TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan keamanan siber, Kaspersky Lab, bekerja sama dengan badan amal pemuda digital menerbitkan laporan tentang Generasi Z. Dalam laporan tersebut dijelaskan bahwa generasi tersebut merupakan kelompok paling cemas di era digital.
Baca juga: Seperti Apa Generasi Z di Dunia Pekerjaan?
"Para generasi Z merasa takut tidak akan berhasil dan bahagia karena keadaan yang berada di luar kendali mereka. Selama bertahun-tahun, Kaspersky Lab telah membantu keluarga dan bisnis melawan ketidakamanan online dan tetap terlindung dari ancaman siber," ujar Managing Director Kaspersky Lab Eropa Ilijana Vavan, dalam keterangan tertulis, Rabu, 5 Desember 2018.
Saat ini, dunia didominasi oleh berita online dan media sosial. Hampir setengah dari Generasi Z--kelompo usia 13-23 tahun--mengatakan lebih cemas terhadap penampilan mereka dari pada masa depan karir, uang, terorisme dan perundungan.
Baca juga: 5 Pekerjaan Seru untuk Generasi Milenial, Apa Saja Itu?
Kaspersky Lab mensurvei kelompok remaja usia 13 hingga 23 tahun sebanyak 1.003 orang di Inggris untuk mengetahui lebih banyak mengenai kekhawatiran dan rasa cemas seperti apa yang mereka rasakan. Studi ini mengungkapkan bahwa perasaan cemas, atau kekhawatiran, dapat mempengaruhi perilaku anak muda, termasuk bagaimana cara mereka menggunakan media sosial.
Menurut CEO The Mix Chris Martin, terdapat isu global yang dihadapi semua kelompok generasi Z di seluruh dunia. "Namun masih ada stigma seputar bagaimana mereka berbagi perasaan dan berbicara secara terbuka tentang kesehatan mental. Merasa khawatir dapat mengisolasi para generasi muda, tapi kenyataannya, banyak orang yang berjuang menghadapi apa yang mereka rasakan dan mereka menjadi lebih baik," lanjut Martin.
Contohnya, membangun persepsi yang sempurna tentang penampilannya. Kebanyakan anak muda juga menghabiskan setengah jam untuk mengedit gambar atau video mereka sebelum mempostingnya di platform media sosial, dengan alasan untuk menciptakan citra yang sempurna.
Baca juga: 5 Jurus Airlangga Gaet Simpatisan dari Generasi Milenial
Temuan penting lainnya, generasi Z perempuan memiliki rasa tidak aman lebih tinggi dari pada laki-laki, karena kecemasan terhadap penampilan mereka lebih besar dari pada laki-laki. Hampir dua kali lipat jumlah generasi Z perempuan, bila dibandingkan dengan laki-laki, mengakui mengubah kebiasaan makan mereka karena kecemasan akan penampilan.
Pengembangan tubuh dan konten kebugaran di media sosial membuat perempuan muda merasa lebih buruk daripada laki-laki muda. Dan kelompok perempuan mengakui kerap membatalkan acara perkumpulan dalam satu tahun terakhir karena kecemasan sosial.
"Temuan yang tidak kalah lebih penting adalah fakta bahwa Generasi Z tidak mencari bantuan tentang apa yang harus dilakukan ketika merasa cemas," ujar Vavan. "Mayoritas kaum muda tidak mengunjungi dokter untuk berkonsultasi tentang cara mengatasi kecemasan mereka. Sementara banyak anak muda berjuang menghadapinya, mereka juga tidak yakin tentang bagaimana menangani perasaan cemas yang dialami."
Baca juga: Survei Suara Generasi Z untuk Pilpres 2019
Simak artikel menarik lainnya seputar Generasi Z di era digital hanya di kanal Tekno Tempo.co.