TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga penelitian di Amerika Serikat, Pew Research Center menerbitkan laporan tentang negara dengan orang dewasa terbanyak yang menggunakan smartphone, seperti dilansir laman weforum, beberapa hari yang lalu.
Tunda Beli Smartphone 5G Hingga 2020, Ini Alasannya
Penggunaan ponsel berawal pada 3 April 1973, ketika karyawan Motorola Martin Bell melakukan panggilan telepon seluler pertama di dunia. Tak sampai 50 tahun, lebih dari 5 miliar orang terhubung ke layanan seluler dan lebih dari setengahnya adalah pengguna ponsel pintar.
Akses internet terus meningkat di seluruh dunia, namun negara maju masih merupakan bagian terbesar pengguna smartphone. Di Korea Selatan terdapat 95 persen orang dewasa memiliki smartphone, dan 5 persen memiliki ponsel biasa.
Korea Selatan merupakan pemimpin dunia dalam pemanfaatan smartphone. Korsel satu-satunya negara dengan 100 persen populasi orang dewasa memiliki ponsel. Di India sebaliknya, terdapat 75 persen orang dewasa tidak memiliki smartphone, walaupun 40 persen memiliki ponsel.
Selain Korea Selatan, yang memiliki gambaran serupa adalah Israel, Belanda dan Swedia, di mana lebih dari 85 persen orang dewasa memiliki ponsel cerdas dan hanya 2 persen saja tidak memiliki ponsel sama sekali.
Di Polandia dan Rusia, masing-masing terdapat 30 persen dan 34 persen orang dewasa menggunakan ponsel biasa, tingkat kepemilikan ponsel cerdas secara signifikan lebih rendah, masing-masing 63 persen dan 59 persen.
Namun Kanada merupakan negara maju dengan pengecualian karena seperempat dari populasi tidak memiliki ponsel. Di Kanada, penggunaan smartphone yang tinggi dicocokkan dengan area dengan konektivitas atau tidak sama sekali, seperti di hutan belantara yang terpencil.
Jepang, secara mengejutkan ternyata memiliki tingkat kepemilikan smartphone yang relatif rendah yaitu 66 persen. Meskipun Negara Matahari Terbit itu memiliki obsesi dengan gadget berteknologi tinggi.
Smartphone masih berada di luar jangkauan komunitas termiskin, meningkatnya standar hidup menciptakan pasar ponsel baru yang besar di seluruh negara berkembang. Cina dan India sekarang memiliki pasar ponsel cerdas yang lebih besar dibandingkan Amerika Serikat, sedangkan Indonesia dan Brasil juga ikut tumbuh dengan cepat.
Menurut penelitian tersebut, keuntungan smartphone tidak terdistribusi secara merata. Juga menunjukkan bahwa di negara maju dan berkembang, dengan usia di bawah 35 tahun, orang berpendidikan dengan pendapatan lebih tinggi kemungkinan memiliki smartphone.
Di negara-negara berkembang dengan akses terbatas ke pendidikan, kesenjangan itu menjadi lebih luas. Misalnya, di Nigeria, terdapat 58 persen orang dewasa dengan pendidikan menengah menggunakan media sosial, dibandingkan dengan hanya 10 persen dari mereka yang berpendidikan rendah.
PEW RESEARCH CENTER | WEFORUM