Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Seniman Penggila UFO Asal Yogya Ikut Simulasi Persiapan ke Mars

image-gnews
Seniman Vincensius Christiawan berada di kapal pemecah es untuk latihan persiapan ke Antartika (foto dokumentasi Vincensius Christiawan).
Seniman Vincensius Christiawan berada di kapal pemecah es untuk latihan persiapan ke Antartika (foto dokumentasi Vincensius Christiawan).
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Penggila Unidentified Flying Object (UFO) asal Indonesia, Vincensius Christiawan mengikuti simulasi riset isolasi manusia menuju Antartika di kapal pemecah es Jepang. Tujuan akhir dari proyek ini adalah menyiapkan manusia Bumi ke planet lain lain, termasuk Mars.

Venzha, sapaan Vincensius menjalani misi karantina dan isolasi di dalam kapal pemecah es berukuran besar milik Jepang bernama SHIRASE 5002 selama sebulan (14 Februari-14Maret) 2019.

NASA: Orang Pertama yang Mendarat di Mars Kemungkinan Wanita

Kapal tersebut sedang parkir di pelabuhan Provinsi Chiba, Kota Funabasi, wilayah Tokyo Bay. “Kami dilatih sangat keras dan disiplin untuk persiapan menuju Antartika,” kata Venzha kepada Tempo melalui pesan whatsApp, Kamis, 14 Maret 2019.

Kamis sore itu merupakan hari terakhir isolasi. Venzha mengikuti program SHIRASE : Simulation of Human Isolation Research for Antarctica-based Space Engineering, program pelatihan dalam bidang ruang angkasa dan eksplorasi ruang angkasa.

Tujuannya menyiapkan manusia dari planet bumi menuju planet baru bagi generasi yang akan datang, salah satunya adalah ke planet Mars.

Misi pelatihan ini berbasis pada space travel, yaitu simulasi di sebuah pesawat ruang angkasa, meninggalkan planet bumi, dan terisolasi. Venzha merupakan satu-satunya orang Indonesia yang terseleksi bersama tiga orang dari Jepang.

Tiga orang lainyya adalah Yusuke Murakami (excecutive officer), Misuzu Takashina (journalist), dan Daisuke Kasada (mission specialist). 

SHIRASE punya misi jangka panjang hingga 2030. Misi 2019 kali ini adalah misi awal yang disebut dengan SHIRASE EXP.0 atau Expedition Zero.

“Pelatihan ini untuk mengukur kekuatan manusia menembus batas kemampuannya,” kata Yusuke Murakami, Excecutive Officer SHIRASE.

Dalam pelatihan itu, Venzha berperan sebagai pengkomando atau commander. Tugas dia menerjemahkan setiap yang terjadi dan apa yang harus dilakukan masing-masing anggota tim.

Venzha dilatih agar mampu menghadapi tempat baru yang sangat berbeda dengan keseharian hidup manusia di bumi. Setiap detail yang terjadi pada masa pelatihan dan karantina didokumentasikan. Semua anggota tim harus menaati semua aturan yang sangat ketat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada pelatihan ini tidak menggunakan istilah hari layaknya manusia yang menggunakan parameter waktu di bumi. Tapi menggukan SIM atau simulation untuk menandai pergantian waktu.

Pelatihan ini didesain sebagai simulasi sebuah pesawat ruang angkasa sehingga waktu yang digunakan bukan 24 jam waktu bumi berputar, melainkan jam yang terus berputar dengan 3 kali shift (bagian).

“Masing-masing bagian terdiri dari 24 jam dan mendapat jatah waktu istirahat selama 8 jam,” kata Venzha.

SIM istilah digunakan untuk menandai waktu 24 jam berputar dimulai sejak 10 pagi atau 12 siang, sesuai waktu dimulainya satu putaran SIM. Jadi tidak tergantung dari perputaran matahari sebagai penanda siang dan malam, karena tidak ada istilah malam (gelap) atau siang (terang) di dalam pesawat ruang angkasa.

SHIRASE merupakan kapal berukuran besar pemecah es milik Jepang yang diproduksi pada era 90-an. Kapal ini digunakan untuk ekspedisi ke Antartika setiap tahun. Misi ke Antartika kapal tersebut meliputi riset tentang lingkungan, geofisika, cuaca, suhu global, dan komunikasi satelit yang dioperasikan oleh badan nasional bernama Japan Maritime Self-Defence Force (JMSDF).

Ilmuwan Temukan Adanya Sistem Air Bawah Tanah Raksasa di Mars

Kapal ini menghubungkan Jepang dan Antartika sebagai misi untuk membuat pangkalan dan laboratorium besar di wilayah Antartika, yang sampai saat ini sudah terbangun dengan baik dan lengkap.

Tahun 2008, SHIRASE 5002 berhenti menjalankan tugasnya ke Antartika dan digantikan kapal generasi baru. SHIRASE 5002 digunakan sebagai bahan penelitian, tempat inkubasi, riset dan pengetahuan umum bagi masyarakat yang ingin berkunjung pada waktu yang dijadwalkan.

Kapal penerusnya, SHIRASE 5003 hingga saat ini sangat aktif beroperasi dan bolak-balik menempuh perjalanan Jepang-Antartika. Setiap berangkat menuju Antartika, kapal ini membelah dan melewati wilayah Indonesia bagian tengah menuju ke kutub bumi selatan. “SHIRASE 5003 kini sedang berada di Antartika,” kata Venzha.

Lelaki alumnus Institut Seni Indonesia Yogyakarta ini merupakan seniman yang banyak menghasilkan karya-karya seni berbasis ruang angkasa. Sebelumnya dia pernah menjalani simulasi hidup di Mars selama sebulan, sejak Maret hingga April 2018.

