TEMPO.CO, Bandung - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menanggapi berita soal akan terjadinya gempa Mentawai pada akhir Februari ini. "Berita itu tidak benar, itu adalah berita bohong (hoax)," kata Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono, Jumat, 15 Februari 2019.
Baca juga: Sejarah Gempa Mentawai: Besaran Magnitudo dan Tsunami 2010
BMKG menanggapi pemberitaan terbaru yang beredar di beberapa media massa dan media sosial. Isinya menyebutkan bahwa gempa bumi megathrust Mentawai akan terjadi akhir bulan Februari ini.
Ramalan gempa yang dimuat dalam berita tersebut kata Daryono, belum dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. "Karena konsep pemicu gempa akibat benda luar angkasa hingga saat ini masih bersifat spekulatif dan belum terbukti secara empirik (ilmiah)," katanya lewat keterangan tertulis.
BMKG meminta masyarakat harus semakin dewasa, belajar dari kasus-kasus ramalan gempa beberapa waktu lalu. "Semua tidak ada yang terbukti, jadi jangan mudah percaya ramalan gempa," ujarnya.
Baca juga: Gempa Pembuka di Segmen Gempa Besar Mentawai
BMKG juga menyatakan tidak pernah mengeluarkan informasi prediksi gempabumi. "Sehingga jika berkembang berita adanya prediksi atau ramalan gempa dengan kekuatan sekian dan akan terjadi di waktu dan tempat maka itu dipastikan berita bohong," kata Daryono.
Sampai saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi gempabumi dengan tepat dan akurat kapan, dimana dan berapa kekuatannya akan terjadi. Sementara sumber gempa di Indonesia sangat banyak.
Segmentasi megathrust di Indonesia lebih dari 16 lokasi, keberadaan sesar aktif lebih dari 295 lokasi. "Artinya gempa bumi kapan saja dapat terjadi, berkekuatan besar, menengah, atau kecil," ujarnya. Sejauh ini BMKG baru dapat menilai potensinya di kawasan tertentu dan belum mampu memprediksi.
Baca juga: Viral Kajian Potensi Gempa dan Tsunami Mentawai, Ini Kata BMKG
Simak kabar terbaru dari BMKG seputar gempa Mentawai hanya di kanal Tekno Tempo.co.