Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ada Danau Kawah di Pulau Gunung Anak Krakatau

image-gnews
Gunung berapi Anak Krakatau dan foto close-up kawah, dalam gambar satelit yang diambil pada 11 Januari 2019. Gambar ini diambil setelah letusan besar pada 22 Desember 2018. REUTERS/DigitalGlobe
Gunung berapi Anak Krakatau dan foto close-up kawah, dalam gambar satelit yang diambil pada 11 Januari 2019. Gambar ini diambil setelah letusan besar pada 22 Desember 2018. REUTERS/DigitalGlobe
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti gunung api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Mamay Surmayadi, mengatakan sempat melihat langsung kondisi Gunung Anak Krakatau saat menumpang helikopter bersama rombongan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Minggu, 13 Januari 2019.

Baca: Setelah Rentetan Gempa Misterius, Gunung Anak Krakatau Istirahat

Helikopter yang ditumpanginya sempat terbang dengan jarak sekitar 100 meter dari kawah Gunung Anak Krakatau. “Betul, pakai heli,” kata dia saat dihubungi Tempo, Senin, 14 Januari 2019.

Mamay mengatakan pusat erupsi Gunung Anak Krakatau saat ini berbentuk danah kawah, bagian dari cowak atau bentuk tapal kuda yang bagian ujungnya sudah menyatu. “Secara umum itu danau. Kalau istilah geologinya yang umum itu kawah maar, itu kawah yang berair. Posisi erupsinya sekarang di situ,” kata dia.

Menurutnya, air dalam kawah tersebut bisa mengering bersama erupsi, dan bisa juga kembali terisi air. “Kalau misalkan terjadi letusan, kemudian airnya habis, bisa kering. Tapi kalau terisi lagi, misal oleh ombak besar masuk situ, air hujan, kembali lagi terisi air. Itu tergantung kondisi meteorologinya,” kata dia.

Serangkaian letusan Gunung Anak Krakatau sejak 22 Desember 2018 hingga 26 Desember 2018 lalu menyisakan kawah berbentuk tapal kuda yang saat itu pada bagian terbukanya terisi oleh air. “Kalau kata orang sunda, itu ‘cowak’, ada bentuk tapal kuda yang membuka ke arah barat,” kata Mamay.

Hingga tanggal 1 Januari 2019, erupsi Gunung Anak Krakatau masih terjadi di bawah permukaan air. Namun serangkaian letusan yang terjadi sempat memunculkan kerucut kecil di tengah teluk berbentuk tapal kuda tersebut. Endapan material sisa letusan menyebabkan bagian ujung tapal kuda tersebut bersatu menyisakan bentuk lingkaran di bagian tengahnya.

“Kondisi sejak tanggal 9 Januari 2019, terbentuk semacam kawah berair, yang sudah terisolir (dari laut). Kalau dulu dari bentuk cekungan tapal kuda itu berair sampai ke laut, sejak tanggal 9 Januari sampai sekarang, terisolir sebuah kawah yang terpisah dari laut,” kata Mamay.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mamay mengatakan saat dirinya ikut terbang dengan helikopter mendekati Gunung Anak Krakatau, pemandangan masih belum berubah. “Kondisi sampai kemarin kami terbang, itu masih seperti begitu. Kami hitung diameter kawahnya itu kurang lebih 400 meter. Dengan luasan kawah sekitar 12 hektare,” kata dia.

Selain itu, luas Pulau Gunung Anak Krakatau juga relatif mengecil. Sebelum tsunami, luas pulau itu menembus 390 hektare. “Berdasarkan analisa citrarsatelit sampai kemarin tanggal 13 Januari 2019, luasnya kurang lebih 320 hektare luas Pulau Gunung Anak Krakatau. Makin mengecil karena sudah da pengurangan dari yang terlongsorkan, kemudian pengurangan dari hasil letusan tanggal 26 Desember 2018,” kata dia. 

Perairan di sekitar Gunung Anak Krakatau di depan bukaan kawah tapal kuda tersebut memiliki air laut kontras berwarna cokelat. Mamay mengatakan, warna cokelat itu berasal dari abu dan material letusan Gunung Anak Krakatau yang terbawa aliran air menuju laut. “Itu material sedimen. Tidak berbahaya. Itu dari material gunung api, bukan dari polusi industri. Hanya abu gunung saja. Itu alamiah,” kata dia.

Mamay mengatakan, abu yang dihasilkan erupsi Gunung Anak Krakatau sebagian menumpuk di tubuh gunung api, sebagian jatuh ke laut. “Yang menumpuk di atas gunung, terbawa air hujan. Kemudian (mengalir) ke air (laut), itu menjadi suspended-material. Jadi itu material abu yang mengambang di permukaan laut,” kata dia.

Mamay mencontohkan, warna cokelat di laut di dekat muara sungai. “Analoginya, sering kita melihat muara sungai. Air dari sungai yang keruh, masuk ke laut, itu kelihatan cokelat-cokelat karena berasal dari sungai. Itu material sedimen,” kata dia.

