Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Inklusi Keuangan, Amartha dan PrivyID Jangkau Warga Terpencil

image-gnews
Vice President Amartha Aria Widyanto dan Co-Founder PrivyID Guritno Adi Saputra menjelaskan bagaimana tanda tangan digital memudahkan transaksi perbankan daerah pelosok di Crimatology Coffee, Senopati, Jakarta Selatan, Kamis, 6 Desember 2018. TEMPO/Khory
Vice President Amartha Aria Widyanto dan Co-Founder PrivyID Guritno Adi Saputra menjelaskan bagaimana tanda tangan digital memudahkan transaksi perbankan daerah pelosok di Crimatology Coffee, Senopati, Jakarta Selatan, Kamis, 6 Desember 2018. TEMPO/Khory
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Startup Amartha dan PrivyID bekerja sama untuk menjangkau masyarakat di daerah pelosok agar dapat dengan mudah mendapatkan akses perbankan untuk meminjam modal ataupun transaksi lainnya. Amartha adalah startup keuangan berbasis teknologi. Sedangkan PrivyID adalah perusahaan penyedia tanda tangan digital.

Baca juga: Mengenal Aplikasi Tanda Tangan Digital PrivyID

"Kami fokus membantu akses keuangan bagi masyarakat yang tidak memiliki akses produk bank karena lokasi dan skala ekonomi yang kecil. Kami memberikan akses kepada mikro enterpreneur yang skalanya mikro banget," ujar Vice President Amartha Aria Widyanto, di Crematology Coffee, Senopati, Jakarta Selatan, Kamis, 6 Desember 2018.

Data World Bank Global Findex 2017 mencatat bahwa 51 persen dari populasi penduduk dewasa Indonesia tidak memiliki rekening bank. Itu karena masyarakat unbanked tidak memiliki akses untuk menjangkau produk perbankan. Sebabnya, tidak mampu memenuhi prasyarat kelayakan. Jumlahnya mencapai 95 juta orang dan menempatkan Indonesia di peringkat keempat sebagai negara dengan populasi masyarakat unbanked terbesar dunia setelah China, India, dan Pakistan.

Baca juga: Cicil Barang di Akulaku Bisa Pakai Tanda Tangan Digital PrivyID

Amartha fokus pada financial inclution yang menjadi topik panas selama ini. Aria menjelaskan bahwa Amartha sudah memiliki mitra sebanyak lebih dari 68 juta orang.

"Mereka itu rata-rata adalah ibu yang dagang di warung, seperti nasi uduk, dan yang belum punya kios di kampung atau yang biasa kita sebut ultra mikro bisnis. Lokasi menjadi tantangan tapi kami jadikan peluang, karena kalau digabungkan potensinya bisa sampai Rp 4.000 triliun," kata Aria.

Aria dan tim membuka akses pembiayaan untuk menaikkan kelas usaha dan pendampingan. Ada 903 orang staf atau pendamping lapangan yang membantu untuk pencatatan keuangan dqn meningkatkan bisnis mereka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca juga: Dorong Inklusi Keuangan, OJK Rilis 2 Program Baru

Dengan menggunakan tanda tangan digital dari PrivyID, Amartha bisa mengurangi penggunaan kertas, memotong waktu pemrosesan dokumen. Akhirnya meningkatkan efisiensi tanpa harus mengorbankan proses Know Your Customer (KYC). Tanda tangan digital adalah mekanisme bagaimana memverifikasi user, ibarat identitas digital, untuk tanda tangan juga tidak seperti menulis di atas iPad, karena harus melalui enkripsi dan teknologinya agak rumit.

"Indonesia adalah negara kepulauan dengan kurang lebih 17.000 pulau. Masalahnya, tidak meratanya internet karena masih banyak yang tidak terjangkau. Amartha menjangkau nasabah di luar daerah yang menjadi tantangan baru bagi fintech," lanjut Co-Founder PrivyID Guritno Adi Saputra .

Dengan tanda tangan digital dari PrivyID, transaksi akan lebih mudah dilakukan dan tidak memakan waktu banyak. "Ketika proses suatu untuk pinjam uang yang jadi masalah adalah memverifikasi orangnya. Ketika bergerak ke digital, untuk memverifikasi tidak harus dengan tatap muka, hanya dengan online, sehingga proses lebih cepat dibandingkan tatap muka," kata Adi.

