Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Misteri Rentetan Gempa Selat Sunda, Ini Kata Vulkanolog ITB

image-gnews
Prajurit TNI KRI Torani 860 mengamati aktivitas Gunung Anak Krakatau yang sedang erupsi di Perairan Selat Sunda, 1 Januari 2019. Berkurangnya ketinggian Gunung Anak Krakatau itu diperkirakan terjadi karena proses rayapan tubuh gunung disertai laju erupsi yang tinggi. TEMPO/M Taufan Rengganis
Prajurit TNI KRI Torani 860 mengamati aktivitas Gunung Anak Krakatau yang sedang erupsi di Perairan Selat Sunda, 1 Januari 2019. Berkurangnya ketinggian Gunung Anak Krakatau itu diperkirakan terjadi karena proses rayapan tubuh gunung disertai laju erupsi yang tinggi. TEMPO/M Taufan Rengganis
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Vulkanolog dari Institut Teknologi Bandung, Mirzam Abdurrachman, mengulas rentetan gempa Selat Sunda yang penyebabnya masih misterius. Menurut Mirzam, rentetan gempa itu lebih cenderung akibat aktivitas vulkanik daripada tektonik.

Baca juga: Kamis Sore, Gempa Beruntun Guncang Selat Sunda

"Buat saya agak sulit membayangkan tektonik namun kedalaman sumber gempanya dangkal. Paling memungkinkan gempa vulkanik," kata Mirzam, saat dihubungi, Jumat, 11 Januari 2019.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mencatat rentetan belasan gempa di Selat Sunda, Kamis sore, 10 Januari 2019. Lokasi sumber gempa beruntun itu berada dalam radius 36,5 km dari Gunung Anak Krakatau. "Penyebabnya belum tahu. Masih misteri," kata Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono, Kamis malam, 10 Januari 2019.

Pada Kamis, 10 Januari 2019 di wilayah Selat Sunda terjadi aktivitas gempa beruntun sebanyak 11 kali. Besaran magnitudonya bervariasi, dimulai dengan gempa berkekuatan magnitudo 3,1, kemudian M=3,0, M=3,1, M=3,3, M=3,3, M=3,9, M=4,1, M=3,5, M=4,0, M=2,8 dan M=2,8.

Meskipun besarannya beragam, kedalaman titik sumber gempanya seragam, yaitu satu kilometer. Waktu kejadian rentetan gempa itu mulai 16.59 WIB-18.35 WIB. Aktivitas gempa ini berada dalam radius 36.5 km dari Gunung Anak Krakatau.

Baca juga: Ada Gempa Beruntun di Selat Sunda, Penyebabnya Misterius

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hasil monitoring BMKG melalui Tide Gauge milik Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Water Level milik BMKG menunjukkan hingga pukul 18.35 WIB aktivas gempa tersebut tidak menyebabkan peningkatan ketinggian muka air laut (tsunami) di sepanjang pantai Selat Sunda. Aktivitas rentetan gempa tersebut terdeteksi di tujuh stasiun seismik milik BMKG yakni di Tangerang, Serang, Cigeulis, Muara Dua, Bandar Lampung, Sukabumi, dan Liwa.

Menurut Mirzam, kekuatan gempa vulkanik tidak besar. "Umumnya di bawah magnitude 5, rata-rata M=2 sampai 3," ujarnya. Gempa vulkanik di Selat Sunda yang beruntun itu bisa terjadi karena pergerakan magma ke level yang lebih dangkal atau naik dan menghasilkan rekahan kemudian tercatat sebagai gempa.

Satu hal yang perlu jadi perhatian, kata Mirzam, apakah rentetan gempa itu diikuti oleh peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau untuk mengantisipasi letusan Anak Krakatau dan akibat ikutannya. "Jika itu akibat gempa tektonik, sangat perlu diwaspadai karena Gunung Anak Krakatau sudah kehilangan sebagian tutupnya," ujarnya.

Karena saat ini, kata dia, Gunung Anak Krakatau dalam keadaan kritis. "Pengamatan yang komprehansif menurutnya perlu dilakukan," kata Mirzam.

Baca juga: Bencana di 2018, Dari Gempa Lombok sampai Tsunami Selat Sunda

Simak artikel lainnya seputar gempa Selat Sunda hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Diperingatkan, Tanah Bergerak di Bandung Barat Bisa Menutup Aliran Sungai

3 jam lalu

Kerusakan sebuah Sekolah Dasar akibat pergerakan tanah di di Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat. (Dok.PVMBG)
Diperingatkan, Tanah Bergerak di Bandung Barat Bisa Menutup Aliran Sungai

Kandidat lahan relokasi warga terdampak dinilai masih rentan tanah bergerak.


