TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Djarot Sulistio Wisnubroto, mengatakan masih banyak tantangan untuk memajukan nuklir Indonesia. Salah satunya, pemangku kepentingan termasuk di kalangan pemerintah tidak memahami soal tugas BATAN.
Baca juga: BATAN: Sosialisasi Teknologi Nuklir Perlu Peran Aktif Stakeholder
"Hal ini berimplikasi jauh bahwa ada kemungkinan produk kita tidak bisa dimanfaatkan oleh masyarakat,” kata Djarot usai menerima sertifikat sistem manajemen mutu K3 dari Scufindo, Rabu 5 Desember 2018.
Menurut Djarot, peran aktif dari seluruh stakeholder diperlukan dalam mensosialisasikan teknologi nuklir kepada masyarakat. Selain itu, memperbanyak dan memperkuat jejaring juga menjadi bagian penting dalam menyukseskan kegiatan sosialisasi teknologi nuklir.
Baca juga: Desain Reaktor Baru Batan Karya Anak Bangsa Diluncurkan
Baca Juga:
"Salah satu langkah kecil adalah menggunakan sebagian Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) untuk kegiatan promosi. Kalau itu bisa dilaksanakan, kita buat program yang konsisten, maka dampaknya akan luar biasa," ujarnya.
Bertepatan dengan hut BATAN ke 60 kali ini, Djarot dan tim sudah memulai kegiatan sejak beberapa bulan yang lalu dengan melibatkan masyarakat luas, khususnya yang berada di sekitar kawasan fasilitas nuklir. "Ini upaya mendekatkan teknologi nuklir kepada masyarakat, saya berharap BATAN harus selalu menjadi lebih baik, terus berprestasi meskipun dengan berbagai keterbatasan yang dimilikinya," ujarnya.
Djarot berharap Kementrian Kesehatan juga bisa mempromosikan teknologi nuklir ini karena teknologi nuklir ini sehat dan tidak ada masalah. "Saya rasa masyarakat harus bisa memahami itu, saya tidak mau menyalahkan Kementerian lain, tetapi tantangan kami juga meyakinkan mitra kita didalam pemerintah untuk mempromosikan nuklir," ujar dia.
Baca juga: Tidak Seseram di Film, Begini Rasanya Masuk Reaktor Nuklir BATAN
Simak kabar terbaru BATAN hanya di kanal Tekno Tempo.co.