Baca juga: OJK: Tingkat Literasi Keuangan di Sektor Pasar Modal Masih Rendah

Simak kabar terbaru seputar inklusi keuangan digital lainnya hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


KemenkopUKM Fokus Kembangkan Startup di Empat Sektor Unggulan

1 hari lalu

KemenkopUKM Fokus Kembangkan Startup di Empat Sektor Unggulan

Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menegaskan komitmennya untuk mengembangkan startup di empat sektor unggulan, yakni agribisnis, akuakultur, bisnis ramah lingkungan, dan teknologi.


CCE 3.0 GoTo Impact Foundation bakal Digelar di 4 Lokasi, Belitung hingga Lombok Tengah

6 hari lalu

Chairperson GoTo Impact Foundation, Monica Oudang, saat peluncuran Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE) 3.0 via zoom meet, Kamis, 21 Maret 2024. Dok: Tangkapan Layar
CCE 3.0 GoTo Impact Foundation bakal Digelar di 4 Lokasi, Belitung hingga Lombok Tengah

GoTo Impact Foundation meluncurkan program Catalyst Changemakers Ecosystem atau CCE 3.0 dengan tema Lokal Berdaya.


Langkah Aspire Kukuhkan Posisi di Pasar Indonesia

9 hari lalu

Langkah Aspire Kukuhkan Posisi di Pasar Indonesia

Aspire bekerjasama dengan Mastercard tawarkan solusi kartu korporat untuk memudahkan UMKM


BRI Dorong Inklusi Keuangan Lewat Digitalisasi

10 hari lalu

BRI Dorong Inklusi Keuangan Lewat Digitalisasi

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berkomitmen untuk terus mendorong inklusi keuangan diseluruh penjuru negeri sebagai upaya untuk pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.


Astra Buka Pendaftaran Astranauts 2024: Syarat, Topik, dan Hadiah

13 hari lalu

Astra memberikan apresiasi kepada mahasiswa dan juga startup pemenang dalam acara Demo Day & Awarding Astranauts 2023 pada Rabu, 7 Juni 2023. Dokumentasi: Astra.
Astra Buka Pendaftaran Astranauts 2024: Syarat, Topik, dan Hadiah

Astra kembali menggelar kompetisi inovasi digital dan konferensi teknologi untuk startup dan mahasiswa melalui Astranauts 2024.


Startup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa

13 hari lalu

Alat pemantau polusi udara Birulangit yang dipasang di Telkom University Bandung. Dok. Tel-U
Startup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa

Startup BiruLangit dari unit inkubasi Bandung Technopark Telkom University mengembangkan alat pemantau udara Low-Cost Sensors (LCS)


Microsoft Luncurkan AI Founders Club di Indonesia untuk Dorong Pengembangan Ekonomi Berbasis AI

22 hari lalu

Microsoft AI Founders Club Indonesia (Microsoft)
Microsoft Luncurkan AI Founders Club di Indonesia untuk Dorong Pengembangan Ekonomi Berbasis AI

Ada 18 startup Indonesia telah terpilih untuk bergabung dalam Microsoft AI Founders Club Indonesia.


Indonesia Posisi ke-6 Startup Terbanyak di Dunia, Ingin Bekerja di Perusahaan Rintisan Ketahui Plus Minusnya?

31 hari lalu

Ilustrasi startup. Shutterstock
Indonesia Posisi ke-6 Startup Terbanyak di Dunia, Ingin Bekerja di Perusahaan Rintisan Ketahui Plus Minusnya?

Indonesia berada di urutan ke-6 untuk startup terbanyak di dunia. Jika Anda ingin kerja di perusahaan rintisan, perhatikan plus dan minusnya ini.


Apa Peran PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dalam Pengembangan Mobil Terbang Vela Alpha

35 hari lalu

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi ketika meninjau miniatur Vela Alpha, drone hasil kerjasama PT Dirgantara Indonesia (persero) dan Vela Aero, di sela Singapore Airshow 2024 di Changi, Singapura, Selasa, 20 Februari 2024 (Dokumentasi Kementerian Perhubungan)
Apa Peran PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dalam Pengembangan Mobil Terbang Vela Alpha

PT Dirgantara Indonesia (Persero) turut serta dalam pengembangan mobil terbang Vela Alpha. Bagaimana peran PTDI di proyek ini?


Teknologi Carbon Capture, Kapal Kargo Uji Tangkap Emisi Karbonnya Sendiri

35 hari lalu

 Kapal Kargo Sounion Trader. Lomas Shipping
Teknologi Carbon Capture, Kapal Kargo Uji Tangkap Emisi Karbonnya Sendiri

Kapal kargo Sounion Trader belum lama ini menyelesaikan uji sistem tangkap karbon langsung di atas kapal (onboard carbon capture system).