Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Berstatus Siaga, Ini 5 Fakta Gunung Karangetang

image-gnews
Gunung api Karangetang mengeluarkan lava pijar di kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, 12 Mei 2015. ANTARA/Fiqman Sunandar
Gunung api Karangetang mengeluarkan lava pijar di kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, 12 Mei 2015. ANTARA/Fiqman Sunandar
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Vulknanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), menyatakan aktivitas Gunung Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, sudah ditetapkan dalam status Siaga (Level III) yang ditunjukkan dengan guguran dan aliran lava.

Baca juga: Siaga, Aliran Lava Gunung Karangetang Hampir Mencapai Laut

PVMBG sejak 20 Desember 2018  menaikkan status aktivitas Gunung Karangetang menjadi Siaga (Level III). Daerah dalam radius 2,5 kilometer dari puncak kawah gunung tersebut, serta perluasan sektoral pada arah barat-barat laut sejauh 3 kilometer, dan arah barat laut-utara sejauh 4 kilometer.

Tempo berusaha merangkum fakta seputar Gunung Karangetang mulai dari karakteristik gunung, hingga jalur pendakian yang berubah. Berikut fakta tersebut seperti dilansir laman Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mileral:

1. Karakteristik gunung

Gunung Karangetang memiliki nama lain Gunung Api Siau. Terletak pada koordinat puncak 02.47 LU dan 125.24 BT, gunung tersebut memiliki beberapa kawah dengan nama, Kawah Utama atau (Kawah I), Kawah II, Kawah III, Kawah IV dan Kawah V.

Tipe gunung strato dengan kubah lava memiliki ketinggian 1.784 meter di atas permukaan laut. Kota terdekat dengan gunung tersebut adalah Manado, pos pengamatannya berada di wilayah administrasi Bukit Maralawa, Desa Salili, Kecamatan Siau Barat, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara.

2. Sejarah erupsi

Menurut catatan Gunung Karangetang pertama kali meletus pada 1675, pada saat itu terjadi erupsi eksplosif dari kawah utama. Erupsi Gunung Karangetang beberapa kali terjadi, tapi yang menimbulkan korban adalah, pada Oktober 1941, gempa bumi terjadi dan diikuti erupsi yang mengakibatkan seorang luka-luka. Pada Desember 1962, erupsinya membuat munculnya lahar dingin, mengakibatkan jalan rusak, 5 rumah hancur dan 5 lainnya rusak.

Pada April-Mei 1965, terjadi erupsi dengan semburan material pijar dan asap tebal setinggi 1000 meter, mengakibatkan 2 orang luka-luka. Erupsi disertai semburan juga terjadi pada Februari 1974, yang diikuti gempa tektonik dan longsor, dengan korban 3 orang meninggal.

Sedangkan pada September 1976, terjadi erupsi kecil, yang diikuti dengan leleran lava. Leleran lava tersebut berhenti pada 23 Oktober, mencapai panjang 7 kilometer dari pusat erupsi. Peristiwa tersebut mengakibatkan korban satu orang meninggal dan 1 orang luka-luka akibat tersembur awan panas longsoran lava pijar. Dan terjangan awan panas mengakibatkan 3 orang meninggal akibat erupsi pada Maret 1997.

Sebelum erupsi pada 5 Februari 2019, Gunung Karangetang mengalami erupsi terakhir pada Maret hingga Oktober 2010. Pada saat itu terjadi hujan abu, suara letusan beberapa kali, dan erupsi dengan asap hitam kelabu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

3. Punya ciri khas terjadinya erupsi

Sebagai gunung api yang sangat aktif, masa istirahat Gunung Karangetang sangat singkat, hanya berlangsung beberapa bulan kemudian kembali meningkat. Umumnya, kegiatan erupsinya dimulai dengan munculnya asap atau abu selama dua atau tiga bulan. Kemudian berlanjut ke erupsi magmatik yang diikuti lelehan lava.

Erupsi magmatik terkadang diikuti awan panas. Awan panas tersebut terjadi akibat menumpuknya lava di suati titik atau di ujung aliran karena faktor gravitasi. Lava di Gunung Karangetang hampir selalu mengalir meskipun beberapa waktu membangun kubah. Ciri khas dari Gunung Karangetang yang perlu dicatat adalah peran gempa tektonik yang besar dalam memonitor terjadinya erupsi.

4. Kondisi puncak berubah-ubah

Kondisi puncak sebelum 1992, puncak Gunung Karangetang tertinggi adalah lebih dari 1784 meter di atas permukaan laut. Pada 1993, erupsi 1992 berakhir dengan terbentuknya Kubah 1992, Kawah II masih tersisa dan puncak kubah melampaui puncak tertinggi Karangetang, diduga mencapai tinggi lebih dari 1820 meter dan menjadi puncak tertinggi.

Kondisi puncak pada Juni 2001, dinding utara Kawah IV runtuh (collapse) karena erupsi 25 Juni 2001. Sementara kondisi puncak pada Juli 2001, muncul kubah baru akibat bekas runtuhan 25 Juni dan disebut Kubah 2001.

5. Cara mencapai puncak

Sebelum 1980 pendakian puncak dimulai dari Kampung Tarorane, Ulu Siau, sebelah tenggara puncak. Jalur ini melewati Lembah Kali Kahetang. Namun, sejak lembah terisi lava dan dilanda lahar pada 1988, maka pendakian dilakukan dari arah barat daya, yaitu Desa Salili atau Beong mengikuti lembah barat dari punggung  Arengkambing.

Jalur pendakian dari arah barat daya menjadi tertutup karena endapan lava yang mengalir pada 1992. Pada 1998 jalur pendakian baru dimulai dari Kampung Batubulan, arah utara puncak. Untuk mencapai Batubulan harus dengan naik perahu motor dari Ulu Siau selama 1 jam. Sedangkan pendakiannya sendiri diperlukan waktu selama 5 jam.

