TEMPO.CO, Bandung - Universitas Padjadjaran (Unpad) mengalokasikan kuota sebanyak 1.504 kursi untuk mahasiswa baru lewat jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2019.
Baca: Mengenal Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi di SNMPTN 2019
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad Arry Bainus mengatakan jumlah itu sekitar 25 persen dari total kuota mahasiswa S1. "Semua program studi bisa dipilih peserta SNMPTN, kecuali ada yang beberapa tidak," katanya, Senin, 4 Februari 2019.
Arry mengatakan program studi di luar kampus utama (PSDKU) seperti di Pangandaran dan Garut, tidak bisa dipilih peserta SNMPTN. Pun dua program studi baru lainnya, yaitu Bisnis Digital dan Ilmu Aktuaria. Keduanya masih ditinjau ulang terutama dari sisi tata kelola dan pencapaian pembelajaran. "Kedua program studi baru itu hanya untuk jalur SBMPTN," ujar Arry.
Unpad menyediakan dua jalur masuk lain. Peserta SNMPTN yang tak lulus, bisa ikut lagi ujian tertulis SBMPTN atau Seleksi Mandiri. Tahun ini Unpad membuka jalur mandiri. Kuotanya dipatok 25 persen dari total mahasiswa yang akan diterima. “Tapi tidak semua program studi membuka jalur mandiri,” kata Rektor Unpad Tri Hanggono Achmad.
Menurut Tri, kebijakan membuka jalur seleksi mandiri itu menyesuaikan kebijakan baru Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Pada 2019 jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) atau undangan kuota minimalnya 20 persen. Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) minimal 40 persen, dan jalur seleksi mandiri minimal 30 persen.
Angka pasti kuota total dan penerimaan per jalur saat ini masih dipersiapkan. Gambarannya pada 2018, Unpad total menerima 6.700 orang lebih mahasiswa baru. Hampir 3.000 orang diterima lewat jalur SNMPTN, selebihnya via SBMPTN. "Lewat jalur seleksi mandiri peluang dimanfaatkan untuk bisa menerapkan metodologi tes tambahan," ujar Tri.