ke-8 yang digelar di Bali.


COP15 Konferensi Biodiversitas Capai Kesepakatan 30 by 30, tapi ...

20 Desember 2022

Presiden konferensi keanekaragaman hayati COP15 yang didukung PBB, Menteri Ekologi dan Lingkungan Hidup Cina Huang Runqiu menurunkan palu untuk mengesahkan Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global Kunming-Montreal di Montreal, Quebec, Kanada 19 Desember 2022. Julian Haber/UN Biodiversity/Handout via REUTERS
COP15 Konferensi Biodiversitas Capai Kesepakatan 30 by 30, tapi ...

Ada cerita sprint terakhir di COP15 Konferensi Biodiversitas yang kontradiktif. Peserta mau pulang tepat waktu untuk Natal?


Konvensi Biodiversitas PBB: Ini Seruan dan Harapan Masyarakat Adat di Dunia

12 Desember 2022

Orpha Yosua (duduk paling kiri), perwakilan masyarakat adat dari Papua, dalam konferensi pers di Hotel10 Montreal, Kanada, paralel dengan agenda Konferensi Keanekaragaman Hayati PBB atau CBD COP15, Jumat 9 Desember 2022. Foto: Greenpeace
Konvensi Biodiversitas PBB: Ini Seruan dan Harapan Masyarakat Adat di Dunia

Perwakilan masyarakat adat Papua dan Papua Barat menghadiri Konvensi Biodiversitas PBB atau CBD COP15 yang sedang berlangsung di Montreal, Kanada.


Ragam Program Antam Lestarikan Keanekaragaman Hayati

7 November 2022

Ragam Program Antam Lestarikan Keanekaragaman Hayati

Antam memiliki berbagai program pelestarian di lingkungan operasinya. Dana sebesar Rp 102,8 miliar sudah dikucurkan untuk program tersebut hingga 2021.


Mengenal Karbon Biru, Ekosistem Penyerap Karbon Selain Hutan

24 Oktober 2022

Warga membawa bibit bakau untuk ditanam di perairan pantai Pulau Harapan, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Sabtu, 22 Mei 2021. Penanaman bakau oleh Yayasan Kehati dan lembaga Divers Clean Action (DCA) di Pulau Harapan tersebut menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia sekaligus sebagai kampanye pelestarian hutan bakau (mangrove) sebagai pelindung kawasan pesisir dan habitat bagi aneka ragam hayati. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Mengenal Karbon Biru, Ekosistem Penyerap Karbon Selain Hutan

Karbon biru merupakan ekosistem penyerap karbon alternatif yang keberadaannya semakin langka.