Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Serangan Siber Paling Merusak yang Pernah Terjadi

image-gnews
Ilusrasi malware WannaCry. Tranzmedia.com
Ilusrasi malware WannaCry. Tranzmedia.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Serangan siber sudah banyak terjadi, baik dari jenis paling biasa hingga tercanggih sekalipun dengan dampak kerugian bagi pengguna. Dalam kasus terburuk yang pernah terjadi, misalnya pengguna dapat ancaman pembayaran tebusan di layar, ada juga senyap, yang bertindak tersembunyi untuk pencurian data.

Baca: Ini 5 Ancaman Serangan Siber pada 2019
Baca: Waspada, Serangan Siber Sangat Gencar Incar Kartu Pembayaran
Baca: 2 Penjahat Siber Curi Rp 14 Triliun dari Perusahaan via Malware

Kebanyakan orang masih belum mengetahui seberapa besar bahaya yang ditimbulkan dari serangan siber, karena para pelaku kejahatan siber dapat menyerang mulai dari level industri hingga nasional dengan konsekuensi yang luar biasa.

Berikut adalah lima serangan siber paling spektakuler yang terjadi sepanjang sejarah, menurut Kaspersky Lab:

1. WannaCry

Serangan WannaCry membuat ransomware dan malware dikenal oleh semua pengguna, termasuk mereka yang tidak dapat membedakan byte dengan bite. Dalam empat hari, penyebaran WannaCry membuat lumpuh lebih dari 200 ribu komputer di 150 negara.

Terjadi di beberapa rumah sakit, WannaCry mengenkripsi keseluruhan perangkat, termasuk peralatan medis. Bahkan beberapa pabrik terpaksa menghentikan kegiatan produksi.

2. NotPetya/ExPetr

Ada pendapat yang mengatakan bahwa serangan yang paling merugikan bukanlah WannaCry, melainkan malware pengenkripsi lainnya (secara teknis adalah penghapus namun tidak mengubah dasarnya) yang disebut ExPetr, juga dikenal sebagai NotPetya.

Prinsip operasinya sama, menggunakan EternalBlue dan EtrernalRomance yang mengeksploitasi, worm yang bergerak di Web, kemudian meng-enkripsi segalanya di jalurnya. Meskipun lebih kecil dalam hal jumlah mesin yang terinfeksi, Notpetya menjadi epidemi malware yang 'lebih mahal' karena menargetkan sektor bisnis dengan perkiraan kerugian mencapai 10 miliar dolar.

Sedangkan WannaCry, menurut berbagai perkiraan, menghasilkan kerugian pada kisaran US$ 4-8 miliar. NotPetya dianggap sebagai serangan siber global paling mahal dalam sejarah. Mari berharap rekor tersebut tidak bertambah lagi.

3. DarkHotel

Bukan rahasia lagi bahwa jaringan Wi-Fi publik di kafe atau bandara bukanlah yang paling aman. Masih banyak yang percaya bahwa Wi-Fi hotel masih jauh lebih aman, karena walaupun jaringan hotel masih bersifat publik, setidaknya diperlukan otorisasi untuk mengaksesnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kesalahpahaman semacam itu telah merugikan banyak karyawan perusahaan berposisi tinggi. Saat terhubung ke jaringan hotel, mereka diminta untuk menginstal pembaruan yang terlihat sah pada perangkat lunak yang popular. Selanjutnya, perangkat akan langsung terinfeksi dengan spyware DarkHotel, yang secara khusus dilakukan penyerang ke jaringan beberapa hari sebelum kedatangan pengguna, dan dihapus beberapa hari setelahnya.

Spyware tersembunyi tersebut mencatat keystroke dan memungkinkan pelaku kejahatan siber untuk melakukan serangan phishing yang ditargetkan.

