TEMPO.CO, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sempat memperingatkan ancaman bencana longsor dengan memposting peta rawan bencana untuk wilayah Jawa Barat. Dia mengunggah peta potensi bencana gerakan tanah yang dilansir Pusat Vulkaologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di akun Instagramnya sepekan lalu.
Baca juga: Resolusi 2019 Anda Bertemu Jodoh? Intip Pesan Ridwan Kamil
"Warga Jawa Barat, apakah anda tinggal bermukim dan berkegiatan di zona ungu? Di musim hujan ini potensi pergerakan tanah menjdi lebih tinggi," tulis Ridwan Kamil di akun Instagramnya, sepekan lalu.
Ridwan Kamil dalam postingannya itu meminta warga agar waspada saat hujan turun, dan melaporkan pada BPBD Jawa Barat jika menemukan lokasi yang retak atau longsor. "Warna ungu artinya potensi pergerakan tanah sangat tinggi. Hijau relatif sedikit," kata dia.
Kang Emil, sapaan karib Ridwan, dalam postingan Instagram tersebut sempat menjawab pertanyan pemilik akun @nathanaelsuryadharma yang mempersoalkan warna pada ungu pada peta tersebut, yang menurutnya lebih cocok warna pink. "Di saya ungu, di kamu mungkin warna pink," jawaban Ridwan Kamil.
Peta yang di unggah Ridwan Kamil tersebut diterbitkan oleh PVMBG. Peta itu bisa di unduh di alamat http://vsi.esdm.go.id/index.php/gerakan-tanah/peringatan-dini-gerakan-tanah. Peta per provinsi yang dterbitkan sebulan sekali tersebut menjadi acuan peringatan dini gerakan tanah di tiap daerah. Peta tersebut disusun berdasarkan prakiraan curah hujan selama sebulan yang diperoleh dari BMKG, digabungkan dengan peta zona kerentanan gerakan tanah yang sudah dimiliki PVMBG.
Baca juga: Longsor Sukabumi dan Cerita 20 Tahun Lalu
Juru bicara BNPB, Sutopo Purwo Nugroho rutin menggunggah peta potensi terjadinya gerakan tanah yang diterbitkan PVMBG setiap bulan. Tanggal 2 Desember 2018, lewat cuitannya di akun twitternya @Sutopo_PN, mengunggah peta potensi rawan longsor untuk Jawa Barat dan Jawa Tengah. Dia "mencolek" akun twitter Ridwan Kamil @ridwankamil dalam postingan tersebut.
Melihat postingan peta peringatan dini tanah longsor tidak kunjung di respon Ridwan Kamil, Sutopo mencolek akun penyanyi Raisa @raisa6690. "Mention ke @ridwankamil nggak di re-twit juga. Tau gitu mending saya mension ke @raisa6690 ya biar lebih banyak warga Jabar yang baca peringatannya," cuit Sutopo, 2 Desember 2018.
Baru esoknya, Ridwan Kamil menanggapi cuitan Sutopo tersebut. "Warga Jabar khususnya Jabar tengah ke selatan, mohon mewaspadai potensi kebencanaan pergerakan tanah berpotensi longsor (warna ungu), sesuai informasi dari BNPB via @Sutopo_PN yang memention @raisa6690. Hatur nuhun," cuitnya, 3 Desember 2018.
Peta peringatan dini potensi longsor di Jawa Barat itu yang kembali di unggahnya di akun Instagramnya sepekan lalu. "Mohon selalu waspada saat hujan turun dan laporkan jika ada lokasi-lokasi yang terlihat mulai retak atau longsor. Warna ungu artinya potensi pergerakan tanah sangat tinggi. Hijau relatif sedikit. Kontak @bpbd_jabar untuk tindaklanjutnya. Hatur Nuhun. *Jika peta kurang jelas coba google aja," kata dia di akun Instagramnya.
Baca juga: Analisis Peneliti LIPI soal Penyebab Longsor Sukabumi
Kepala Bidang Mitigasi Gerakan Tanah, PVMBG, Badan Geologi, Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral, Agus Budianto mengatakan, penggunaan warna pada peta tersebut menggunakan Standar Nasional Indonesia. "Di SNI (Standar Nasional Indonesia) itu merah, kuning, dan hijau. Tidak tahu saya juga kenapa jadi ungu," kata dia saat dihubungi Tempo, Rabu, 2 Januari 2018.
Agus mengatakan, warna itu mengikuti SNI untuk menyatakan potensi gerakan tanah. "Postingan (Ridwan Kamil) itu saya dapat juga. Saya melihatnya wajar kalau dia katakan ungu," kata dia. "Pokoknya mau itu merah, atau ungu, itu menandakan potensi paling tinggi."
Dia mengatakan, akurasi peringatan dini peta tersebut kembali terbukti dengan kejadian longsor Sukabumi. Lokasi terjadinya bencana longsor tersebut berada di daerah yang diwarnai merah, atau zona kerentanan gerakan tanah menengah-tinggi. Longsor itu bukan peristiwa tiba-tiba," kata dia.
Awal pekan ini, Senin, 31 Desemer 2018, longsor melanda satu kampung di Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi pukul 17.30 WIB. Data BPBD Jawa Barat melansir hujan deras pada kawasan tersebut memicu longsor yang mengakibatkan 30 unit rumah tertimbun, dan 32 keluarga terdampak. Data per 1 Januari 2019 pukul 19.00 WIB memastikan 15 orang korban meninggal dunia, 3 orang luka, 63 orang selamat, dan 20 orang kondisinya belum di ketahui.
Menurut PVMBG, daerah tersebut termasuk ke dalam zona kerentanan gerakan tanah menengah-tinggi. "Artinya daerah ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan," dikutip dari laman PVMBG, 31 Desember 2018.
Baca juga: Tahun 2019, Longsor di Sukabumi, Gempa di Lombok
Simak kabar terbaru seputar Ridwan Kamil dan longsor Sukabumi hanya di kanal Tekno Tempo.co.