Simak artikel lainnya tentang Gunung Anak Krakatau di kanal Tekno Tempo.co.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kaleidoskop 2023: 5 Gunung Berapi Terbanyak Erupsi Tahun Ini, Terakhir Gunung Marapi dan Gunung Semeru

29 Desember 2023

Gunung Marapi yang mengeluarkan abu vulkanik terlihat dari Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Senin 4 Desember 2023. Gunung dengan ketinggian 2.891 mdpl itu mengalami beberapa kali erupsi dan embusan sejak Minggu 3 Desember 2023 dengan status berdasarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yakni waspada level II.  ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Kaleidoskop 2023: 5 Gunung Berapi Terbanyak Erupsi Tahun Ini, Terakhir Gunung Marapi dan Gunung Semeru

Erupsi Gunung Marapi mengejutkan. Berikut 5 gunung berapi yang paling sering meletus sepanjang 2023.


Gunung Anak Krakatau Erupsi Dua Kali, Lontaran Abu 357 Meter

15 Desember 2023

Pantauan Gunung Anak Krakatau dari CCTV PVMBG, Jumat, 15 Desember 2023. (ANTARA/HO-PVMBG)
Gunung Anak Krakatau Erupsi Dua Kali, Lontaran Abu 357 Meter

PVMBG merekomendasikan masyarakat untuk tidak mendekati Gunung Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah aktif.


Gunung Anak Krakatau Meletus, Abu Vulkanik Membubung 1.000 Meter

14 Desember 2023

Gunung Anak Krakatau kembali erupsi pada Selasa 5 Desember 2023, pukul 04.38 WIB. Erupsi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 63 mm dan durasi sekitar 41 detik. Dok Polda Banten
Gunung Anak Krakatau Meletus, Abu Vulkanik Membubung 1.000 Meter

Gunung Anak Krakatau yang terletak di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, meletus dan melontarkan abu vulkanik setinggi 1.000 meter.


Gunung Anak Krakatau Kembali Erupsi Setinggi 757 Meter, Nelayan Diimbau Menjauh

13 Desember 2023

Gunung Anak Krakatau dipantau dari CCTV PVMBG. (ANTARA/HO-PVMBG)
Gunung Anak Krakatau Kembali Erupsi Setinggi 757 Meter, Nelayan Diimbau Menjauh

Masyarakat dan nelayan diimbau untuk tidak mendekati kawasan Gunung Anak Krakatau pada radius lima kilometer.


Rentetan Erupsi Anak Krakatau hingga Hari Ini, Polda Banten: Waspada

6 Desember 2023

Gunung Anak Krakatau kembali erupsi pada Selasa 5 Desember 2023, pukul 04.38 WIB. Erupsi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 63 mm dan durasi sekitar 41 detik. Dok Polda Banten
Rentetan Erupsi Anak Krakatau hingga Hari Ini, Polda Banten: Waspada

Polda Banten mengimbau warga pesisir agar mewaspadai erupsi Gunung Anak Krakatau di Perairan Selat Sunda.


Gunung Anak Krakatau Erupsi Kemarin, Polda Banten Imbau Warga Beraktivitas di Radius 5 Km

6 Desember 2023

Gunung Anak Krakatau kembali erupsi pada Selasa 5 Desember 2023, pukul 04.38 WIB. Erupsi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 63 mm dan durasi sekitar 41 detik. Dok Polda Banten
Gunung Anak Krakatau Erupsi Kemarin, Polda Banten Imbau Warga Beraktivitas di Radius 5 Km

Nelayan dan warga diimbau tidak mendekat beraktivitas dalam radius lima kilometer dari Gunung Anak Krakatau setelah kemarin erupsi


Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda Kembali Meletus Rabu Ini

6 Desember 2023

Sehari Meletus Emoat Kali, Warga Diminta Jauhi Gunung Anak Krakatau
Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda Kembali Meletus Rabu Ini

Gunung Anak Krakatau yang berada di perairan Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan kembali mengalami erupsi pada Rabu, 6 Desember 2023.


Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda Kembali Erupsi Tengah Malam

6 Desember 2023

CCTV saat Gunung Anak Krakatau erupsi, Senin, 26 November 2023. (ANTARA/HO-PVMBG)
Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda Kembali Erupsi Tengah Malam

Sepanjang Selasa, tercatat ada sedikitnya tiga kali letusan Gunung Anak Krakatau pada pukul 03.56, 04.38, dan 12.56 WIB.


Gunung Anak Krakatau Kembali Erupsi Malam Ini

4 Desember 2023

CCTV saat lontaran abu keluar dari gunung anak Krakatau pada Jumat malam,  12 Mei 2023. (ANTARA/HO)
Gunung Anak Krakatau Kembali Erupsi Malam Ini

Gunung Anak Krakatau kembali mengalami erupsi pada Senin, 4 Desember 2023 pukul 22.57 WIB. Terpantau kolom abu hitam dengan intensitas tebal.


Hati-hati, Gunung Anak Krakatau Meletus Lagi pada Dini Hari Tadi

4 Desember 2023

CCTV saat Gunung Anak Krakatau erupsi, Senin, 26 November 2023. (ANTARA/HO-PVMBG)
Hati-hati, Gunung Anak Krakatau Meletus Lagi pada Dini Hari Tadi

Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, kembali mengeluarkan erupsi dini hari tadi.