Simulasi itu berlangsung di gurun dekat Kota Hanksville, Negara Bagian Utah, Amerika Serikat. Dia satu-satunya orang Indonesia yang mengikuti simulasi bersama enam orang asal Jepang. Simulasi itu digelar The Mars Society, organisasi advokasi luar angkasa yang berpengaruh, yang mendedikasikan untuk eksplorasi dan koloni manusia di Mars.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ilmuwan Muda Indonesia Ikut Ekspedisi Jelajahi Antartika

43 hari lalu

Bongkahan es raksasa yang terbentuk dari sisi barat Ronne Ice Shelf di Antartika. Kredit: ESA/Earth Observation
Ilmuwan Muda Indonesia Ikut Ekspedisi Jelajahi Antartika

Gerry Utama dari Indonesia ikut ekspedisi ke kutub selatan untuk menjelajahi Antartika.


Peneliti Cina Meriset Antarktika, Mengebor Danau Subglasial Kedalaman 3.600 Meter

51 hari lalu

Cina membangun pusat penelitian Brasil di Antarktika senilai US$ 100 juta. [SOUTH CHINA MORNING POST]
Peneliti Cina Meriset Antarktika, Mengebor Danau Subglasial Kedalaman 3.600 Meter

Kelompok peneliti dari Cina akan mengebor danau subglasial besar di bawah kedalaman es Antarktika


AS Mendarat Lagi di Bulan, Sempat Absen Lebih dari Lima Dekade

23 Februari 2024

Pesawat ruang angkasa Odysseus milik Intuitive Machines melewati sisi dekat Bulan setelah masuk orbit bulan pada 21 Februari 2024, dalam gambar selebaran yang dirilis 22 Februari 2024. Intuitive Machines/Handout via REUTERS
AS Mendarat Lagi di Bulan, Sempat Absen Lebih dari Lima Dekade

Ini merupakan pendaratan pertama AS di permukaan bulan dalam lebih dari setengah abad dan yang pertama dicapai oleh sektor swasta.


Impian Berlayar ke Antartika Buyar, Kapal Pesiar Diam-diam Ubah Rute Perjalanan

14 Februari 2024

Ilustrasi kapal pesiar. Freepik.com/Chandlervid85
Impian Berlayar ke Antartika Buyar, Kapal Pesiar Diam-diam Ubah Rute Perjalanan

Penumpang kapal pesiar ini sudah membayar mahal, sampai Rp203 juta per orang untuk ikut ke Antartika.


Petualangan Robot Helikopter Ingenuity di Mars Telah Berakhir

28 Januari 2024

Gambar helikopter Mars, Ingenuity, di lantai Kawah Jezero yang ditangkap oleh wahana Perseverance NASA. (Kredit gambar: NASA/JPL-Caltech)
Petualangan Robot Helikopter Ingenuity di Mars Telah Berakhir

Dari misi awal terbang lima kali selama 30 hari, Ingenuity telah terbang 72 kali dan berumur hampir tiga tahun di Mars.


NASA Pensiunkan Helikopter Robot Mini Ingenuity setelah Bertugas 3 Tahun di Mars, Ini Sebabnya

26 Januari 2024

Gambar helikopter Mars, Ingenuity, di lantai Kawah Jezero yang ditangkap oleh wahana Perseverance NASA. (Kredit gambar: NASA/JPL-Caltech)
NASA Pensiunkan Helikopter Robot Mini Ingenuity setelah Bertugas 3 Tahun di Mars, Ini Sebabnya

NASA menghentikan operasional helikopter robot Mars Ingenuity, kendaraan pertama yang terbang di planet lain, setelah terbang puluhan kali 3 tahun ini


Ilmuwan Berusaha Ungkap Teka-teki Es Laut Antartika

22 Januari 2024

Bongkahan es raksasa yang terbentuk dari sisi barat Ronne Ice Shelf di Antartika. Kredit: ESA/Earth Observation
Ilmuwan Berusaha Ungkap Teka-teki Es Laut Antartika

Ilmuwan meneliti penyebab berkurangnya lapisan es di Antartika. Bisa membantu pemerintah merencanakan cara merespons kenaikan air laut.


Mikroplastik di Antartika Dianalisis Gunakan Ilmu Nuklir, Kaji Kotoran Penguin

9 Januari 2024

Sensus Penguin Antartika
Mikroplastik di Antartika Dianalisis Gunakan Ilmu Nuklir, Kaji Kotoran Penguin

Mikroplastik di Antartika dikaji pada kotoran penguin dan air.


SpaceX Elon Musk Tunda Uji Penerbangan Starship, Ganti Aktuator

17 November 2023

Roket SpaceX Falcon Heavy lepas landas membawa pesawat ruang angkasa NASA untuk menyelidiki asteroid Psyche dari Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida, AS, 13 Oktober 2023. REUTERS/Joe Skipper
SpaceX Elon Musk Tunda Uji Penerbangan Starship, Ganti Aktuator

SpaceX menunda uji penerbangan Starship sehari karena penggantian perangkat keras.


Imuwan Temukan Antartika Pernah Jadi Rumah Bagi Sungai & Hutan Penuh Kehidupan

27 Oktober 2023

Sebuah ilustrasi menunjukkan bagaimana lanskap seukuran Belgia yang terletak di Wilkes Land, Antartika Timur akan tampak jika lapisan es tebal yang menutupinya terangkat. Stewart Jamieson, Universitas Durham/Handout melalui REUTERS
Imuwan Temukan Antartika Pernah Jadi Rumah Bagi Sungai & Hutan Penuh Kehidupan

Lanskap kuno yang terbentuk oleh sungai terungkap jauh di bawah es Antartika.