Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Studi: Bangunan Gedung Hijau Hemat 30-80 Persen Biaya

image-gnews
Presentasi studi tentang manfaat gedung dan bangunan hujau oleh IFC dan Green Building Council Indonesia di Jakarta Selatan, Rabu, 20 Februari 2019. TEMPO/Khory
Presentasi studi tentang manfaat gedung dan bangunan hujau oleh IFC dan Green Building Council Indonesia di Jakarta Selatan, Rabu, 20 Februari 2019. TEMPO/Khory
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga keuangan yang masuk dalam bagian Bank Dunia, IFC dan Green Building Council (GBC) Indonesia mengungkapkan hasil studi tentang manfaat bangunan gedung hijau. Penelitian tersebut menyebutkan bangunan gedung hijau dapat menghemat 30-80 persen biaya utilitas.

Baca: Studi: Asteroid Kian Sering Menghantam Bumi

"Dari 24 gedung yang menjadi obyek penelitian, kami memilih 9 gedung hijau yang memenuhi sertifikasi dan telah mencatat biaya utilitas yang hemat dibandingkan dengan bangunan biasanya," ujar Chairperson GBC Indonesia Iwan Prijanto, di Jakarta, Rabu, 20 Februari 2019.

Bangunan dan gedung di Indonesia adalah pengguna energi terbesar ketiga, dengan porsi sekitar 30 persen dari total konsumsi energi nasional. Jika tidak dikelola dengan baik, konsumsi energi dari gedung dan bangunan berpotensi meningkat hingga 40 persen dari total konsumsi energi pada tahun 2030.

Untuk mengurangi emisi sebesar 29 persen sampai dengan tahun 2030, dalam penelitian yang dilakukan selama setahun itu, pemerintah mendorong peningkatan efisiensi energi dari bangunan dan gedung. Studi menyimpulkan bahwa biaya mendirikan bangunan gedung hijau lebih tinggi sekitar nol hingga 17 persen untuk biaya desain dan penggunaan materialnya, tapi dalam jangka panjang akan menguntungkan.

"Yang menarik adalah, pada 2030 semua bangunan baru yang beroperasi harus net zero carbon, sementara belum ada satu pun bangunan seperti itu di Indonesia," tutur Iwan. "Jadi, kita harus mendapatkan banyak pelajaran dan lebih meningkatkan lagi mengenai informasi seperti ini."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat ini, lebih dari 100 bangunan dan gedung di Indonesia telah menerima sertifikasi bangunan hijau dan lebih dari 3.000 bangunan dan gedung telah memenuhi standar bangunan gedung hijau, dengan cakupan area seluas lebih dari 20 juta meter persegi.

Menurut Global Head, Strategy and Business Development IFC Climate Business Department Marcene Mitchell, penghematan listrik dan air dalam kurun waktu dua tahun di sembilan bangunan gedung hijau itu sangat menggembirakan.

"Indonesia berada di jalur yang sesuai dengan komitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca melalui bangunan gedung hijau. Bangunan gedung hijau juga memberikan manfaat lingkungan dan finansial bagi para pengembang, penyewa dan pemangku kepentingan lainnya," kata Mitchell.

Sejak 2012, pemerintah provinsi DKI Jakarta mengimplementasikan aturan Bangunan Gedung Hijau, mulai dari desain bangunan dan gedung, hemat konsumsi listrik dan air, serta mengoptimalkan penggunaan bahan bangunan. IFC bermitra dengan Pemerintah DKI Jakarta untuk menerbitkan aturan tersebut, didukung pemerintah Swiss melalui SECO (State Secretariat for Economic Affairs).

Selain itu studi juga menunjukkan bangunan ramah lingkungan menawarkan cara yang hemat biaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Mitchell percaya bahwa manfaat finansial dan lingkungan yang telah dicapai IFC, GBC Indonesia, dan pengembang juga dapat dicapai oleh berbagai pihak lain.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Studi: Pengguna Instagram dan Snapchat Cenderung Ingin Operasi Kosmetik

18 hari lalu

Logo Instagram. Kredit: TechCrunch
Studi: Pengguna Instagram dan Snapchat Cenderung Ingin Operasi Kosmetik

Hasil studi menunjukkan adanya korelasi penggunaan Instagram dan Snapchat terhadap keinginan untuk operasi kosmetik.


Studi Queen Mary University of London Ungkap Dampak Baik Puasa bagi Tubuh Manusia

24 hari lalu

Umat muslim menikmati makanan dalam acara buka puasa selama bulan suci Ramadhan, di Katedral Manchester, di Manchester, Inggris, 29 Maret 2023. REUTERS/Molly Darlington
Studi Queen Mary University of London Ungkap Dampak Baik Puasa bagi Tubuh Manusia

Peneliti di Queen Mary University of London membuat studi soal bagaimana puasa berdampak bagi tubuh manusia.


