TEMPO.CO, Jakarta - Aplikasi pesan WhatsApp terus melakukan pembaruan yang menghadirkan fitur-fitur baru. Selain itu, WhatsApp juga melakukan beberapa langkah pencegahan penyalahgunaan WhatsApp.
Baca juga: Benarkah WA Bagi-bagi Kuota Gratis? Jubir WhatsApp: Hoaks
VP Public Policy and Communications WhatsApp Victoria Grand, di Menteng Room 1 dan 2, Pullman Jakarta Indonesia Thamrin CBD, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu menjelaskan bahwa WhatsApp telah melakukan langkah-langkah untuk mencegah platform disalahgunakan oleh orang yang tak bertangung jawab.
Berikut langkah tersebut:
Baca juga: 2020, 3 iPhone Ini Tak Bisa Pakai WhatsApp Lagi
1. Batasan Forward Pesan
Victoria menjelaskan bahwa WhatsApp telah menetapkan batasan untuk meneruskan pesan. Batasan secara global untuk meneruskan adalah lima obrolan dalam satu waktu. "Kedepannya kami akan terus mencari solusi baru untuk mengatasi peredaran informasi yang viral," ujar Victoria.
2. Blok Akun Spam
WhatsApp memiliki teknologi deteksi terbaik yang bekerja sepanjang waktu untuk menemukan akun yang menunjukkan aktivitas abnormal. Sehingga, kata Victoria, mereka tidak bisa lagi digunakan untuk menyebarkan spam atau misinformasi. WhatsApp, Victoria berujar, juga mengandalkan laporan dari pengguna untuk mengambil tindakan terhadap akun yang mengirimkan pesan-pesan yang tidak diinginkan.
3. Update Sistem Pelaporan
WhatsApp melakukan beberapa perubahan terhadap fungsi pelaporan di dalam aplikasinya. WhatsApp menyediakan fungsi 'Report Spam', dan kini fungsi itu disebut 'Report' yang mengajak pengguna untuk memberitahukan kepada WhatsApp isu-isu potensial yang ditemukan di WhatsApp.
"Tim kami terdiri dari para ahli Bahasa Indonesia. Selain itu, kami juga menyediakan opsi bagi pengguna untuk menyimpan pesan yang dilaporkan dari ponsel mereka, jika mereka ingin membagikannya dengan tim pemeriksa fakta atau petugas penegakkan hukum," tutur Victoria.
4. Bekerja sama dengan Pemerintah dan Masyarakat
WhatsApp memberikan penghargaan berupa hibah penelitian independen untuk menyampaikan pengembangan produk dan upaya keamanannya. "Dua riset dari penelitian akan dilakukan di Indonesia," ujar Victoria.
Selain itu, aplikasi pesan besutan Facebook itu bekerja sama dengan organisasi non-pemerintah yang bergerak di bidang literasi digital. Tujuannya untuk membangun kesadaran tentang cara mendeteksi kabar bohong atau misinformasi.
WhatsApp akan bermitra dengan organisasi pemeriksa fakta, sehingga pengguna dapat mengajukan pertanyaan dan mendapatkan informasi yang belum diyakini kebenarannya atau misinformasi yang beredar di WhatsApp.
"Kami percaya bahwa pendekatan yang terbaik adalah bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat untuk memberikan
edukasi tentang misinformasi," kata Victoria. "Dan di waktu yang bersamaan, kami melanjutkan pengembangan produk yang dapat memberdayakan orang dan mencegah terjadinya pelanggaran."
Baca juga: WhatsApp Batasi Fitur Forward Pesan, Hanya ke 5 Orang
Simak kabar terbaru seputar aplikasi whatsApp hanya di kanal Tekno Tempo.co.