TEMPO.CO, Jakarta - CEO SpaceX, Elon Musk, belum mendapatkan tidur yang cukup akhir pekan ini meski sebuah kapsul tanpa awak miliknya berhasil mengorbit. Kali ini, miliarder itu diganggu mimpi yang lebih ambisius.
“Sejujurnya, secara emosional saya lelah,” ujar Musk dalam konferensi post-launching, pada pukul empat pagi Sabtu, 2 Maret 2019. “Hari itu membuat saya stress, namun semuanya berjalan dengan baik.”
Elon Musk Sebut Biaya Pindah ke Mars Seharga Rumah di AS
Perusahaan luar angkasa swasta tersebut telah mendapatkan banyak pencapaian luar biasa dalam kurun waktu 48 jam. Pesawat luar angkasa miliknya, Crew Dragon telah diluncurkan Sabtu lalu dari Kennedy Space Center menuju Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS) dan mendarat secara otomatis 26 jam kemudian.
Jika semua berjalan sesuai rencana, SpaceX akan mengirim dua astronot menuju ISS pada Juli 2019.
Tapi, Elon Musk memiliki sejumlah rencana yang lebih besar – menjelajahi orbit Bumi. “Kita harus memiliki tempat tinggal di Bulan, seperti rumah di Bulan, kemudian mengirim manusia ke Mars,” kata Musk dalam press release. “Mungkin ada sesuatu di sana, kita lihat saja”.
Awal tahun ini, Musk mengakui bahwa, ia ingin ke bulan secepat mungkin pada tanggal 31 Januari lalu.
Kendaraan tersebut diharapkan memenuhi impian itu: kapal baja antikarat berbentuk aneh. Tapi proyek ini, menjadi proyek tersulit NASA hingga saat ini.
“Ini tidak mudah bagi kami maupun SpaceX,” ujar Walt Engelut, Direktur Teknologi dan Eksplorasi Luar Angkasa NASA kepada Business Insider.
Di sisi lain, “Kami harus fokus (penjemputan Crew Dragon) itu adalah prioritas kami,” kata Elon Musk. “Tapi, setelah itu, mungkin eksplorasi di bawah orbit Bumi”.
FUTURISM.COM | PANJI MOULANA