Studi Baru Ungkap Dampak TikTok terhadap Kesejahteraan Mental Remaja

39 hari lalu

Studi Baru Ungkap Dampak TikTok terhadap Kesejahteraan Mental Remaja

Studi baru Universitas Normal Tianjin Cina mengungkap dampak TikTok terhadap kesejahteraan mental remaja.


Hasil Studi: Pengalaman Bullying Bisa Tingatkan Risiko Kesehatan Mental Anak hingga 3 Kali Lipat

40 hari lalu

Ilustrasi Persekusi / Bullying. shutterstock.com
Hasil Studi: Pengalaman Bullying Bisa Tingatkan Risiko Kesehatan Mental Anak hingga 3 Kali Lipat

Sebuah penelitian telah menemukan bahwa anak-anak yang menjadi korban bullying berisiko tiga kali lipat mengalami masalah kesehatan mental.


Studi: Perbedaan Politik Mungkin Membuat Tetangga Pindah Rumah

41 hari lalu

Petugas Satpol PP menertibkan Alat Peraga Kampanye (APK) Pemilu 2024 di Kawasan Jalan Margonda Raya, Depok, Jawa Barat, Rabum, 24 Januari 2024. Petugas gabungan yang terdiri dari Bawaslu, Satpol PP, DLHK, Dishub, dan Polres Metro Kota Depok melakukan penertiban Alat Peraga Kampanye (APK) Pemilu 2024 yang dianggap menyalahi aturan dan mengganggu ketertiban umum. TEMPO/M Taufan Rengganis
Studi: Perbedaan Politik Mungkin Membuat Tetangga Pindah Rumah

Hasil studi peneliti dari University of Virginia menemukan bahwa perbedaan pandangpolitik dengan tetangga bisa membuat seseorang pindah rumah.


Studi Temukan Hubungan antara Kebiasaan Mengupil dengan Penyakit Alzheimer

48 hari lalu

Ilustrasi anak mengupil. Shutterstock.com
Studi Temukan Hubungan antara Kebiasaan Mengupil dengan Penyakit Alzheimer

Penelitian ini menyoroti bagaimana tindakan yang tampaknya tidak berbahaya seperti mengupil bisa berkontribusi terhadap perkembangan Alzheimer.


Studi: 60 Persen dari 500 Lebih Sumber Air Tanah di Lampung dan Bekasi Tercemar E. coli

51 hari lalu

Ilustrasi Air Minum. shutterstock.com
Studi: 60 Persen dari 500 Lebih Sumber Air Tanah di Lampung dan Bekasi Tercemar E. coli

Perlu dilakukan pemeringkatan kota berdasarkan tingkat risiko patogen pada rumah tangga yang menggunakan air tanah.


Studi: Memiliki Tujuan Bisa Memperbesar Peluang Menemukan Cinta

52 hari lalu

Aplikasi kencan. Shutterstock
Studi: Memiliki Tujuan Bisa Memperbesar Peluang Menemukan Cinta

Studi Washington University di St. Louis menunjukkan bahwa memiliki tujuan bisa memperbesar peluang menemukan cinta atau pasangan.


Ikan Nemo Bisa Berhitung, Ini Studi yang Menjelaskannya

55 hari lalu

Ikan Nemo berdada di sekitar Anemon laut di zona konservasi bawah laut Pantai Bangsring, Banyuwangi, Jawa Timur, Ahad, 4 Desember 2022. Tranplantasi terumbu karang yang dilakukan kelompok nelayan setempat sejak tahun 2009 itu saat ini sudah mencapai luasan kurang lebih 8 hektar yang menjadi rumah bagi beragam biota laut. ANTARA/Budi Candra Setya
Ikan Nemo Bisa Berhitung, Ini Studi yang Menjelaskannya

Studi baru Institut Sains dan Teknologi Okinawa menyatakan bahwa ikan badut bisa berhitung.


Studi: Semakin Tinggi Kap Mesin Mobil, Semakin Bahaya Bagi Pejalan Kaki

29 Januari 2024

Ilustrasi Pejalan kaki. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Studi: Semakin Tinggi Kap Mesin Mobil, Semakin Bahaya Bagi Pejalan Kaki

Sebuah jurnal mengungkapkan korelasi kuat antara ketinggian kap mesin mobil dan kemungkinan pejalan kaki yang tertabrak mengalami cedera fatal.