Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Badai Matahari Munculkan Fenomena Aurora, Begini Prosesnya

image-gnews
Aurora Borealis terlihat menari di atas Arctic Snowhotel di Rovaniemi, Finlandia, Kamis, 28 Februari 2019. Finlandia menjadi salah satu negara yang menjadikan keindahan fenomena alam ini sebagai daya tarik wisatanya. REUTERS/Alexander Kuznetsov
Aurora Borealis terlihat menari di atas Arctic Snowhotel di Rovaniemi, Finlandia, Kamis, 28 Februari 2019. Finlandia menjadi salah satu negara yang menjadikan keindahan fenomena alam ini sebagai daya tarik wisatanya. REUTERS/Alexander Kuznetsov
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Badai Matahari dapat memunculkan fenomena aurora. Oleh karena itu, menurut Peneliti Pusat Ilmu Antariksa LAPAN Rhorom Priyatikanto badai Matahari hari ini Jumat, 14 Maret 2019 menjadi momen bagi para pemburu aurora.

"Lubang korona yang teramati saat ini diperkirakan hanya memicu badai geomagnet kelas G0-G1. G0 bermakna tidak ada badai, G1 badai lemah, dan seterusnya sampai G5 badai ekstrim. G5 jarang terjadi, terakhir tahun 2003," ujar Rhorom, saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Jumat, 15 Maret 2019.

Waspada, Jumat Besok Ada Badai Matahari ke Arah Bumi

"Pemburu aurora diminta bersiap, sementara pengguna sinyal tidak perlu khawatir".

Aurora merupakan lampu kutub yang memiliki tampilan alami cahaya di langit Bumi, dan biasanya terlihat di daerah lintang tinggi (sekitar yang Arktik dan Antartika). Menurut Rhorom, fenomena tersebut tidak terjadi di Indonesia.

"Aurora diperkirakan dapat terbentuk di dekat kutub seperti di Skandinavia, Kanada. Sayangnya, aurora tidak pernah bisa dilihat di Indonesia. Lokasi paling dekat dari Indonesia untuk melihat aurora adalah Pulau Tasmania, Australia," kata Rhorom.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rhorom juga menjelaskan bagaimana proses terbentuknya aurora. Menurutnya peningkatan intensitas angin surya berarti peningkatan jumlah partikel bermuatan dari matahari yang dapat masuk ke Bumi. Masuknya partikel itu harus melewati jalur yang tepat, yakni mengikuti garis-garis medan magnet Bumi yang mengerucut di kutub-kutub Bumi.

"Ibarat corong, daerah dekat kutub Bumi adalah tempat terbaik masuknya partikel tadi. Ketika partikel bermuatan berinteraksi dengan atmosfer Bumi, maka terjadi ionisasi dan pendaran aurora pun muncul," tutur Rhorom. "Seperti halnya lampu neon yang berpendar karena ada arus listrik".

Menurut Rhorom, peningkatan intensitas angin surya mungkin terjadi, tapi tidak meningkat tajam. Bukan kasus ekstrim yang mengganggu sinyal dan membahayakan manusia dengan beragam aktivitasnya.

"Beberapa hari terakhir memang ada lubang korona yang mengarah ke Bumi. Lubang ini menjadi sumber angin surya berkecepatan tinggi, yakni aliran partikel bermuatan dari matahari," kata Rhorom. "Partikel ini tidak mudah mencapai muka Bumi karena ada medan magnet ysng membelokkannya. Sebagian partikel dapat masuk dan membentuk aurora di dekat kutub".

8 Badai Matahari Terbesar yang Pernah Terjadi dalam Sejarah

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN: Satelit LAPAN Bantu Proses Komunikasi Wilayah Terlanda Bencana

1 hari lalu

Satelit rakitan dalam negeri bernama LAPAN A2/LAPAN ORARI yang akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Bogor, Jawa Barat, Kamis, 3 September 2015. Peluncurannya sendiri akan dilakukan di pusat antariksa Satish Dhawan, Sriharikota, India. Nantinya, satelit akan dibawa ke orbit dengan ditumpangkan pada roket India bersama satelit penelitian astronomi milik Organisasi Riset Antariksa India. [TEMPO/Subekti; SB2015090312] KOMUNIKA ONLINE
BRIN: Satelit LAPAN Bantu Proses Komunikasi Wilayah Terlanda Bencana

Satelit LAPAN-A2/LAPAN-ORARI merupakan salah satu hasil riset karya anak bangsa yang dikembangkan oleh BRIN.