4. Stuxnet

Mungkin malware paling terkenal dengan serangan yang kompleks dan multifaset yang menonaktifkan sentrifugal pengayaan uranium di Iran, memperlambat program nuklir di negara tersebut selama beberapa tahun. Stuxnet adalah yang paling pertama dibicarakan terkait penggunaan senjata siber terhadap sistem industri.

Pada saat itu, tidak ada yang bisa menandingi Stuxnet untuk kerumitan atau kelihaiannya yang dapat menyebarkan worm secara sembunyi melalui perangkat USB. Bahkan menembus komputer yang tidak terhubung ke Internet atau jaringan lokal.

5. Mirai

Keberadaan Botnet sudah terpantau sejak lama, tapi kemunculan Internet of Things (IoT) memberikan kehidupan baru bagi Botnet. Perangkat-perangkat yang sebelumnya tidak pernah diperhatikan keamanannya dan belum terpasang antivirus tiba-tiba mulai terinfeksi dalam skala besar.

Perangkat tersebut kemudian melacak perangkat lainnya dari jenis yang sama, dan segera menyebarkan penularan. Armada zombie ini dibangun di atas sebuah malware yang dinamai Mirai (diterjemahkan dari bahasa Jepang sebagai 'masa depan'), yang terus tumbuh penyebarannya sembari menunggu instruksi.

Kemudian pada suatu hari, 21 Oktober 2016, pemilik botnet raksasa memutuskan untuk menguji kemampuannya dengan memerintahkan jutaan perekam video digital, router, kamera IP, dan peralatan 'pintar' lainnya membanjiri penyedia layanan DNS Dyn. Dyn tidak bisa menahan serangan DDoS yang begitu besar. DNS, serta layanannya tidak dapat berjalan.

Layanan seperti PayPal, Twitter, Netflix, Spotify, layanan online PlayStation, dan banyak lainnya di Amerika Serikat terkena dampaknya. Dyn akhirnya pulih, tapi skala serangan Mirai yang besar membuat dunia duduk dan berpikir tentang keamanan perangkat pintar.

Fenomena ini akhirnya membangunkan kesadaran semua orang akan keamanan siber. Serangan Mirai dimulai dengan serangan pada jutaan perangkat pintar kecil (seperti kamera web dan mesin cuci) dan pada akhirnya dikenal sebagai 'The Fall of the Internet'.

Simak artikel lainnya tentang serangan siber di kanal Tekno Tempo.co.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

1 hari lalu

Ilustrasi hacker. (e-propethic.com)
Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

Ancaman serangan siber meningkat. Maraknya peretasan dan pembobolan data dinilai tak hanya gara-gara para hacker semakin mahir.


Bahaya Kejahatan Berbasis AI, Pelaku Berani Tiru Wajah Eksekutif Perusahaan

7 hari lalu

Gambar tangkapan layar video yang memperlihatkan perbedaan antara rekaman asli dengan deepfake. Credit: Kanal YouTube WatchMojo
Bahaya Kejahatan Berbasis AI, Pelaku Berani Tiru Wajah Eksekutif Perusahaan

Recorded Future mengungkap beberapa modus kejahatan berbasis AI. Pelaku semakin berani memakai deepfake.


Kejahatan Siber Berbasis Cloud Meningkat, Ini Aktor-aktornya dan Tindakan yang Mereka Lakukan

7 hari lalu

Ilustrasi hacker. (e-propethic.com)
Kejahatan Siber Berbasis Cloud Meningkat, Ini Aktor-aktornya dan Tindakan yang Mereka Lakukan

Pelaku kejahatan siber sudah mulai mengeksploitasi kelemahan fitur-fitur di cloud.


