TEMPO.CO, Jakarta - Tim Indonesia yang terdiri dari siswa-siswi SMA dan SMP dari berbagai wilayah berhasil menyabet dua medali emas, dua medali perak dan empat medali perunggu pada lomba penelitian internasional Asia Pacific Conference of Young Scientists (APCYS).
Baca: Siswa SMU Sumatera Utara Juara 5 Penelitian di NASA
Tahun ini lomba berlangsung di Kampus KVIS (Kamnoetvidya Science Academy), Rayong, Thailand, pada 5-9 Desember 2018. Lomba tersebut diikuti oleh 20 negara Asia, Pasifik, Amerika dan Eropa.
“Sebuah pencapaian yang luar biasa bagi Indonesia, mengingat separuh dari juara di atas masih duduk di bangku SMP, dan lomba tidak membedakan siswa SMP atau SMA. Sebuah pertanda bahwa penelitian di bidang sains sudah merasuk ke jenjang SMP, dan bahkan sudah mulai menjadi bagian dari kurikulum di berbagai sekolah,” ujar Monika Raharti, Direktur Center for Young Scientists, Presiden APCYS, Senin, 10 Desember 2018.
Medali emas diperoleh dari bidang Fisika oleh Cedric Anthony Terance (Chandra Kumala School, Medan) dengan penelitian yang berjudul “Laser Spy Device”, dan dari bidang Environmental Science oleh Felicia Angie Hosea (SMA Cita Hati West, Surabaya) dengan penelitian yang berjudul “Eichornia crassipes: The Innovation of Bioplastics”. Cedric juga menerima penghargaan “Best Poster” di bidang Fisika.
Baca Juga:
Medali perak dipersembahkan oleh Jennifer Melanie Kartika (SMA Santo Aloysius Bandung) di bidang Fisika dengan penelitian berjudul “J-Grill: Self-fanning Charcoal Grill, Utilizing Chimney Effect and Heat Current by Convection”; dan Rein Jonathan (SMP Bangun Insan Mandiri, Medan) di bidang Environmental Science dengan penelitian berjudul “Sinabung Volcanic Ash as CO2 Absorber”.
Empat medali perunggu dipersembahkan oleh Nicole Charmayne Ilham (SMPK Cita Hati West Surabaya) di bidang Fisika, dengan judul penelitian “Scavenging Energy: Thermoelectric Based Motorcycle Exhaust Waste Heat Recovery System”; dan Arum Chofifah Nuranisa dan Lidhiya Ananda Rizki Puteri (SMA Bina Cita Utama, Palangka Raya) di bidang Computer Science, dengan judul penelitian “The Computational Tree of the Dayak Tree of Life”.
Dua medali perunggu lainnya dipersembahka oleh Ketut Shri Satya Yogananda (SMA Taruna Nusantara, Magelang) di bidang Matematika, dengan judul penelitian “CRC: Complete Ruler for Circle Measuring and Drawing”; dan Zhafira Mafaz (SMA Negeri 3 Yogyakarta) di bidang Life Science, dengan judul penelitian “BIOLAVICIN: Biolarvicide from Cinnamomum burmannii against Aedes aegypti Larvae”.
Yogananda dan Zhafira keduanya juga menerima penghargaan untuk “Best Poster” di masing-masing bidangnya.
Ni Luh Putu Cintya Pramesti (SMAN 3 Denpasar) dengan judul penelitian "Natural Remedies from Local Genus: Extract of Pluchea indica Less and/or Gardenia augusta to Inhibit Bacteria Staphylococcus aureus" menampilkan karya terbaiknya dalam bidang Life Science.
Tim Indonesia akan tiba kembali ke tanah air Senin malam 10 Desember 2018 pukul 17:55 WIB dengan penerbangan TG 435.
Monika mengatakan Pembina Tim Indonesia 2018 berasal dari Center for Young Scientists, Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Surya University, Universitas Katolik Parahyangan Bandung dan Bandung Fe Institute.
Tim Indonesia dibentuk dari seleksi berjenjang dari tingkat provinsi yang berlanjut ke tingkat nasional oleh Center for Young Scientists bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Provinsi/Kota, universitas dan lembaga swadaya masyarakat sejak bulan Agustus hingga November 2017.
Simak artikel lain tentang lomba penelitian Asia Pasifik di kanal Tekno Tempo.co.