4. Performa
Hasil foto DJI Osmo pocket. TEMPO/Ryan Maulana
Saat awal digunakan, rasanya sedikit canggung. Tapi semua itu terbayar dengan performanya secara keseluruhan, baik dari segi gambar, video, bahkan daya tahan baterai. Yang jelas, DJI Osmo Pocket terbaik di kelas harga Rp 5-6 juta.
Seperti dijelaskan sebelumnya, cara pengoperasian kamera ini sangat simpel. Misalnya, untuk kamera selfie. Tekan tombol "function" tiga kali, kamera akan berputar ke arah Anda. Fitur FaceTrack-nya secara otomatis akan mengikuti wajah Anda ke manapun. Focal length kameranya jgua sangat baik dalam skala kamera kecil. Dan aperturenya memberikan efek bokeh yang sangat indah.
Performa fokus kameranya sama seperti kamera aksi lain. Berita baiknya, DJI Osmo Pocket bisa membuat efek bokeh seperti kamera profesional. Namun, terkadang autofokusnya lambat dan sedikit bingung untuk menentukan subjek antara yang dekat dan jauh, terutama pada malam hari.
Sesekali fokus saat mode foto juga sesekali melenceng. Bukan berarti buruk. Sebab, ini menandakan fokusnya sangat fleksibel, alih-alih hanya berada di tengah. Mungkin ini karena imbas dari fitur bernama ActiveTrack dalam mode video. Layaknya drone-drone DJI, fitur ini bisa mengikuti subjek selama operator kamera dan subjek tidak bergerak sangat cepat, karena gimbalnya tidak dirancang untuk itu. Kameranya memang bagus, tapi sayang format 4K tidak tersedia dalam mode foto.
Hasil foto DJI Osmo pocket. TEMPO/Ryan Maulana
Padahal ketika dipakai untu memotret pun kinerjanya sangat bagus. Dalam Motionlapse, misalnya. Anda bisa mengambil empat titik dalam 180 derajat. Dengan sedikit kesabaran, Anda juga bisa mendapatkan beberapa efek luar biasa yang tidak mungkin terjadi dengan ponsel cerdas (kecuali jika Anda memasukkannya ke gimbal seperti DJI Osmo Mobile 2).
Demikian pula, mode gerak lambatnya berfungsi dengan baik jika Anda merekam sambil menggerakkan kaki dan kamera secara bersamaan. Sekali lagi, ada beberapa batasan: hanya tersedia dalam 1080p dan memotong gambar Anda secara besar-besaran. Tetapi selama Anda memotret dalam cahaya yang layak, Anda bisa mendapatkan slo-mo yang indah dan dramatis.
Daya tahan baterainya pun cukup bikin terkesan. DJI mengklaim dapat menembak 4K pada 30fps selama dua jam. Dalam pengujiannya, tepatnya baterai habis dalam 1 jam 52 menit. Satu-satunya yang sangat kurang adalah kualitas audio. Terdapat dua mikrofon, satu di bagian depan dan di bawah. Suara yang masuk memang lumayan. Namun, agar dapat menangkap suara yang bulat, Anda harus mendekatkan mikrofon ke subjek.
5. Kamera Video
Kualitas video DJI Osmo Pocket sangat mengesankan untuk kamera sekecil ini, meski memang bukan yang terbaik. Lensa berukuran 25,7mm dengan sensor 1//2.3 sangat kompak.
Meski begitu, kinerja perangkat ini sangat terbatas dalam kondisi yang menantang. Misalnya saat kondisi cahaya di luar ruangan tidak konsisten dan cahaya rendah. Tentu saja, itu memang masalah yang kerap ditemukan dalam kamera ukuran serupa. Tapi kamera ini merupakan lompatan yang signifikan dari kamera smartphone paling premium sekalipun karena gimbal tiga sumbunya.
Saat mendapatkan cahaya yang baik, kualitas videonya sangat tajam dan warna yang masuk cukup akurat. Secara alami ada sedikit noise ketika memotret pada malam hari atau di dalam ruangan, yang terutama terlihat dalam mode slow-motion.
Masuklah ke dalam menu manual, Anda akan menemukan banyak hal mengejutkan. ISO (100-32000), kecepatan rana (hingga 1/8000), dan anti-flicker yang mampu menangkap cahaya berkelip. Anda juga bisa mengubah bitrate video dari "Fine" ke "Superfine", meski kami tidak melihat begitu banyak perbedaan.
6. Kesimpulan
Jika Anda seorang vlogger, YouTuber, atau orang yang iseng dalam mengambil video, DJI Osmo Pocket adalah alat baru yang hebat. Perangkat ini satu-satunya yang menggabungkan video 4K dengan gimbal tiga sumbu. Pakailah ActiveTrack atau Motionlapses, Anda akan mendapatkan kamera mungil nan serbaguna.
Memang, semuanya ada batas. Audionya tidak sehebat kualitas videonya. Selain itu, meski mampu merekam video 4K yang tajam dan sinematis, kualitasnya tidak jauh dari smartphone premium. DJI Osmo Pocket pun tidak cocok dipakai untuk olahraga ekstrem. Untuk hal ini, GoPro Hero 7 Black tetap lebih baik.
Kelebihan:
- Merekam video secara halus dan stabil
- Sangat kompak dan benar-benar dapat dikantongi
- Aplikasi menawarkan banyak kedalaman dan keserbagunaan
- Daya tahan baterai bagus untuk ukurannya
Kekurangan:
- Membutuhkan aksesori untuk membuka banyak potensi
- Autofocus terkadang lambat
- Kualitas audio hanya rata-rata
- Tidak kedap air tanpa kasing
- Tidak ada streaming langsung
Baca juga: DJI Rilis Mavic 2 Pro dan Mavic 2 Zoom, Begini Kehebatannya
Simak artikel menarik lainnya seputar DJI Osmo Pocket hanya di kanal Tekno Tempo.co.