TEMPO.CO, Jakarta - Fortnite berhasil meraih pendapatan tahunan paling banyak dari game apa pun dalam sejarah, dengan menghasilkan US$ 2,4 miliar (Rp 34 triliun) pada tahun 2018, menurut perkiraan dari SuperData Nielsen, sebagaimana dilaporkan Deadline, 16 Januari 2019.
Baca: Fortnite v7.20 akan Hadir Pekan Ini?
Baca: Pengembang Game Fortnite Bikin Toko Aplikasi Sendiri
Baca: Game Fortnite Kini Memiliki Lebih dari 200 Juta Pemain
SuperData mengatakan peluncuran multi-platform Fortnite pada PC, konsol dan mobile memungkinkannya untuk menjangkau audiens yang besar. Penerbit Epic Games menjaga momentum dengan memperbarui game secara teratur dengan mode, senjata, dan lingkungan baru.
Fortnite juga merevolusi monetisasi game dengan battle pass (tiket pertempuran), pembelian in-game dalam waktu terbatas yang memberi hadiah kepada pemain dengan item digital yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan berbagai tantangan.
“Game seperti Dota 2 telah menjual tiket pertempuran di masa lalu, tetapi Fortnite menjadikannya bagian inti dari strategi monetisasi, dengan 34 persen pemain Fortnite AS membelinya secara teratur,” SuperData mencatat dalam laporannya tentang kondisi industri game.
Game gratis (free-to-play) menyumbang 80 persen dari semua pendapatan game digital, yang mencapai US$ 87,7 miliar pada tahun 2018.
Ada permintaan yang kuat untuk game "premium", terutama di Amerika Utara dan Eropa, meskipun penerbit menjauh dari cakram fisik ke unduhan digital. SuperData memperkirakan game konsol dan PC menghasilkan US$ 17,9 miliar pendapatan tahun lalu.
SuperData juga mencatat bahwa pasar game mobile Asia terus tumbuh, meskipun ada pembekuan peraturan pada peluncuran game baru di Cina. Honor of Kings dari Tencent hampir menyaingi gelar League of Legends yang populer.
Di Amerika Utara dan Eropa, game kasual seperti Pokemon GO berkontribusi terhadap peningkatan 13 persen dalam pendapatan game mobile.
Simak artikel lainnya tentang game Fortnite di kanal Tekno Tempo.co.
DEADLINE | VENTURE BEAT