TEMPO.CO, Manado - Pengamat Gunung Api Karangetang, Yudia Tatipang, meminta warga yang bermukim di sekitar kali agar mewaspadai awan panas guguran Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara.
Baca: Gunung Karangetang Meletus, 465 Orang Mengungsi
"Pada ujung-ujung guguran/leleran lava terjadi penumpukan material vulkanik yang berpotensi terjadinya awan panas guguran," katanya di Manado akhir pekan lalu.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan sekitar pukul 10.45 WITA, teramati ujung guguran atau leleran lava ke Kali Batuare sejauh lebih kurang 2.000 meter dari kawah dua (bagian utara) serta terdapat penyimpangan kejadian guguran atau leleran ke Kali Melebuhe (timur laut dari kawah dua dan sebelah timur Kali Batuare). Teramati ujung guguran atau leleran ke Kali Melebuhe sudah sejauh 2.500 meter dari kawah dua.
Yudia menambahkan, jarak antara ujung guguran/leleran lava dari Kali Melebuhe ke pantai sekitar 1.000 meter. Di antara Kali Batuare dan Kali Melebuhe terdapat pemukiman bernama Niambangeng, Kampung Batubulan di mana terdapat sekitar delapan kepala keluarga (sembilan laki-laki, sembilan perempuan dan tiga anak-anak).
Untuk sementara masyarakat sudah dievakuasi ke Kampung Kawahang. PVMBG telah berkoordinasi dengan BPBD, Polri dan TNI dan telah menutup jalan dari sebelah barat Kali Batuare hingga Kali Melebuhe dan saat ini, jalan alternatif yang digunakan adalah jalur laut.
Status Gunung Karangetang adalah level III (Siaga) dengan rekomendasi sebagai berikut: masyarakat di sekitar Gunung Karangetang dan pengunjung agar tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam radius 2,5 kilometer dari kawah dua (kawah utara) dan kawah utama (kawah Selatan) ke arah Utara-Timur-Selatan-Barat dan radius tiga kilometer ke arah Barat Laut.
Masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai.
Warga di sekitar Gunung Karangetang diharapkan menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu. "Kami masih meng-update informasi terbaru aktivitas vulkanik Gunung Karangetang," ujarnya.