Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Heboh Badai Matahari, Lapan: Indonesia Tidak Terlalu Terdampak

image-gnews
Matahari terlihat berwarna kemerahan pada pagi hari setelah Kantor Meteorologi melaporkan bahwa badai Ophelia telah menarik debu utara dari Sahara, dekat Exeter, Inggris, 16 Oktober 2017. REUTERS/Toby Melville
Matahari terlihat berwarna kemerahan pada pagi hari setelah Kantor Meteorologi melaporkan bahwa badai Ophelia telah menarik debu utara dari Sahara, dekat Exeter, Inggris, 16 Oktober 2017. REUTERS/Toby Melville
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pada Jumat, 15 Maret 2019, sempat muncul kabar akan terjadi  badai Matahari, yang bisa mengganggu listrik dan sinyal. Kepala Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Clara Yono Yatini, membenarkan peristiwa alam tersebut.

"Tetapi tidak akan menimbulkan efek yang sangat besar di bumi," katanya, Jumat, 15 Maret 2019.

Waspada, Jumat Besok Ada Badai Matahari ke Arah Bumi

Menurut situs Space Weather, badai Matahari itu tergolong kecil atau minor storm. "Sementara di lintang rendah seperti Indonesia menurut analisa kami tidak akan terlalu terdampak,” ujarnya.

Dalam laporan pemantauan Lapan, aktivitas matahari tercatat sepi. Baik kejadian flare, ledakan radio, maupun pengeluaran massa koronal yang signifikan. Aktivitas semacam itu tidak terdeteksi selama 24 jam terakhir.

Berdasarkan pengamatan terbaru Lapan, tidak ada daerah yang aktif di matahari hingga 24 jam ke depan. Kondisi hari ini, aktivitas matahari diperkirakan akan tenang. Adapun aktivitas geomagnetik dalam 24 jam terakhir berada pada tingkat yang tenang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebelumnya diberitakan lembaga layanan cuaca Inggris Met Office mengeluarkan peringatan soal ledakan besar sinar kosmik dari matahari ke bumi Jumat 15 Maret 2019. 

Laman web Space Weather menyatakan bahwa lubang akan berbentuk ngarai di atmosfer Matahari menghadap Bumi, dan itu memuntahkan aliran angin matahari ke arah Bumi. Fenomena yang juga disebut badai geomagnetik minor G1 tidak berbahaya.

Sebagian besar, medan magnet Bumi melindungi manusia dari rentetan radiasi, tapi badai Matahari dapat mempengaruhi teknologi berbasis satelit. Angin Matahari dapat memanaskan atmosfer luar Bumi, yang menyebabkannya mengembang.

Badai Matahari  juga dapat mempengaruhi satelit di orbit, berpotensi menyebabkan kurangnya navigasi GPS, sinyal ponsel, dan TV satelit. Selain itu, gelombang partikel dapat menyebabkan arus tinggi di magnetosfer, yang dapat menyebabkan arus lebih tinggi dari listrik normal di saluran listrik, mengakibatkan transformator listrik dan pembangkit listrik meledak dan kehilangan daya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN: Satelit LAPAN Bantu Proses Komunikasi Wilayah Terlanda Bencana

28 hari lalu

Satelit rakitan dalam negeri bernama LAPAN A2/LAPAN ORARI yang akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Bogor, Jawa Barat, Kamis, 3 September 2015. Peluncurannya sendiri akan dilakukan di pusat antariksa Satish Dhawan, Sriharikota, India. Nantinya, satelit akan dibawa ke orbit dengan ditumpangkan pada roket India bersama satelit penelitian astronomi milik Organisasi Riset Antariksa India. [TEMPO/Subekti; SB2015090312] KOMUNIKA ONLINE
BRIN: Satelit LAPAN Bantu Proses Komunikasi Wilayah Terlanda Bencana

Satelit LAPAN-A2/LAPAN-ORARI merupakan salah satu hasil riset karya anak bangsa yang dikembangkan oleh BRIN.


Ramai Isu Badai Matahari, Peneliti Antariksa BRIN Jelaskan Dampaknya ke Bumi

40 hari lalu

Memprediksi Badai Matahari dalam 24 Jam
Ramai Isu Badai Matahari, Peneliti Antariksa BRIN Jelaskan Dampaknya ke Bumi

Badai matahari merupakan istilah dari aktivitas tata surya terkait bintik matahari yang kemunculannya bisa diamati atau dipantau dari bumi.