Kadin Gandeng Badan Perdagangan Amerika untuk Kembangkan Industri Keamanan Siber di RI

27 hari lalu

Ilustrasi - Hacker atau peretas mencoba membongkar keamanan siber. Pemerintah Indonesia menganggap banyak data pribadi yang dibocorkan Bjorka dari berbagai institusi bukanlah ancaman bagi negara dan data bersifat umum. (ANTARA/Shutterstock/am)
Kadin Gandeng Badan Perdagangan Amerika untuk Kembangkan Industri Keamanan Siber di RI

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat (USTDA) menyelenggarakan diskusi kelompok terarah atau focus group discussion (FGD) soal keamanan siber.


Serangan ke Ponsel Meningkat 50 Persen, Kaspersky: Dipicu Iklan Otomatis dan Aplikasi Ilegal

27 hari lalu

Kaspersky XDR (Kaspersky)
Serangan ke Ponsel Meningkat 50 Persen, Kaspersky: Dipicu Iklan Otomatis dan Aplikasi Ilegal

Perusahaan keamanan siber Kaspersky mencatat 33 juta serangan siber melalui ponsel pada 2023. Pengguna sering terkecoh oleh iklan otomatis.


Tren Serangan Siber, IBM: Phishing Meningkat, Masuk ke Akun daripada Retas Jaringan

35 hari lalu

Ransomware serupa dengan malware yakni sebagai virus dan program jahat yang dapat mengambil alih perangkat. Kenali pengertian dan jenisnya. Foto: Canva
Tren Serangan Siber, IBM: Phishing Meningkat, Masuk ke Akun daripada Retas Jaringan

Data IBM menunjukkan bahwa phising mendominasi kejahatan atau serangan siber di tingkat global, setara sampai 36 persen.


Tim Fakultas Teknik UI Cari Kerja Sama Bidang Keamanan Siber ke Jepang

44 hari lalu

Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia Heri Hermansyah memperingati Dies Natalis ke-59, Jakarta, Rabu (19/7/2023). ANTARA/HO-FTUI
Tim Fakultas Teknik UI Cari Kerja Sama Bidang Keamanan Siber ke Jepang

Bidang keamanan siber menjadi fokus utama dalam diskusi kerja sama karena dianggap tim UI krusial untuk menghadapi tantangan di era digital.


Pakar Keamanan Siber Ungkap Potensi Serangan ke Sistem Informasi Rekapitulasi KPU

45 hari lalu

Petugas KPPS menunjukan aplikasi Sirekap atau Sistem Informasi Rekapitulasi Pilkada serentak saat uji coba di komplek Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Rabu, 9 September 2020. Sirekap merupakan aplikasi digital dalam penghitungan suara dalam Pemilihan Serentak 2020 di 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota. TEMPO/Prima mulia
Pakar Keamanan Siber Ungkap Potensi Serangan ke Sistem Informasi Rekapitulasi KPU

Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) KPU RI disebut berpotensi mengalami beberapa serangan siber yang dapat menimbulkan kericuhan.


AwanPintar.id Catat 685 Juta Serangan Siber di Indonesia Sejak Juli Lalu, Meningkat 97 Persen

51 hari lalu

Ilustrasi Hacker atau Peretas. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
AwanPintar.id Catat 685 Juta Serangan Siber di Indonesia Sejak Juli Lalu, Meningkat 97 Persen

Serangan siber ke infrastruktur internet Indonesia tidak hanya berasal dari negara lain, tetapi juga datang dari dalam negeri.


Marak Kebocoran Data di Era Jokowi, Pakar: Tantangan Anies, Prabowo, dan Ganjar

51 hari lalu

Foto kombinasi (dari kiri) Calon presiden Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo menyapa awak media saat tiba di lokasi menghadiri Debat Kelima Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu, 4 Januari 2024. Para capres tiba bersama pasangan dan bahkan mengajak anak mereka. ANTARA/Aprillio Akbar
Marak Kebocoran Data di Era Jokowi, Pakar: Tantangan Anies, Prabowo, dan Ganjar

Marak kebocoran data di era Jokowi. Pakar sebut keamanan siber jadi tantangan utama para Capres-Cawapres.