Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Review Game Resident Evil 2 Remake: Standar Tinggi Seri Klasik

image-gnews
Resident Evil 2 Remake (Capcom)
Resident Evil 2 Remake (Capcom)
Iklan

TEMPO.CO, Leeds - Dalam review game kali ini, Tempo akan membahas review game Resident Evil 2 Remake. Dari sekian banyak seri dari franchise Resident Evil, Resident Evil 2 adalah salah satu yang paling dikenang. Bagaimana tidak, seri yang diluncurkan di console PlayStation pada 1998 ini mematok standar tinggi untuk genre survival horor hingga bertahun-tahun ke depan. Alur permainan, grafis, efek suara, nyaris tanpa celah yang menghadiahkannya banyak skor tinggi di berbagai resensi.

Baca: Game Resident Evil 2 One-Shot Demo: 30 Menit Penuh Teror

Satu hal yang sulit dilupakan dari Resident Evil 2 dulu, adalah terror yang bisa hadir dalam berbagai bentuk. Serbuan zombie, yang merupakan musuh utama seri ini, hanyalah satu dari sekian banyak teror yang dihadirkan Capcom--pengembang Resident Evil 2. Teror lain yang bisa menghantui sepanjang permainan adalah terbatasnya jumlah peluru, obat-obatan, dan kemampuan menyimpan permainan sehingga memaksa gamer untuk memutar otak kapan waktunya menghamburkan peluru, berhemat, dan lari. Salah melakukan perhitungan, menjadi santapan zombie adalah pasti.

Standar tinggi yang dimiliki Resident Evil 2 tak ayal membuat para gamer memasang ekspektasi tinggi terhadap versi remake-nya yang dirilis pekan lalu. Apalagi, jika mengingat Resident Evil 1 berhasil di-remake dengan baik beberapa tahun yang lalu dan Capcom juga mampu mengembalikan seri Resident Evil ke akarnya, survival horror, pada Resident Evil 7. Gamer mengharapkan lebih dari sekadar peningkatan grafis, tapi juga gameplay. Untungnya, Capcom berhasil memenuhi ekspektasi itu.

Resident Evil 2 Remake adalah reka ulang yang nyaris sempurna. Tanpa mengingkari identitas versi originalnya, Capcom berhasil melakukan peningkatan atau perubahan di berbagai sektor. Dalam hal cerita, misalnya, Capcom menghadirkan narasi yang lebih mendalam untuk kedua karakter utamanya, Leon S. Kennedy serta Claire Redfield, yang bisa dimainkan secara bergantian.

Gamer mengendalikan tokoh Leon dengan sudut pandang over the shoulder di Game Resident Evil 2 Remake. (Capcom)

Secara garis besar, kisah Resident Evil 2 Remake tidak berubah banyak dari pendahulunya. Masih tentang Leon dan Claire yang harus melarikan diri dari serbuan zombie di Racoon City sambari menguak siapa yang memicu epidemi tersebut. Belakangan, Leon dan Claire berhasil mengungkap bahwa gejala di Racoon City adalah ulah pengembang senjata biologis bernama Umbrella Corporation. Peneliti Umbrella, Dr. Birkin, melepas salah satu senjata biologis mereka, T-Virus, ke Racoon City yang membuat penduduk di sana perlahan menjadi zombie.

Capcom memperkuat kisah tersebut dengan karakterisasi yang lebih baik, tokoh pendamping yang lebih aktif, serta dialog yang lebih detail. Contoh, tokoh-tokoh sampingan yang sebelumnya hanya mengucapkan beberapa potong kalimat, di versi remake ini mereka berbicara lebih banyak. Capcom juga menyelipkan sejumlah informasi baru yang melengkapi narasi besar franchise Resident Evil. Walhasil, kisah Resident Evil 2 tak sepenuhnya lagi menjadi panggung Leon dan Claire, tetapi ensemble yang lebih besar.

Peningkatan senada juga berlaku pada sisi gameplay. Capcom melakukan sejumlah perubahan, namun tidak menyingkirkan hal-hal yang membuat versi originalnya. Adapun hal yang berubah drastis adalah sudut pandang kamera “cctv” dan kontrol ala tank di mana tombol kanan dan kiri untuk berputar sementara tombol depan untuk maju.

Pada Resident Evil 2 Remake, Capcom membuang sudut pandang “cctv” dan kontrol ala tank tersebut. Sebagai gantinya, Resident Evil 2 Remake menggunakan sudut pandang bahu (over the shoulder), kamera yang bisa digerakkan 360 derajat, serta kontrol yang lebih luwes di mana populer pada game-game action modern. Perubahan tersebut untuk memastikan gamer memiliki sudut pandang yang lebih luas dan mampu menggerakkan karakter dengan leluasa untuk menghindari gigitan zombie.

Sekilas, perubahan tersebut menghilangkan kesan claustrophobic yang ada pada versi originalnya di mana gamer akan sulit menebak dari mana musuh akan datang dan ke arah mana mereka bisa menghindar. Namun, sepertinya, Capcom sudah mengantisipasi hal tersebut dengan membuat pergerakan zombie atau musuh di versi remake menjadi lebih realistis.

