TEMPO.CO, Jakarta - WhatsApp dikabarkan menghapus dua juta akun setiap bulan untuk menghentikan peredaran informasi palsu alias hoaks. Sebelum menghentikan akun-akun tersebut, WhatsApp telah melakukan identifikasi akun yang diduga pembuat onar.
Baca juga: Tips Teknologi: Mengembalikan Pesan WhatsApp yang Terhapus
"Terkadang orang mencoba untuk mengeksploitasi layanan kami. Beberapa mungkin ingin mendistribusikan tautan umpan-klik yang dirancang untuk menangkap informasi pribadi, sementara yang lain ingin mempromosikan sebuah ide," ujar juru bicara WhatsApp Carl Woog, seperti dilansir laman thestar, Kamis, 7 Februari 2019.
Tindakan yang dilakukan WhatsApp itu dilakukan berawal dari kontroversi partai politik di India yang dilaporkan telah menyalahgunakan layanan menjelang pemilihan umum, tahun lalu. Partai politik tersebut menyebarkan berita palsu untuk mempengaruhi pemilih.
Aplikasi pesan besutan Facebook itu juga disalahgunakan untuk menghasut dan dijadikan sebagai media kekerasan yang menelan korban puluhan nyawa di India. Hal serupa juga dimanfaatkan untuk kerusuhan di Brazil dan Myanmar dalam beberapa bulan terakhir.
Baca juga: Pembaruan WhatsApp Hadirkan Face ID dan Fingerprint di iPhone
"Terlepas dari tujuannya apa, pengiriman pesan otomatis dan massal melanggar ketentuan layanan kami. Dan salah satu prioritas kami adalah mencegah dan menghentikan penyalahgunaan semacam ini," kata Woog.
Media sosial lain juga melakukan hal yang sama. Menurut laman the guardian, Facebook juga tahun lalu telah menghapus 1,5 miliar akun dalam enam bulan, sebagai bagian dari tindakan terhadap informasi yang salah dan spam. Sementara Twitter mencabut jutaan akun bermasalah pada Juli tahun lalu.
Baca juga: 5 Alasan Telegram Lebih Asyik Ketimbang WhatsApp
Simak kabar terbaru seputar aplikasi WhatsApp hanya di kanal Tekno Tempo.co.
THESTAR | THEGUARDIAN