Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dua Mahasiswa UGM Ciptakan Lampu Darurat Ramah Lingkungan

image-gnews
Kakak beradik, Fadhiela Noer Hafiezha (S1 Teknik Mesin) dan kakaknya, Chaieydha Noer Hafiezha (S2 Fakultas Pertanian) UGM membuat lampu darurat dengan bahan ramah lingkungan. Kredit foto humas UGM
Kakak beradik, Fadhiela Noer Hafiezha (S1 Teknik Mesin) dan kakaknya, Chaieydha Noer Hafiezha (S2 Fakultas Pertanian) UGM membuat lampu darurat dengan bahan ramah lingkungan. Kredit foto humas UGM
Iklan

TEMPO.CO, Sleman - Dua mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menciptakan lampu darurat (emergency lamp) yang ramah lingkungan. Kakak beradik, Fadhiela Noer Hafiezha (S1 Teknik Mesin) dan kakaknya, Chaieydha Noer Hafiezha (S2 Fakultas Pertanian) memanfaatkan limbah bohlam untuk membuat lampu ini.

Baca juga: UGM Usulkan NU dan Muhammadiyah Jadi Kandidat Penerima Nobel

Awalnya mereka prihatin di daerah asalnya yaitu Kabupaten Blora listrik PLN sering mati. Masyarakat masih menggunakan lilin untuk penerangan yang bisa berakibat terjadi kebakaran jika teledor.

"Ini menjadi solusi bagi masyarakat yang lampu PLN sering padam. Tidak perlu lagi menyalakan lilin yang bisa berakibat kebakaran," kata Fadhiela di Gedung Pusat UGM, Jumat, 1 Februari 2019.

Lampu temuan mereka diberi nama La Helist, yang merupakan akronim dari Lampu Emergency Hemat Listrik. Lampu ini menjadi solusi bagi masyarakat. Khususnya dalam situasi darurat saat terjadi pemadaman listrik di malam hari. Apalagi di musim hujan, listrik PLN sering padam.

Kakak beradik, Fadhiela Noer Hafiezha (S1 Teknik Mesin) dan kakaknya, Chaieydha Noer Hafiezha (S2 Fakultas Pertanian) UGM membuat lampu darurat dengan bahan ramah lingkungan. Kredit foto humas UGM

Baca juga: Jonan Minta Becak Listrik Buatan UGM dan PLN Diproduksi Massal

Latar belakang keduanya menciptakan lampu emergency ini juga karena seringnya pemadaman bergilir di kampung halamannya. Hal itu membuat aktivitas masyarakat terganggu. "Pemadaman listrik kerap terjadi, terlebih saat musim hujan. Banyak orang mengeluh karena aktivitasnya terganggu. Di Blora pemadaman listrik seperti itu sering terjadi," kata Fadhiela.

Fadhiela menyebut, saat pemadaman listrik, masyarakat bisa menggunakan lilin atau kapas yang dibasahi minyak goreng lalu disulut api. Itu digunakan sekedar untuk penerangan ruangan. Sayangnya penggunaan penerangan dengan lilin berpotensi terjadi kebakaran, terlebih ditinggal tidur saat api masih menyala.

Atas dasar itu, keduanya menciptakan lampu emergency yang aman, ramah lingkungan dan hemat daya. Lampu darurat itu dari lampu bekas LED dan menggunakan batu baterai yang aman dan praktis. Lampu ini dibuat menggunakan material lokal dan mudah diperoleh di pasaran.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Komponen penyusun La Helist yaitu lampu LED, fitting lampu, trafo ferit, kumparan email, resistor, transistor, saklar, serta batu baterai. Dalam pengerjaan rangkaian lampu diperlukan ketelitian dan kesabaran. "Komponen mudah didapat. Pembuatannya juga tidak sulit. Bahkan khusus ferit dari limbah lampu yang tidak terpakai pun bisa,” kata Fadhiela.

Baca juga: Mahasiswa UGM Ciptakan Mobil Pintar Penghasil Bahan Bakar

Fadhiela mengatakan, untuk menghidupkan lampu menggunakan energi dari baterai kecil tipe AA 1,5 Volt. Baterai ini biasa dipakai untuk baterai jam dinding. Lampu Le Helist dikembangkan dalam dua jenis yakni berdaya 3 watt dan 9 watt.

La Helist didesain secara minimalis, dilengkapi dengan saklar sehingga dapat dibawa kemana-mana dan dihidupkan kapan saja tanpa tergantung akan aliran listrik PLN. Selain hemat energi, lampu ini mampu menyala lebih dari 12 jam.

Chaieydha menambahkan, La Helist sudah diproduksi secara massal di Blora, daerah asalnya. Dalam sebulan memproduksi 500-1.000 lampu emergency dengan dibantu empat karyawan sebagai teknisi. "Harganya terjangkau, untuk yang berdaya 3 watt Rp 50.000 dan 9 watt harganya Rp 60.000. Kami juga sudah melayani pemesanan untuk wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi," kata dia.

Dia mengatakan, ke depan akan mengembangkan temuan ini. Antara lain dengan menaikkan tegangan dari 1,5 volt menjadi 3 volt. Selain itu juga menggunakan baterai yang bisa diisi ulang (rechargeable).

Baca juga: Mahasiswa UGM Teliti Efek Salat pada Kesehatan Mulut, Hasilnya...

