Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Badan Geologi: Jalan Gubeng Ambles Akibat Kegagalan Konstruksi

image-gnews
Foto udara yang menunjukkan kondisi tanah ambles di Jalan Raya Gubeng Surabaya, Jawa Timur, Rabu, 19 Desember 2018. ANTARA
Foto udara yang menunjukkan kondisi tanah ambles di Jalan Raya Gubeng Surabaya, Jawa Timur, Rabu, 19 Desember 2018. ANTARA
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Badan Geologi Rudy Suhendar mengatakan, kejadian ambles atau longsornya Jalan Gubeng, Surabaya, terkait dengan teknik konstruksi pembangunan basement Rumah Sakit Siloam. “Failure dalam engineering-nya,” kata Rudy, Rabu, 19 Desember 2018.

Baca: Proyeknya Diduga Sebabkan Jalan Gubeng Ambles, Ini Kata RS Siloam

Dia mengatakan saat melakukan penggalian untuk basement itu, talud atau tiang-tiangnya cukup jarang. Akibatnya karena kondisi batuannya masih lepas dan ada air tanah dangkalnya, air menggerus dan mengalirkannya secara spontan ke daerah bakal basement. “Bagian bawah jalan ambles karena daya dukung tanahnya hilang begitu air dan material bergerak,” ujar Rudy.

Kesimpulannya, menurut dia, pada saat melakukan proses teknik konstruksi, tidak memperhatikan daya dukung tanah dan masalah air tanah di sekitarnya. Padahal ada teknik semacam dewatering (pengeringan) untuk mengendalikan air tanah maupun permukaan. “Basement di Jakarta juga banyak, kuncinya pada tekanan air,” katanya.

Jenis tanah di area amblesan itu berdasarkan catatan Badan Geologi tergolong masih urai karena endapan aluvium. Mekanisme kejadiannya, ujar dia, berbeda dengan likuifaksi. “Hanya karena ada air kepotong penggalian, bagian bawahnya lepas, lalu atasnya ambles.” Rudy juga menolak kejadian itu karena alam, melainkan faktor manusia.

Dosen Kelompok Keahlian Rekayasa Struktur Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung Herlien D. Setio mengatakan pembangunan yang termasuk menggali di suatu daerah yang sudah terhuni apalagi padat harus ada perlindungan. “Retaining wall namanya, perlindungan untuk tanah-tanah yang menumpu daerah atau bangunan di tetangganya.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dinding penahan tanah itu berupa tiang-tiang pancang atau bor yang dipasang seperti pagar penuh. Diameter tiangnya juga harus dihitung sesuai keadaan tanah yang ditahan. “Apalagi kalau ada air, daerah yang tergenang, tekanan air pasti banyak di situ,” kata Herlien.

Dibandingkan dengan kondisi sebelumnya, tanah dalam kondisi stabil di kiri dan kanan jalan yang dipenuhi bangunan. Pun bukan daerah lereng pinggirannya. “Kayaknya betul gara-gara konstruksi, karena di bawah Jalan Gubeng itu tadinya nggak ada apa-apa, tanah biasa. Kalau tanah pinggirnya tidak terganggu mestinya sih dia tetap di situ.”

Dinding penahan tanah itu lazim dipasang ketika pembuatan pondasi gedung maupun pembangunan basement. Jarak batas dindingnya perlu dihitung benar. “Kecelakaan itu semestinya bisa dihindari jika dihitung dengan benar.”

Simak artikel lainnya tentang Jalan Gubeng Ambles di kanal Tekno Tempo.co.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gunung Ibu Erupsi Lagi, Pemukiman Warga Diguyur Hujan Abu

25 hari lalu

Kondisi Gunung Ibu, Halmahera Barat, Maluku Utara saat meletus pukul 17.12 WIT, Sabtu, 12 Januari 2019. BNPB
Gunung Ibu Erupsi Lagi, Pemukiman Warga Diguyur Hujan Abu

Gunung Ibu Halmahera kembali meletus tengah malam, pada pergantian hari. Hujan abu mencapai pemukiman warga.


Meletus 5 Kali Kemarin, Hari Ini Gunung Marapi Erupsi Lagi Disertai Muntahan Abu Vulkanik

27 hari lalu

Erupsi Gunung Marapi Sumatera Barat kembali terjadi pada Rabu 7 Februari 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan status Gunung Marapi pada level III. Foto TEMPO/Fachri Hamzah
Meletus 5 Kali Kemarin, Hari Ini Gunung Marapi Erupsi Lagi Disertai Muntahan Abu Vulkanik

Gunung Marapi tercatat sudah erupsi sebanyak 66 kali sejak Januari 2024.