Zombie yang berhasil dilumpuhkan atau dihindari tidak akan otomatis hilang dari area tempat mereka berada seperti di versi original. Apabila gamer kembali ke area tersebut di lain waktu, besar kemungkinan mereka masih akan ada di sana untuk memberikan kejutan kepada gamer.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tokoh Claire Redfield berhadapan dengan Mr.X, musuh yang tidak bisa dibunuh di Game Resident Evil 2 Remake. (Capcom)

Contoh lain, Mr. X, salah satu musuh utama Resident Evil 2 yang hanya bisa dihindari karena tak bisa dibunuh, akan terus berpatroli mencari gamer di manapun lokasinya. Di versi remake ini, gamer akan sering menemukan kondisi di mana Mr.X muncul secara tak terduga dan tak ada solusi selain berlari dan berlari hingga Mr.X tak lagi mengejar ala Terminator. Hal ini berbeda dengan versi original di mana pergerakan Mr.X lebih terbatas sehingga berganti ruangan terkadang sudah cukup untuk menghindarinya.

Dikombinasikan dengan jumlah peluru dan obat-obatan yang masih terbatas, Tempo memandang perubahan gameplay tersebut tidak mengurangi ketegangan dan teror secara signifikan. Sebaliknya, perubahan tersebut malah membuat Resident Evil 2 Remake terasa segar dan tidak bisa dipandang sebagai reka ulang setengah hati.

Perubahan pada sisi gameplay dan cerita tersebut semakin komplet dengan grafis yang jauh lebih indah dibanding pendahulunya. Menggunakan RE Engine yang juga digunakan di Resident Evil VII dan Devil May Cry V, Resident Evil 2 Remake tidak tampil dengan area permainan yang telah dirender lebih dulu (pre-rendered) seperti versi klasiknya.

Sekarang, semua area permainan di-render secara realtime dan tampil horor dengan pencahayaan yang cukup. Untuk mereka yang takut akan kegelapan, siap-siap senam jantung karena sebagian besar pencahayaan di game ini berhasil dari senter gamer yang membatasi jarak pandang terhadap zombie yang siap menerkam.

Gamer mengendalikan karakter Leon menyusuri lorong-lorong gelap di Game Resident Evil 2 Remake. (Capcom)

Sayangnya, dengan segala perubahan dan peningkatan yang telah dilakukan tersebut, Resident Evil 2 Remake tetap terasa pendek seperti versi originalnya. Skenario satu karakter bisa diselesaikan dalam waktu relatif kurang dari 10 jam. Memainkan skenario kedua karakter yang ada memang akan memberikan perspektif dan pengalaman bermain yang lebih komplet, namun tetap terasa pendek untuk ukuran seri Resident Evil.

Terlepas dari kekurangannya tersebut, Resident Evil 2 Remake tetap patut mendapat acungan jempol. Capcom kembali menetapkan standar tinggi, kali ini dalam proses remake. Pengembang game Final Fantasy, Square-Enix, mungkin perlu belajar dari Capcom untuk mampu menyelesaikan proses remake Final Fantasy VII yang telah memakan waktu bertahun-tahun dan belum ada tanda-tanda usai.

Baca juga: Rilis Tahun Depan, 5 Game PS4 yang Layak Beli

Simak artikel menarik lainnya seputar review game Resident Evil 2 Remake hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Review Firewall Ultra, Shooter Game Eksklusif PSVR2

13 September 2023

Firewall Ultra mengajak pemain berlaga dalam regu yang terdiri empat orang secara online. Dok. PS5
Review Firewall Ultra, Shooter Game Eksklusif PSVR2

Firewall Ultra merupakan shooter game yang menggambarkan tentara bayaran, yang disebut contractor.


Review Game God of War Ragnarok, Peran Kratos di Kiamat Nordik

8 November 2022

Kratos di PlayStation: God of War Ragnarok, game sekuel dari God of War yang dirilis Rabu 9 November 2022. (Sony Interactive Entertainment)
Review Game God of War Ragnarok, Peran Kratos di Kiamat Nordik

God of War Ragnarokdirilis pada Rabu, 9 November 2022. Tempo memainkannya tiga pekan lebih awal dan mengkhatamkannya dalam 34 jam.


Ratchet & Clank Rift Apart: Bukan Game Perjalanan Lintas Dimensi yang Dinanti

9 Juni 2021

Ratchet & Clank: Rift Apart (Sumber: PlayStation Asia)
Ratchet & Clank Rift Apart: Bukan Game Perjalanan Lintas Dimensi yang Dinanti

Game Ratchet & Clank: Rift Apart tidak memenuhi ekspektasi perihal gameplay yang kabarnya akan menonjolkan perjalanan lintas dimensi.


Review Game Kingdom Hearts III: Masih Seru dan Membingungkan

4 Februari 2019

Cuplikan game Kingdom Hearts III. (screenshot)
Review Game Kingdom Hearts III: Masih Seru dan Membingungkan

Tempo berkesempatan melakukan review Game Kingdom Hearts III.


Review NBA 2K19: Memasuki Level Baru NBA

14 November 2018

Cuplikan game NBA 2K19. (screenshot)
Review NBA 2K19: Memasuki Level Baru NBA

Dalam sesi review game kali ini Tempo berkesempatan melakukan review NBA 2K19.


Review Valkyria Chronicles 4: Kembali ke Strategi Militer

6 Oktober 2018

Cuplikan Game Valkryia Chronicle 4 (screenshot)
Review Valkyria Chronicles 4: Kembali ke Strategi Militer

Kali ini Tempo berkesempatan melakukan review Valkyria Chronicles 4.


Review Spider-Man PS4: Simulasi Menjadi Spidey

24 September 2018

Game Spider Man di PS4. (Foto: PS4)
Review Spider-Man PS4: Simulasi Menjadi Spidey

Kali ini Tempo berkesempatan melakukan review Spider-Man.