Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perubahan Lahan Jadi Penyebab Longsor Sukabumi? Simak Analisisnya

image-gnews
Petugas dibantu warga mencari korban yang tertimbun reruntuhan rumah akibat tanah longsor di Kampung Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Selasa, 1 Januari 2019. Dalam peristiwa tersebut, 22 orang belum ditemukan. ANTARA
Petugas dibantu warga mencari korban yang tertimbun reruntuhan rumah akibat tanah longsor di Kampung Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Selasa, 1 Januari 2019. Dalam peristiwa tersebut, 22 orang belum ditemukan. ANTARA
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Longsor Sukabumi yang terjadi pada, Senin petang, 31 Desember 2018, diduga disebabkan karena faktor tata guna lahan dan keberadaan mata air. Longsor tersebut menimbun satu kampung adat Cigarehong, Desa Cisolok.

Baca juga: Longsor Sukabumi dan Cerita 20 Tahun Lalu

Menurut peneliti longsor dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Adrin Tohari, perubahan tata guna lahan akan mengganggu kondisi hidrologi lereng. Pepohonan dapat menahan dan mengontrol air hujan yang masuk ke dalam tanah. Namun ketika pepohonan hilang menjadi lahan terbuka, tanamannya tidak sanggup mengendalikan air hujan yang masuk ke dalam tanah.

Selain faktor hujan, pola aliran air bawah permukaan juga berperan memicu longsor. Ada kemungkinan, aliran air bawah permukaan dominan menuju ke bagian lereng yang disebabkan faktor geologi bawah permukaan. Ketika bagian lereng mudah sekali jenuh dan atau muka air tanah mudah terbentuk di bagian lereng, kondisinya akan lebih rentan dibandingkan bagian lereng lainnya.

"Prinsip dasarnya dari kejadian longsor di suatu lereng adalah kenaikan muka air tanah atau kejenuhan tanah," ujarnya. Adrin menduga ada aliran dari mata air ke bagian lereng yang longsor. Airnya biasa dipakai penduduk untuk kebutuhan harian, karena ada pemukiman di bawahnya.

Baca juga: Analisis Peneliti LIPI soal Penyebab Longsor Sukabumi

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dugaan kuat Adrin klop dengan keterangan Pemangku adat atau kasepuhan Sirna Resmi Abah Asep Nugraha. Menurut Abah Asep, di lereng itu ada beberapa mata air yang merembes. Warga menampungnya di selokan untuk kebutuhan air minum dan irigasi sawah.

"Di atas ada mata air, beberapa keluar airnye merembes," ujarnya Rabu, 2 Januari 2019. Abah juga mengatakan, lereng sejak 20 tahun lalu dibuka untuk lahan sawah. Warga Kampung Cigarehong telah mendiami tanah adat itu sejak 1941-1942 dan mengandalkan padi untuk konsumsi harian sesuai aturan adat.

Sebelumnya, kata Abah, kejadian longsor kecil telah terjadi di lereng itu sekitar 20 tahun silam. Dia juga telah mengingatkan warga namun untuk pindah, mereka terkendala urusan lahan dan membuat bangunan baru karena ekonomi warga pas-pasan. Longsor menimbun Kampung Cigarehong, Senin petang, 31 Desember 2018. Kampung itu kata Abah, bagian dari kampung adat atau kasepuhan Sirna Resmi. Penghuninya 101 orang. Dari total 33 rumah kampung adat di sana, tiga diantaranya luput dari longsoran.

Baca juga: Tahun 2019, Longsor di Sukabumi, Gempa di Lombok

Simak kabar terbaru seputar longsor Sukabumi hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Video Viral Korban di Sukabumi, BMKG: Ada 8 Sambaran Petir di Sekitar Lokasi

2 hari lalu

Ilustrasi hujan petir. Farmersalmanac.com
Video Viral Korban di Sukabumi, BMKG: Ada 8 Sambaran Petir di Sekitar Lokasi

Dua dari tiga orang yang sedang berteduh dari hujan di sebuah saung warung di Sukabumi tewas karena sambaran petir pada Ahad 21 April 2024.


Longsor dan Banjir di Wilayah Gunung Semeru: 3 Tewas, 17 Jembatan Rusak, Akses Lumajang-Malang Terputus

5 hari lalu

Sejumlah warga melihat Jembatan Gondoruso di Kecamatan Pasirian yang terputus akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru pada Jumat (19/4/2024). (ANTARA/VJ Hamka Agung Balya)
Longsor dan Banjir di Wilayah Gunung Semeru: 3 Tewas, 17 Jembatan Rusak, Akses Lumajang-Malang Terputus

Bencana banjir dan longsor yang dipicu intensitas hujan yang tinggi di wilayah Gunung Semeru menimbulkan korban jiwa dan merusak sejumlah fasilitas


Kurir Ekspedisi di Sukabumi Bikin Laporan Palsu Jadi Korban Begal, Uang Hasil COD untuk Bayar Cicilan Motor

8 hari lalu

Ilustrasi begal motor. TEMPO/Gunawan Wicaksono
Kurir Ekspedisi di Sukabumi Bikin Laporan Palsu Jadi Korban Begal, Uang Hasil COD untuk Bayar Cicilan Motor

Kurir ekspedisi itu membuat laporan palsu ke polisi telah menjadi korban begal. Uang hasil COD dipakai untuk membayar cicilan motor.


