Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kubah Lava Gunung Merapi Terus Tumbuh, Waspadai Wedhus Gembel

image-gnews
Gunung Merapi mengeluarkan letusan freatik, 11 Mei 2018. twitter.com
Gunung Merapi mengeluarkan letusan freatik, 11 Mei 2018. twitter.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kubah lava di Gunung Merapi terus tumbuh dan berpotensi terus mengeluarkan guguran awal panas alias wedhus gembel. Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra gunawan, pertumbuhan tersebut terus terjadi meski cenderung lambat.

Baca juga: Gunung Merapi Mulai Luncurkan Awan Panas Guguran

"Posisinya dekat dengan lereng puncak, sehingga mudah longsor dan menjadi guguran awan panas. Orang setempat menyebutnya wedhus gembel," ujar Hendra saat dihubungi, Kamis, 31 Januari 2019.

Hendra mengatakan, guguran awan panas alias wedhus gembel itu menjadi bahaya utama khas Gunung Merapi. Bahaya khas ini sempat tergantikan dengan terjadinya letusan eksplosif gunung tersebut pada 2010. Fasenya khas, dimulai dengan pertumbuhan kubah lava disusul dengan terjadi guguran awan panas.

Balai Penyelidikan Dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Merapi mencatat volume kubah lava saat ini menembus 461 ribu meter kubik. Laju pertumbuhannya 1.300 meter kubik per detik. "Walaupun kecil, kalau mengelundung jatuh, jadi awan panas. Itu bahaya utama yang harus dicermati," kata Hendra.

Dia membandingkan dengan laju pertumbuhan kubah lava Gunung Sinabung di Sumatera Utara yang sama-sama menghasilkan guguran awan panas dalam lima tahun terakhir ini. "Gunung Sinabung itu pada 2015 kecepatan pertumbuhan kubah lavanya 2 meter kubik per detik. Dalam satu bulan sudah mencapai 1-2 juta meter kubik. Kubah lava Merapi pertumbuhanya kurang dari 1 meter kubik per detik," kata Hendra.

Baca juga: Dini Hari Gunung Merapi Lontarkan Lava Pijar 9 Kali

Hendra mengatakan, luncuran guguran awan panas guguran kubah lava Gunung Merapi itu mengarah ke Kali Gendol. "Jarak luncuran maksimalnya 1.400 meter. Memang ke depan yang harus diwaspadai itu pertumbuhan kubah lava dan arahnya," kata dia.

Namun, untuk sementara masyarakat bisa tenang. Sebab, ancaman guguran awan panas Gunung Merapi diperkirakan masih dalam daerah batas yang direkomendasikan PVMBG, yakni radius 3 kilometer. "Dalam radius 3 kilometer ini tidak boleh ada aktivitas manusia," kata dia. Daerah radius bahaya ini akan dievaluasi terus seiring tumbuhnya kubah lava Gunung Merapi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia mengimbau masyarakat untuk tidak masuk ke radis 3 kilometer tersebut. Pada 2006, wedhus gembel menimbulkan korban jiwa karena ada aktivitas manusia dalam radius tersebut. "Memang saat itu volume kubah lavanya lebih besar ketimbang saat ini," ujar Hendra.

Baca juga: Penampakan Gunung Merapi saat Luncurkan Lava Pijar

Sebelumnya, guguran awan panas kembali terjadi di Gunung Merapi, Selasa, 29 Januari 2019. Sepanjang pukul 00.00 WIB sampai 20.00 WIB terlihat 9 kali guguran yang mengarah ke Kali Gendol dengan jarak luncuran antara 200 meter hinga 700 meter. Awan panas guguran pertama teramati pukul 20.17 WIB dengan jarak luncuran menembus 1.400 meter selaam 141 detik.

Peristiwa awan panas guguran kedua terjadi pukul 20.53 WIB dengan jarak luncuran 1.350 meter dengan durasi 135 detik. Ketiga terjadi pada pukul 21.41 WIB dengan jarak luncuran 1.100 meter dengan durasi 111 detik. "Semua awan panas guguran menuju hulu Kali Gendol," kata dia.

