TEMPO.CO, Jakarta - Apple dilaporkan kebanjiran pesanan baterai pengganti untuk iPhone, dengan jumlah pesanan jauh melebihi dari yang diantisipasinya. Hal ini mengindikasikan bahwa pelanggan lebih memilih mengganti baterai smartphone lamanya ketimbang membeli iPhone baru.
Baca: Alasan iPhone XS, XR Gagal Pakai Modem Qualcomm dan Pilih Intel
Baca: Apple Akan Merilis 3 iPhone Baru pada 2019
Baca: Inikah Penampakan iPhone XI? Simak Video Berikut
Sejak program penggantian baterai dibuka, Apple telah mengganti 11 juta baterai, sementara normalnya biasanya dalam setahun hanya 1 juta hingga 2 juta saja, menurut laporan New York Post, Selasa, 15 Januari 2019 waktu setempat, mengutip John Gruber dari Daring Fireball yang hadir dalam pertemuan CEO Aplle Tim Cook dengan investor awal bulan ini.
Program penggantian baterai iPhone ditawarkan Apple pada Januari hingga Desember 2018, dimana pengguna iPhone bisa memesan baterai pengganti untuk iPhone 6 dan yang lebih baru dengan harga hanya 29 dolar.
Pada 2 Januari yang lalu, Tim Cook mengungkapkan mengenai kinerja Apple selama kuartal pertama tahun fiskal 2019, dengan peraihan pendapatan sekitar 84 miliar dolar dan keuntungan kotor sekitar 38 persen.
Dalam periode itu, Apple mencatatkan biaya operasi mencapai 8,7 miliar dolar dan pendapatan lain-lain mencapai 550 juta dolar.
Cook mengakui bahwa kuartal pertama 2019 merupakan tahun yang sulit bagi Apple, karena penguatan dolar telah menciptakan fluktuasi mata uang asing dan diperkirakan akan mengurangi pertumbuhan pendapatan Apple sekitar 200 basis poin.
Pelambatan penjualan iPhone di pasar besar Cina sejak pertengahan 2018 juga telah berkontribusi pada turunnya pendapatan global Apple.
ANTARA