Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kesaksian Dokter RS Hasan Sadikin Soal Kepulangan Pasien Obesitas

image-gnews
Pasien obesitas Ny.S, 39 tahun, asal Karawang tengah dirawat inap di RSHS Bandung. Beratnya mencapai 148 kilogram. TEMPO/ANWAR SISWADI
Pasien obesitas Ny.S, 39 tahun, asal Karawang tengah dirawat inap di RSHS Bandung. Beratnya mencapai 148 kilogram. TEMPO/ANWAR SISWADI
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Dokter Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menyatakan pasien obesitas, Sunarti, dipulangkan dalam kondisi yang baik.

Baca: Pasien Obesitas Meninggal, Dokter RS Hasan Sadikin Kaget

Pasien asal Karawang itu pada 18 Februari menjalani operasi bedah lambung untuk menyusutkan tubuhnya yang berbobot 100 kilogram lebih.

“Sudah bisa duduk, asupan makan juga tidak ada keluhan, nggak sesak, makanya kami juga kaget begitu mendengarkan kabar pasien meninggal,” kata dokter Ervita Ritonga kepada Tempo.

Spesialis penyakit dalam itu merupakan dokter penanggung jawab pasien. Ia mendengar kabar meninggalnya Sunarti dari media massa, tepat sehari setelah kepulangannya dari RSHS Bandung.

“Setelah dapat kabar itu saya langsung telepon suaminya,” kata Ervita, Sabtu, 2 Maret 2019. Namun ia enggan mengungkap keterangan yang diperoleh dan mempersilakan untuk menanyakan langsung ke suami pasien.

Menurut Ervita, selain kondisi pasien yang sudah baik, rencana kepulangan pasien sudah dibicarakan seminggu sebelumnya. “Pasien dengan beberapa kondisi masalah itu selalu kita rencanakan pulangnya,” ujarnya. Tim dokter harus memantau kondisi dan keluhan pasien hari per hari.

Pasien, menurutnya, sudah memenuhi semua syarat kepulangan sehingga tim dokter sepakat memberi izin. “Pasien sendiri juga bilang mau pulang, kangen rumahnya,” kata Ervita.

Menjelang kepulangan pasien, Jumat, 1 Maret 2019, dua kali Ervita bertemu Sunarti. Pertama pukul 09.00-09.30 saat kunjungan (visit) ke ruangan rawat inap. Lalu sebelum pulang bertemu di lobby rumah sakit. “Tidak ada tanda-tanda keluhan yang berbahaya,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Guna menghindari hal yang membahayakan pasien, ujar Ervita, pihaknya sudah memberi edukasi ke suami pasien apa saja yang harus diwaspadai. Jika ada kondisi yang mengkhawatirkan suami pasien diminta segera kontak Ervita untuk segera mendapat penanganan atau arahan.

Soal pernapasan jika terjadi sesak, gelisah, tidur terus, atau lemas, dokter minta pasien segera dibawa ke rumah sakit. Pola makanan juga sudah diberikan menunya termasuk apa yang boleh dan pantangannya. “Semua sudah lengkap sekali ketika pasien pulang,” ujarnya.

Selama di rumah sakit pasien dinilainya patuh dan memakan semua makanan yang disediakan rumah sakit. “Sampai pasien keluar rumah sakit tidak ada keluhan. Kalau masih ada keluhan kita tidak akan memulangkan pasiennya,” kat Ervita.

Sebelumnya diberitakan, Sunarti, pasien obesitas asal Karawang, Jawa Barat, meninggal dunia Sabtu, 2 Maret 2019 sekitar pukul 04.00 atau sehari setelah dipulangkan dari RSHS Bandung. Sejauh ini penyebab kematiannya belum diketahui.

"Tidak ada yang menyangka. Keluarganya masih syok," kata Asip Suhenda, Kepala Seksi Kesos Kecamatan Klari kepada wartawan di rumah duka Perumahan Terangsari Blok E9 nomor 25, Kecamatan Klari, Karawang Timur, Sabtu.

Asip menuturkan, Sunarti dipulangkan lantaran kuota kartu BPJS miliknya sudah habis. Alhasil ia dipulangkan sementara untuk diajukan berobat jalan. "Dari RS Hasan Sadikin bilang, berhubung BPJS sifatnya terbatas, jadi (Sunarti) dipulangkan dulu. Nanti diajukan berobat jalan," kata Asip.

Dokter RSHS Bandung Ervita Ritonga membantah keterangan itu. “Bukan karena kuota BPJS Kesehatannya habis. Itu pemberitaannya sama sekali salah,” ujarnya.

Meski begitu, kata Asip, dokter di RSHS menyatakan kondisi kesehatan pasien obesitas Sunarti telah mengalami perkembangan. Alhasil, pihaknya tak ragu membawa Sunarti pulang. "Dokter bilang keadaan Sunarti mengalami perkembangan selama menjalani perawatan intensif setelah operasi," kata Asip.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

2 hari lalu

Ilustrasi makanan manis seperti cupcakes. Unsplash.com/Viktor Forgacs
10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

Ada banyak efek makanan manis yang tidak bagus untuk kesehatan, di antaranya bisa meningkatkan risiko diabetes hingga bertumbuhnya sel kanker.


Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

6 hari lalu

Ilustrasi selingkuh. Shutterstock
Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

Sekretaris Nasional Perempuan Mahardhika, Tyas Widuri, menilai penahanan Anandira Puspita dan bayinya berpotensi mereviktimisasi korban dugaan perselingkuhan suaminya.


7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

10 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

10 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

10 hari lalu

Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, suatu kondisi yang mengakibatkan kurangnya sel darah merah yang sehat.


2.700 Perawat Dikerahkan di Tengah Mogok Massal Dokter Korea Selatan

11 hari lalu

Para dokter saat protes terhadap rencana penerimaan lebih banyak siswa ke sekolah kedokteran, di depan Kantor Kepresidenan di Seoul, Korea Selatan, 22 Februari 2024. REUTERS/Kim Soo-Hyeon
2.700 Perawat Dikerahkan di Tengah Mogok Massal Dokter Korea Selatan

Korea Selatan masih didera pemogokan massal para dokter. Ribuan perawat disiagakan.


Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

13 hari lalu

Seorang wanita keluar dari tempat pemungutan suara di tempat pemungutan suara saat pemilihan parlemen ke-22 di Seoul, Korea Selatan, 10 April 2024. REUTERS/Kim Soo-hyeon
Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

Sekitar 44 juta warga Korea Selatan akan memberikan suaranya dalam pemilu yang akan menentukan sisa masa kepemimpinan Presiden Yoon Suk yeol.


Dokter Penjara Israel: Tahanan Palestina Harus Diamputasi karena Diborgol 24 Jam

19 hari lalu

Ilustrasi napi di penjara. Shutterstock
Dokter Penjara Israel: Tahanan Palestina Harus Diamputasi karena Diborgol 24 Jam

Dokter Israel di rumah sakit lapangan di dalam penjara yang menampung warga Palestina asal Gaza menyebut hal ini merupakan pelanggaran hukum


Gejala Flu Singapura dan Cara Mengatasinya

20 hari lalu

Flu Singapura.
Gejala Flu Singapura dan Cara Mengatasinya

Flu Singapura merupakan infeksi yang diakibatkan oleh virus. Penyakit ini sering menjangkiti anak-anak, terutama di bawah 7 tahun.


Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

20 hari lalu

ilustrasi periksa mata (pixabay.com)
Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

Papiledema adalah pembengkakan kepala saraf kedua yang terjadi secara bersamaan antara dua mata. Cek gejalanya.