Update Info Terbaru Bencana Tanah Longsor di Tana Toraja

9 hari lalu

Tim SAR gabungan mencari korban tanah longsor yang dinyatakan hilang di Palangka, Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Senin 15 April 2024. Basarnas Makassar secara resmi menutup operasi SAR bencana tanah longsor yang terjadi pada Sabtu (13/4) malam di dua titik di daerah itu setelah dua korban yang dinyatakan hilang berhasil ditemukan sehingga total korban meninggal dunia akibat bencana tersebut menjadi 20 orang. ANTARA FOTO/Arnas Padda
Update Info Terbaru Bencana Tanah Longsor di Tana Toraja

Proses pencarian dihentikan sementara usai BNPB menemukan 2 korban terakhir dalam bencana tanah longsor di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.


Longsor di Tana Toraja, Tim Gabungan BNPB Temukan 20 Korban Meninggal

9 hari lalu

Tim SAR gabungan mengangkut kantong berisi jenazah korban tanah longsor di Palangka, Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Senin 15 April 2024. Sebanyak dua korban yang dinyatakan hilang akibat tanah longsor di daerah itu berhasil ditemukan sehingga total korban yang meninggal dunia menjadi 20 orang. ANTARA FOTO/Arnas Padda
Longsor di Tana Toraja, Tim Gabungan BNPB Temukan 20 Korban Meninggal

BNPB melaporkan telah menemukan 20 korban dalam bencana longsor di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.


BMKG Sebut Hujan Bakal Meningkat Seminggu ke Depan, Apa Penyebabnya?

9 hari lalu

Ilustrasi--Pengguna memeriksa informasi cuaca di situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG. (ANTARA/Zubi Mahrofi/uyu)a
BMKG Sebut Hujan Bakal Meningkat Seminggu ke Depan, Apa Penyebabnya?

BMKG juga mengimbau mewaspadai Antecedent Precipitation. Hujan apa ini?


Longsor di Tana Toraja, Warga yang Selamat Diungsikan ke Gereja

10 hari lalu

Warga berada di area terdampak tanah longsor di Palangka, Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Senin 15 April 2024. Tanah longsor yang terjadi pada Sabtu (13/4) malam tersebut menewaskan 18 orang yang tersebar di dua titik yakni 14 orang di Palangka, Kecamatan Makale dan empat orang di Lembang Randanbatu, Kecamatan Makale selatan, Tana Toraja sementara dua korban lainnya masih dalam pencarian. ANTARA FOTO/Arnas Padda
Longsor di Tana Toraja, Warga yang Selamat Diungsikan ke Gereja

Longsor di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, menelan 18 korban jiwa. Tim evakuasi membangun posko pengungsi di gereja setempat.


Tanah Longsor di Tana Toraja, BNPB: Sebanyak 14 Orang Meninggal

10 hari lalu

Proses evakuasi korban tanah longsor di Makale, Tana Toraja, Minggu, 14 April 2024. ANTARA/HO-Humas Pemprov Sulsel
Tanah Longsor di Tana Toraja, BNPB: Sebanyak 14 Orang Meninggal

Peristiwa tanah longsor tersebut dipicu oleh hujan berintensitas tinggi di wilayah dengan kondisi tanah yang tidak stabil.


Terjadi Longsor di Sekitar Gudang Bahan Peledak Milik PT Antam

11 hari lalu

Petugas memeriksa lokasi longsor di sekitar gudang bahan peledak milik PT Antam Unit Bisnis Penambangan Emas (UBPE) Pongkor, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ahad, 14 April 2024. Foto: ANTARA/HO-Humas Polres Bogor
Terjadi Longsor di Sekitar Gudang Bahan Peledak Milik PT Antam

Polsek Nanggung, Polres Bogor melaporkan terjadi longsor di sekitar gudang bahan peledak milik PT Antam Unit Bisnis Penambangan Emas (UBPE)


14 Orang Meninggal Akibat Tanah Longsor di Tana Toraja

11 hari lalu

Petugas membawa anjing pelacak mencari warga yang hilang saat tanah longsor dari puncak bukit mengubur 10 rumah dan lebih dari 30 rumah terdampak di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 25 Maret 2024. Sementara ini 9 orang dinyatakan masih hilang, lebih dari 30 rumah tertimbun longsor, serta lebih dari 300 jiwa mengungsi di kantor desa dan sekolah. TEMPO/Prima Mulia
14 Orang Meninggal Akibat Tanah Longsor di Tana Toraja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tana Toraja hingga kini masih mencari warga yang dilaporkan hilang akibat tanah longsor.