Top 3 Tekno Berita Terkini: Siklon Tropis Megan, Gempa Talaud, dan Mahasiswa Geofisika UI

7 jam lalu

Siklon Tropis Megan (BMKG)
Top 3 Tekno Berita Terkini: Siklon Tropis Megan, Gempa Talaud, dan Mahasiswa Geofisika UI

BMKG memantau Siklon Tropis Megan di Teluk Carpentaria dan Bibit Siklon Tropis 91S di Samudra Hindia sebelah tenggara-selatan Bali.


Info Terkini Gempa M4,9 Guncang Kepulauan Talaud Sulut, Tidak Berpotensi Tsunami

1 hari lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Info Terkini Gempa M4,9 Guncang Kepulauan Talaud Sulut, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya deformasi di dalam lempeng Laut Filipina.


Ridwan Kamil Kurator IKN Berikan Contoh Negara yang Gagal Memindahkan Ibu Kota

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo berbincang bersama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Ridwan Kamil saat meninjau proyek Tol IKN seksi 3A di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu, 1 November 2023. Tol IKN yang menghubungkan Balikpapan ke Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan jarak 57 kilometer itu telah mencapai progres 55 persen. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Ridwan Kamil Kurator IKN Berikan Contoh Negara yang Gagal Memindahkan Ibu Kota

Ridwan Kamil pernah ingatkan Jokowi, IKN harus layak huni dan manusiawi jangan sampai gagal seperti pemindahan ibu kota baru di beberapa negara.


BMKG Telah Mencatat 4 Kali Gempa Pangandaran Sepanjang Hari Ini

3 hari lalu

Ilustrasi gempa. geo.tv
BMKG Telah Mencatat 4 Kali Gempa Pangandaran Sepanjang Hari Ini

Gempa yang kedua bahkan memiliki magnitudo lebih kuat, yakni M4,2. Simak penjelasan dari BMKG.


Gempa M4,0 dari Laut Guncang Pangandaran, Garut, Pangalengan Pagi Ini

4 hari lalu

Peta lokasi gempa Pangandaran pada 15 Maret 2024. X/BMKG
Gempa M4,0 dari Laut Guncang Pangandaran, Garut, Pangalengan Pagi Ini

Gempa tektonik bermagnitudo 4,0 mengguncang wilayah Kabupaten Pangandaran dan sekitarnya. BMKG mencatat waktu kejadiannya pada Jumat pagi, 15 Maret 2024 pukul 08.29 WIB.


Rektorat ITB Jawab Surat Permintaan Klarifikasi Soal Aplikasi Sirekap, Ini Isinya

5 hari lalu

Petugas memeriksa data pengiriman dari lembar C-KWK saat uji coba Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) pemilihan serentak di SOR Volly Indoor Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Rabu, 9 September 2020. Uji coba aplikasi Sirekap tersebut dalam rangka mempersiapkan pemungutan, penghitungan suara, sampai dengan tahapan rekap guna memastikan kesiapan penggunaannya dalam penyelenggara Pilkada serentak 2020 di daerah. ANTARA/M Agung Rajasa
Rektorat ITB Jawab Surat Permintaan Klarifikasi Soal Aplikasi Sirekap, Ini Isinya

Rektorat ITB akhirnya dilaporkan ke Komisi Informasi Daerah Jawa Barat setelah sekian lama bungkam dan rahasiakan informasi aplikasi Sirekap KPU.


Sirekap Bermasalah, Keluarga Alumni Laporkan Rektorat ITB ke Komisi Informasi Daerah

5 hari lalu

Dibuat ITB, Sirekap untuk Pemilu Telah Dipakai Sejak 2019
Sirekap Bermasalah, Keluarga Alumni Laporkan Rektorat ITB ke Komisi Informasi Daerah

KAPPAK ITB melaporkan Rektorat ITB ke Komisi Informasi Daerah Jawa Barat. Pelaporan itu terkait dengan masalah sistem informasi rekapitulasi.


Gempa Tektonik M6,2 di Laut Maluku, Terasa Sampai Minahasa dan Gorontalo

5 hari lalu

Peta pusat gempa M7,5--diperbarui dari info awal M7,9--pada Selasa dinihari 10 Januari 2023 dan data historis gempa bumi di wilayah Maluku. (ANTARA/HO-BMKG)
Gempa Tektonik M6,2 di Laut Maluku, Terasa Sampai Minahasa dan Gorontalo

Laut Maluku diguncang gempa tektonik M6,0 pada Kamis dinihari, 14 Maret 2024. Sempat muncul aftershock, namun guncangan ini tidak memicu tsunami.


Masjid Salman ITB Siapkan Ribuan Porsi Hidangan Buka Puasa, Ada Menu Lokal dan Asing

6 hari lalu

Pembagian makanan untuk berbuka puasa di Masjid Salman ITB. (Dok Panitia)
Masjid Salman ITB Siapkan Ribuan Porsi Hidangan Buka Puasa, Ada Menu Lokal dan Asing

Masjid Salman ITB menyediakan program berbuka puasa bersama selama Ramadan 2024. Diisi menu khas berbagai daerah, bahkan menu khas asing.