Simak artikel menarik lainnya seputar lampu darurat ramah lingkungan UGM hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


UGM Buka Peluang Lulusan Bekerja di Jepang, Begini Kerja Samanya

18 jam lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
UGM Buka Peluang Lulusan Bekerja di Jepang, Begini Kerja Samanya

FMIPA UGM dan Asean Nagoya Club (ANC) Japan menjalin kerja sama yang memungkinkan lulusan bekerja di Jepang.


Mengenang Pujangga Sapardi Djoko Damono, Tentang Hujan Bulan Juni dan Lainnya

7 hari lalu

Sapardi Djoko Damono saat acara Meet and Greet film Hujan Bulan Juni di Jakarta 1 November 2017. Tempo/ Fakhri Hermansyah
Mengenang Pujangga Sapardi Djoko Damono, Tentang Hujan Bulan Juni dan Lainnya

Sastrawan Sapardi Djoko Damono lahir di Kampung Baturono, Solo, 20 Maret 1940. Berikut kiprah sang pujangga.


Guru Besar UGM Diteror Pesan Semula Gunakan Foto Profil Berlogo KPK, Prof Koentjoro: Lokasinya di Batam

8 hari lalu

Profesor Koentjoro Ketua Dewan Guru Besar UGM menunjukkan teror yang diterimanya usai lakukan aksi Petisi Bulaksumur dan Kampus Menggugat di Balairung UGM. Foto: Michelle Gabriela/TEMPO
Guru Besar UGM Diteror Pesan Semula Gunakan Foto Profil Berlogo KPK, Prof Koentjoro: Lokasinya di Batam

Guru Besar UGM Prof Koentjoro dapat teror usai turut aksi Kampus Menggugat. Pesan dari seseorang semula gunakan logo KPK, terlacak lokasinya di Batam.


Guru Besar UGM Diteror, Prof Koentjoro: Bedakan Jokowi sebagai Presiden atau Ayah Gibran

9 hari lalu

Profesor Koentjoro Ketua Dewan Guru Besar UGM menunjukkan teror yang diterimanya usai lakukan aksi Petisi Bulaksumur dan Kampus Menggugat di Balairung UGM. Foto: Michelle Gabriela/TEMPO
Guru Besar UGM Diteror, Prof Koentjoro: Bedakan Jokowi sebagai Presiden atau Ayah Gibran

Guru Besar UGM Prof Koentjoro menyebut keinginan berkuasa Jokowi masih tinggi. "Bedakan sebagai presiden dan bapaknya Gibran," katanya.


Guru Besar UGM Diteror Berulang Kali Usai Petisi Bulaksumur dan Kampus Menggugat, Prof Koentjoro: Saya Tidak Pernah Takut

9 hari lalu

Profesor Koentjoro Ketua Dewan Guru Besar UGM menunjukkan teror yang diterimanya usai lakukan aksi Petisi Bulaksumur dan Kampus Menggugat di Balairung UGM. Foto: Michelle Gabriela/TEMPO
Guru Besar UGM Diteror Berulang Kali Usai Petisi Bulaksumur dan Kampus Menggugat, Prof Koentjoro: Saya Tidak Pernah Takut

Prof Koentjoro Guru Besar UGM dapat teror berulang kali usai aksi Petisi Bulaksumur dan Kampus Menggugat. "Saya tidak pernah takut," katanya.


Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

9 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.


Penanganan Stroke Saat Golden Period, Ini yang Harus Dilakukan

10 hari lalu

Gejala stroke pada wajah yang perlu diwaspadai di antaranya kesulitan tersenyum hingga keluar air liur. Berikut penjelasan lengkapnya. Foto: Canva
Penanganan Stroke Saat Golden Period, Ini yang Harus Dilakukan

Kenali tanda-tanda stroke, dan dalam 3 jam pertama atau golden period untuk memaksimalkan peluang pemulihan. Ini yang harus dilakukan.


UGM dan UI 'Jewer' Lagi Jokowi dengan 3 Poin Kampus Menggugat dan 7 Pokok Seruan Salemba

10 hari lalu

Presiden Joko Widodo mengamati kebun tebu Temugiring PTPN X Batankrajan,  Gedeg, Mojokerto, Jawa Timur, Jumat 4 November 2022. Kunjungan tersebut dalam rangka meninjau tebu varietas unggul terbaru (tebu NX-04) yang diharapkan dapat mewujudkan swasembada gula dalam lima tahun ke depan. ANTARA FOTO/Umarul Faruq
UGM dan UI 'Jewer' Lagi Jokowi dengan 3 Poin Kampus Menggugat dan 7 Pokok Seruan Salemba

UGM dan UI kembali "menjewer" Jokowi Terbaru adalah Kampus Menggugat dan Seruan Salemba, Berikut poin-poin tuntutan mereka.


Wabah Antraks Gunungkidul, Apa Penyebabnya?

10 hari lalu

Petugas Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo menyuntikan vitamin dan vaksin antraks untuk sapi ternak warga pada kegiatan Vaksinasi Antraks di desa Karanganyar, Weru, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa, 11 Juli 2023. Penyaluran vaksin sebagai langkah pencegahan penyebaran virus antraks (Bacillus Anthracis). ANTARA/Mohammad Ayudha
Wabah Antraks Gunungkidul, Apa Penyebabnya?

Wabah Antraks melanda Gunungkidul dan Sleman, Yogyakarta. Apa Penyebabnya?


Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

11 hari lalu

Ilustrasi kesepian. Shutterstock
Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.