TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini Google relah merilis salah satu alat bantu untuk pembuatan konten animasi berbasis browser, Google Earth Studio. Menurut laman cartoonbrew.com akhir pekan lalu, fitur tersebut didasarkan pada citra 3D dan satelit Google Earth.
Baca: Google Luncurkan Kursus Machine Learning Berbahasa Indonesia
Meskipun banyak orang sudah menggunakan citra Google Earth dalam konten animasi dengan menangkap rekaman layar, Earth Studio menggunakan bingkai utama (keyframe). Sama seperti program animasi standar yang digunakan industri animasi.
Earth Studio memungkinkan animator untuk memanfaatkan sepenuhnya dari penyimpanan satelit dan citra udara besar milik Google. Menariknya, data tersebut tidak hanya mencakup citra geologi dan medan, seperti gunung, lembah, dan fitur topografi skala besar lainnya, tapi peningkatan penyimpanan data 3D bangunan kota-kota.
Dalam laman Google Earth Studio, terdapat dokumentasi pendukung dan tutorial yang memberikan informasi tentang apa yang dapat dilakukan dengan fitur tersebut. Terlihat dalam dokumentasi bahwa animator bisa melakukan penargetan kamera, gerak kurva editing, pilihan multi-view, super sampling untuk meningkatkan kualitas, dan ekspor kamera 3D.
Google menyatakan bahwa Earth Studio bisa digunakan secara gratis untuk informasi pemberitaan, penelitian, dan pendidikan. Namun, Google tidak menyebutkan secara spesifik apakah penggunaan untuk hiburan diperbolehkan atau tidak, tapi fitur tersebut memang memiliki lisensi gratis, jadi kemungkinan aplikasi dapat digunakan untuk tujuan itu juga.
Meskipun Google memposisikan Earth Studio sebagai media animasi untuk pendidikan dan informasi, itu bisa memiliki potensi yang lebih luas di masa depan, khususnya untuk konten hiburan juga.
Simak artikel menarik lainnya tentang Google Earth Studio hanya di kanal Tekno Tempo.co
CARTOONBREW.COM | GOOGLE EARTH STUDIO