4 Letusan Gunung Semeru Hari Ini, Tinggi Kolom Abu sampai 1.000 Meter

32 hari lalu

Gunung Semeru kembali erupsi pada Jumat (9/2/2024) pukul 05.39 WIB dengan tinggi letusan teramati sekitar 1.000 meter di atas puncak. (ANTARA/HO-PVMBG)
4 Letusan Gunung Semeru Hari Ini, Tinggi Kolom Abu sampai 1.000 Meter

Gunung Semeru di Jawa Timur kembali erupsi hari ini, Kamis 15 Februari 2024. Kolom abu tertingginya setara erupsi pada Jumat lalu.


Gunung Marapi Erupsi Lagi, Sudah 49 Kali Sepanjang 2024

35 hari lalu

Erupsi Gunung Marapi Sumatera Barat kembali terjadi pada Rabu 7 Februari 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan status Gunung Marapi pada level III. Foto TEMPO/Fachri Hamzah
Gunung Marapi Erupsi Lagi, Sudah 49 Kali Sepanjang 2024

Gunung Marapi tercatat sudah meletus sebanyak 49 kali sepanjang 2024.


Gunung Lewotobi Laki-Laki Meletus Dua Kali Disertai Guguran Awan Panas

46 hari lalu

Aliran lava pijar erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang teramati dari Desa Nobo, Kecamatan Ile Bura, Flores Timur, NTT, Senin malam, 15 Januari 2024. (ANTARA/HO-PVMBG)
Gunung Lewotobi Laki-Laki Meletus Dua Kali Disertai Guguran Awan Panas

Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki harus mewaspadai potensi banjir lahar.


Intensitas Letusan Gunung Semeru Meningkat, Masyarakat Diminta Waspadai Potensi Awan Panas

53 hari lalu

Gunung Semeru dilihat dari Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Kamis, 2 November 2023. Foto: Tempo/David Priyasidharta
Intensitas Letusan Gunung Semeru Meningkat, Masyarakat Diminta Waspadai Potensi Awan Panas

Intensitas letusan Gunung Semeru meningkat sejak Rabu malam, 24 Januari 2024, sekitar pukul 19.14 WIB.


Gunung Ibu Meletus Lagi Malam Ini, Pancarkan Sinar Api Setinggi 200 Meter

55 hari lalu

Pemandangan Gunung Ibu di Maluku Utara pada Rabu, 9 Agustus 2023. (ANTARA/HO-PVMBG)
Gunung Ibu Meletus Lagi Malam Ini, Pancarkan Sinar Api Setinggi 200 Meter

Gunung Ibu di Maluku Utara erupsi dua malam berturut-turut. PVMBG memberi status Waspada untuk gunung api ini.


Badan Geologi Petakan Potensi Logam Tanah Jarang

59 hari lalu

Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid (kiri) bersama Kepala Balai Besar Survei dan Pemetaan Geologi Kelautan Hadi Wijaya (kanan) memaparkan tentang kapal riset Geomarin III di Pelabuhan JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu, 15 November 2023. (ANTARA/Sugiharto Purnama)
Badan Geologi Petakan Potensi Logam Tanah Jarang

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menerbitkan peta sebaran mineral kritis dan strategis.


Badan Geologi Memodernisasi 160 Peralatan Pemantauan Gunung Api

59 hari lalu

Pengunjung menikmati suasana pemandangan Gunung Merapi di Kalitalang, Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Kamis, 24 Desember 2020. Berdasarkan data pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), laju deformasi Gunung Merapi dari EDM Babadan sebesar 10 centimeter per hari dalam tiga hari pada periode Rabu, 23 Desember 2020. ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Badan Geologi Memodernisasi 160 Peralatan Pemantauan Gunung Api

Badan Geologi melakukan modernisasi 160 peralatan pemantauan gunung api sepanjang tahun 2023.


Badan Geologi Rekomendasikan Daerah Bahaya Letusan Gunung Lewotobi Diperlebar

17 Januari 2024

Anggota Polri mengevakuasi warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Nurabelen, Ile Bura, Flores Timur, NTT, Senin, 15 Januari 2024. Tim SAR Gabungan yang terdiri dari unsur Basarnas, Polri, dan TNI mengevakuasi 528 jiwa warga Desa Nurabelen ke zona aman dari bencana erupsi gunung tersebut. ANTARA/Mega Tokan
Badan Geologi Rekomendasikan Daerah Bahaya Letusan Gunung Lewotobi Diperlebar

Badan Geologi memperbarui rekomendasi area yang diminta dikosongkan pada status Level IV atau Awas untuk Gunung Lewotobi Laki-laki di Pulau Flores.