Ledakan Beruntun Bintik Matahari Raksasa, Apa Dampaknya ke Bumi?

56 hari lalu

Badai matahari dikabarkan akan menghantam bumi pada akhir tahun 2023? Kenali apa itu badai matahari di artikel ini. Foto: Canva
Ledakan Beruntun Bintik Matahari Raksasa, Apa Dampaknya ke Bumi?

Bintik di salah satu sisi matahari mengeluarkan sejumlah ledakan dahsyat pada pekan lalu. Lontaran gelombangnya menghadap ke bumi.


Apa Itu Badai Matahari yang Dikabarkan Bakal Hantam Bumi di akhir 2023

22 Desember 2023

Badai matahari dikabarkan akan menghantam bumi pada akhir tahun 2023? Kenali apa itu badai matahari di artikel ini. Foto: Canva
Apa Itu Badai Matahari yang Dikabarkan Bakal Hantam Bumi di akhir 2023

Badai matahari dikabarkan akan menghantam bumi pada akhir tahun 2023? Kenali apa itu badai matahari di artikel ini.


Jalan Panjang LIPI Menjadi BRIN, Berikut Tugas dan Fungsinya

24 Agustus 2023

Logo baru Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) diluncurkan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-26. Kredit: ANTARA/HO-Humas BRIN
Jalan Panjang LIPI Menjadi BRIN, Berikut Tugas dan Fungsinya

LIPI didirikan 56 tahun lalu, pada 6 September 2021 diubah menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Apakah tugas dan fungsinya tetap sama?


Hari Raya Idul Fitri Akan Dirayakan 2 Kali Setahun Pada 2030, Kok Bisa?

18 April 2023

Ilustrasi Idul Fitri. iaspaper.net
Hari Raya Idul Fitri Akan Dirayakan 2 Kali Setahun Pada 2030, Kok Bisa?

Pada 2030, Hari Raya Idul Fitri akan terjadi 2 kali dalam setahun. Begini penjelasannya.


Laboratorium LAPAN di Pasuruan Ditutup, Kepala BRIN: Kecil Banget

10 Februari 2023

Teropong sunspot sketch untuk observasi matahari yang dimiliki oleh Laboratorium BRIN Pasuruan, Pasuruan, Jawa Timur [istimewa]
Laboratorium LAPAN di Pasuruan Ditutup, Kepala BRIN: Kecil Banget

Kepala BRIN juga menilai alat yang ada hanya teropong kecil dan balon.


BRIN Tutup Balai Pengamatan di Pasuruan, Astronom Amatir Sedih

9 Februari 2023

Teropong sunspot sketch untuk observasi matahari yang dimiliki oleh Laboratorium BRIN Pasuruan, Pasuruan, Jawa Timur [istimewa]
BRIN Tutup Balai Pengamatan di Pasuruan, Astronom Amatir Sedih

Astronom amatir mengenang Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer di Watukosek, Pasuruan, Jawa Timur. BRIN telah meninggalkannya mulai awal bulan ini.


Era BRIN: Fasilitas Riset Ini Berpamitan Setelah Beroperasi 35 Tahun

2 Februari 2023

Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer di Pasuruan berpamitan pada 31 Januari 2023 setelah 35 tahun beroperasi. Fasilitas riset ini termasuk yang harus ditinggalkan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) untuk bisa integrasi ke dalam BRIN. Twitter
Era BRIN: Fasilitas Riset Ini Berpamitan Setelah Beroperasi 35 Tahun

BRIN Pasuruan, Jawa Timur, mengucap salam perpisahan pada 31 Januari 2023. Puluhan orang terdampak, harus memilih penempatan unit baru.


Seabad Usia Observatorium Bosscha, Waktunya Astronom Pindah ke Timau?

30 Januari 2023

Bangunan kubah ikonik di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. Tempat peneropongan bintang Observatorium Bosscha telah genap berusia 100 tahun pada tahun 2023 ini. TEMPO/Prima Mulia
Seabad Usia Observatorium Bosscha, Waktunya Astronom Pindah ke Timau?

Observatorium Bosscha genap berusia 100 tahun. Astronom BRIN cerita polusi cahaya parah dari Kota Bandung.