Wedhus gembel tersebut terpantau menghasilkan hujan abu tipis di sekitar Boyolali dan Klaten. Status aktivitas Gunung Merapi masih dipatok di Level II atau Waspada. Masyarakat yang berada di Kawasan Rawan Bencanan III diimbau tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa, serta selalu mengikuti informasi aktivitas Merapi. Radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk.

Baca juga: Wedhus Gembel Bisa Sebabkan Tsunami Selat Sunda?

Simak kabar terbaru seputar potensi ancaman wedhus gembel Gunung Merapi hanya di kanak Tekno Tempo.co.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

4 hari lalu

Atraksi jathilan di Sleman, DI Yogyakarta. Dok. Istimewa
Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

Sleman menggelar sejumlah atraksi, mulai dari kesenian tradisional hingga pentas musik pada 13 hingga 15 April 2024.


Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

20 hari lalu

Suasana Pasar Takjil Kaliurang di lereng Gunung Merapi Sleman Yogyakarta yang berlangsung 29-31 Maret 2024. (Dok. Istimewa)
Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

Pasar takjil di Kaliurang lereng Gunung Merapi akan diubah menjadi Festival Kuliner Kaliurang selama libur Lebaran.


Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

21 hari lalu

Kawasan wisata Tebing Breksi di Sleman, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.


Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

30 hari lalu

Gunung Merapi di Yogyakarta. Dok. BPPTKG Yogyakarta.
Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.


Jangan Kabur, Ini 6 Tips Menyelamatkan Diri saat Bertemu Harimau

32 hari lalu

Seekor Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) mengamuk dan mengalami gigi taring patah karena mengigit kandang besi saat masuk perangkap di Nagari Binjai, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Minggu, 4 Februari 2024. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat mengevakuasi seekor Harimau Sumatera berjenis kelamin betina, setelah masuk ke kandang jebak yang dipasang karena sebulan terakhir mendapatkan laporan hewan dilindungi itu memakan ternak warga. ANTARA/Iggoy el Fitra
Jangan Kabur, Ini 6 Tips Menyelamatkan Diri saat Bertemu Harimau

Saat sedang pergi ke hutan atau gunung dan bertemu harimau, sebaiknya jangan panik. Berikut beberapa tips menyelamatkan diri saat bertemu harimau.


Satu Keluarga Pemain Ski Hilang di Zermatt Swiss

39 hari lalu

Peserta mendaki puncak Rosablanche selama perlombaan Glacier Patrol ke-21 di pegunungan antara Zermatt dan Verbier, Swis, 18 April 2018. Perlombaan ini pertama kali diselenggarakan pada April 1943 dan hanya diikuti peserta militer. AP/Jean- Christophe Bott
Satu Keluarga Pemain Ski Hilang di Zermatt Swiss

Lima dari total orang hilang di gunung Tte Blanche Swiss tersebut adalah satu keluarga.


Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

45 hari lalu

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Rabu, 24 Januari 2024. Data BPPTKG pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di daerah potensi bahaya dan menghimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya lahar serta awanpanas guguran terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi yang saat ini berada di tingkat aktivitas Siaga (level III). ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas. Tiga dari tujuh awan panas guguran tadi sore jarak luncurnya melampaui 2.000 meter.


Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

45 hari lalu

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran pada Jumat petang, 28 Juli 2023. Dok. BPPTKG.
Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

Gunung Merapi kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak tujuh kali pada Senin sore. Awan panas menuju arah barat daya.


6 Fakta Menarik Gunung Andong, Tiket Murah dan Pemandangannya Indah

48 hari lalu

Bagi pendaki pemula, bisa memilih Gunung Andong untuk melakukan pendakian. Tingginya sekitar 1.726 mdpl. Ini fakta menarik Gunung Andong. Foto: Canva
6 Fakta Menarik Gunung Andong, Tiket Murah dan Pemandangannya Indah

Bagi pendaki pemula, bisa memilih Gunung Andong untuk melakukan pendakian. Tingginya sekitar 1.726 mdpl. Ini fakta menarik Gunung Andong.


Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

48 hari lalu

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu, 24 Januari 2024. Menurut data BPPTKG telah terjadi Awan panas Guguran durasi 186.28 detik pada tanggal 24 Januari 2024 pukul 15:56 WIB dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter ke arah barat daya (kali Bebeng). ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

Destinasi destinasi di lereng Merapi menjadi salah satu favorit wisatawan saat berakhir pekan.