TEMPO.CO, Bandung - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M. Nasir mengatakan, perguruan tinggi membutuhkan praktisi untuk mengajarkan mahasiswanya, karena syarat minimal gelar S2 sebagai dosen belum cukup. "Syarat dosen minimal S2, ternyata nggak mampu menjawab tantangan," kata Nasir di Bandung.
Baca: Dosen ITB Ini Masuk Daftar 30 Ilustrator Botani Terbaik Dunia
Menurutnya, ada tingkatan gelar akademik dengan kompetensi. Misalnya kompetensi level 9 setara dengan doktor, magister level 8, sementara level 7 untuk profesi, dan level 6 bagi sarjana. "Berdasarkan pengalamannya, lulusan D3 atau D4 bisa level 9 kompetensinya," ujarnya Jumat, 1 Februari 2019.
Nasir mengatakan para praktisi yang tidak bergelar S2 namun punya pengalaman banyak harus dikolaborasi perguruan tinggi sebagai dosen. "Era kita sudah berubah betul, perlu gabungkan dosen dengan praktisi," ujarnya.
Adapun wacana pendidikan tinggi ke depan, mahasiswa nanti tidak hanya dirancang bekerja pada bidangnya tapi berdasarkan talenta secara digital. Misalnya untuk memunculkan startup baru.
Menjawab pertanyaan seorang mahasiswa tingkat akhir di ITB yang galau, Nasir mengatakan jenjang S2 hanya suatu pilihan setelah mahasiswa lulus sarjana. Pilihan lain bisa bekerja. "Yang penting punya kompetensi pada semua lulusan. Di Google, Apple, nggak ditanya ijazah tapi punya keahlian, kompetensi apa? Kalau sesuai kebutuhan industri, akan direkrut," ujar Nasir.
Rektor ITB Kadarsah Suryadu mengatakan praktisi di ITB punya dua peran. Pertama dilibatkan dalam perumusan kurikulum seperti berlangsung saat ini. Setiap program studi mengundang para praktisi terkait untuk memberikan masukan. "Apakah kurikulum perlu disempurnakan, ke arah mana penyempurnaannya, ditinjau dari sudut pandang lapangan sebagai praktisi," katanya.
Peran kedua, para praktisi diundang sebagai dosen tamu untuk memberikan kuliah yang
memberi ilustrasi apa yang terjadi di dunia industri. Mereka diundang mengajar di kelas hingga kuliah umum. "Sehingga dengan ini kita makin menguatkan wawasan mahasiswa tidak hanya dari sisi teori tapi juga praktik di lapangan," kata Kadarsah.