Simak kabar terbaru tentang erupsi Gunung Karangetang hanya di kanal Tekno Tempo.co

BADAN GEOLOGI KESDM | AHMAD FIKRI 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peringatan Dini Cuaca BMKG, Simak Sebaran Wilayah Berpotensi Hujan Lebat Hari Ini

43 menit lalu

Ilustrasi Cuaca DKI Jakarta yang berawan. Tempo/Tony Hartawan
Peringatan Dini Cuaca BMKG, Simak Sebaran Wilayah Berpotensi Hujan Lebat Hari Ini

Dalam peringatan dini cuaca BMKG 28-30 Maret 2023 tampak daftar wilayah berpotensi hujan lebat terus berkurang dari hari ke hari.


Kondisi Terkini Banjir Demak, Sudah Tidak Ada Warga yang Mengungsi

1 jam lalu

Pengungsi korban banjir bersiap meninggalkan posko pengungsian di gedung DPRD, Kudus, Jawa Tengah, Selasa 26 Maret 2024. Sebanyak 3.756 jiwa pengungsi korban banjir Demak yang mengungsi ke Kabupaten Kudus mulai dipulangkan ke daerah asal secara bertahap, karena banjir sejak (13/3/2024) yang merendam 126 desa di 13 kecamatan yang mengakibatkan 131.703 jiwa terdampak dan13.027 jiwa diantaranya mengungsi tersebut mulai surut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Kondisi Terkini Banjir Demak, Sudah Tidak Ada Warga yang Mengungsi

Tersisa empat titik banjir di Demak dengan ketinggian 10-20 sentimeter. Pengerahan teknologi modifikasi cuaca belum berani dihentikan.


Gunung Marapi Kembali Erupsi, Sejumlah Penerbangan di Bandara Minangkabau Dibatalkan

10 jam lalu

Gunung Marapi yang mengeluarkan batu pijar terlihat dari Jorong Batang Silasiah, Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Jumat 23 Februari 2024 malam. Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi di Bukittinggi mencatat sejak Senin (19/2/2024) hingga Jumat (23/2) sore, aktivitas gunung yang berstatus siaga level III tersebut meningkat dengan 13 kali letusan dan 219 kali hembusan. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Gunung Marapi Kembali Erupsi, Sejumlah Penerbangan di Bandara Minangkabau Dibatalkan

Letusan Gunung Marapi disertai dengan suara gemuruh dan hujan abu tipis di beberapa wilayah sekitar gunung.


Gempa di Laut M4,7 Guncang Gunungkidul Yogyakarta, Tidak Berpotensi Tsunami

12 jam lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Gempa di Laut M4,7 Guncang Gunungkidul Yogyakarta, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng.


BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

19 jam lalu

Petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau perkembangan cuaca di layar pemantau cuaca di Kantor BMKG, Kemayoran, Jakarta, Rabu (31/10). TEMPO/Tony Hartawan
BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 28 - 29 Maret 2024.


Masih Banyak Potensi Hujan dan Hujan Lebat Hari Ini, Simak Peringatan Dini Cuaca BMKG

19 jam lalu

Delman melintasi banjir di Jalan Raya Gading Kirana, Kelapa Gading, Jakarta, Jumat 22 Maret 2024. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI menncatat banjir terjadi pada 11 ruas jalan di DKI Jakarta yang disebabkan curah hujan tinggi. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Masih Banyak Potensi Hujan dan Hujan Lebat Hari Ini, Simak Peringatan Dini Cuaca BMKG

Sebagian besar wilayah di Indonesia masih berpotensi hujan maupun hujan lebat hari ini, Kamis 28 Maret 2024, menurut peringatan dini cuaca BMKG.


BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Berawan Pagi Ini, Hujan Merata Sejak Siang Hingga Malam

2 hari lalu

Tangkapan layar pergerakan dua bibit Siklon Tropis 98S dan 90W yang dirilis BMKG, Jumat 7 April 2023. (ANTARA/HO-BMKG)
BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Berawan Pagi Ini, Hujan Merata Sejak Siang Hingga Malam

Jakarta diperkirakan berawan sejak dinihari hingga Rabu pagi ini. Hujan baru berpeluang turun sejak sore ke malam.


Gempa yang Goyang Majalengka Selepas Sahur Kelima Setelah di Bitung, Kolaka, Bawean, dan Poso

2 hari lalu

Lokasi pusat gempa di Majalengka, Jawa Barat. Foto : X
Gempa yang Goyang Majalengka Selepas Sahur Kelima Setelah di Bitung, Kolaka, Bawean, dan Poso

Gempa bermagnitudo 3,1 menggoyang wilayah Sumedang, Majalengka, serta Kabupaten Bandung Barat di Jawa Barat selepas sahur, Selasa 26 Maret 2024.


BMKG: Sembilan Daerah Berstatus Siaga dan Waspada Cuaca Ekstrem

2 hari lalu

Ilustrasi hujan disertai angin kencang. Shutterstock
BMKG: Sembilan Daerah Berstatus Siaga dan Waspada Cuaca Ekstrem

Provinsi Jawa Barat ditetapkan berstatus siaga dampak cuaca ekstrem yang dapat berujung bencana.


Heru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya

3 hari lalu

Sejumlah pengendara menerobos banjir yang merendam kawasan Daan Mogot, Jakarta, Jumat 22 Maret 2024. Intensitas hujan yang tinggi membuat banjir setinggi 10-30 cm yang merendam di kawasan tersebut. TEMPO/Fajar Januarta
Heru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya

Heru Budi mengatakan Proyek Sodetan Ciliwung dapat mengatasi banjir di Jakarta.