Ramai Isu Badai Matahari, Peneliti Antariksa BRIN Jelaskan Dampaknya ke Bumi

13 hari lalu

Memprediksi Badai Matahari dalam 24 Jam
Ramai Isu Badai Matahari, Peneliti Antariksa BRIN Jelaskan Dampaknya ke Bumi

Badai matahari merupakan istilah dari aktivitas tata surya terkait bintik matahari yang kemunculannya bisa diamati atau dipantau dari bumi.


Perjalanan Rachel Vennya Melihat Keindahan Aurora di Kutub Utara

28 hari lalu

Rachel Vennya berfoto dengan latar aurora borealis di Kutub Utara, Februari 2024 (Instagram/@rachelvennya)
Perjalanan Rachel Vennya Melihat Keindahan Aurora di Kutub Utara

Aurora borealis hanya terlihat di Kutub Utara saat tengah malam, perlu perjalanan panjang dan melelahkan.


Ledakan Beruntun Bintik Matahari Raksasa, Apa Dampaknya ke Bumi?

29 hari lalu

Badai matahari dikabarkan akan menghantam bumi pada akhir tahun 2023? Kenali apa itu badai matahari di artikel ini. Foto: Canva
Ledakan Beruntun Bintik Matahari Raksasa, Apa Dampaknya ke Bumi?

Bintik di salah satu sisi matahari mengeluarkan sejumlah ledakan dahsyat pada pekan lalu. Lontaran gelombangnya menghadap ke bumi.


Waktu Terbaik Traveling ke Norwegia Melihat Aurora

8 Januari 2024

Pemandangan aurora di Norwegia. Unsplash.com/Lightscape
Waktu Terbaik Traveling ke Norwegia Melihat Aurora

Sebelum melakukan perjalanan ke Norwegia, pikirkan baik-baik jenis aktivitas yang ingin dilakukan


Apa Itu Badai Matahari yang Dikabarkan Bakal Hantam Bumi di akhir 2023

22 Desember 2023

Badai matahari dikabarkan akan menghantam bumi pada akhir tahun 2023? Kenali apa itu badai matahari di artikel ini. Foto: Canva
Apa Itu Badai Matahari yang Dikabarkan Bakal Hantam Bumi di akhir 2023

Badai matahari dikabarkan akan menghantam bumi pada akhir tahun 2023? Kenali apa itu badai matahari di artikel ini.


5 Keunikan Islandia, Tidak Ada Nyamuk hingga Negara Demokrasi Tertua

9 Desember 2023

kota reykjavik Islandia (Pixabay.com)
5 Keunikan Islandia, Tidak Ada Nyamuk hingga Negara Demokrasi Tertua

Mengapa tak ada nyamuk di Islandia? Berikut beberapa fakta unik tentang negara Pulau Es ini. Apa saja?


Roket SpaceX Ciptakan Lubang Bercahaya Terang di Langit

30 November 2023

Pembakaran de-orbit Falcon 9 baru-baru ini atau SpaceX aurora. Tangkapan layar: Stephen Hummel/YouTube
Roket SpaceX Ciptakan Lubang Bercahaya Terang di Langit

Roket SpaceX telah membentuk lubang di bagian atas atmosfer.


6 Kesalahan yang Dilakukan Wisatawan Saat Berkunjung di Islandia

30 Agustus 2023

Aurora Borealis di atas Islandia. Fenomena pancara cahaya ini biasanya didominasi warna hijau. Hak Liang Goh/Getty Images
6 Kesalahan yang Dilakukan Wisatawan Saat Berkunjung di Islandia

Jika Anda berencana mengunjungi Islandia, sebaiknya memperhatikan beberapa kesalahan yang kerap dilakukan wisatawan


Jalan Panjang LIPI Menjadi BRIN, Berikut Tugas dan Fungsinya

24 Agustus 2023

Logo baru Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) diluncurkan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-26. Kredit: ANTARA/HO-Humas BRIN
Jalan Panjang LIPI Menjadi BRIN, Berikut Tugas dan Fungsinya

LIPI didirikan 56 tahun lalu, pada 6 September 2021 diubah menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Apakah tugas dan fungsinya tetap sama?