TEMPO.CO, Bandung - Gunung Agung Bali mengalami dua kali erupsi Ahad pagi, 17 Maret 2019. Letusan pertama tercatat sekitar pukul 08.30 kemudian 10.30 WITA. Ketinggian kolom abu hasil erupsinya berkisar 500-600 meter.
Baca: Gunung Agung Erupsi Sore Ini, Kolom Abu 1 Km di Atas Puncak
Kolom abu erupsi 10.30 teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang dan condong ke arah timur. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 5 milimeter dan durasi ± 1 menit 16 detik.
Pada erupsi 08.30 kolom abu juga teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah timur. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 5 mm dan durasi ± 39 detik.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kasbani mengatakan, saat ini Gunung Agung berada pada status level III atau Siaga. "Radius bahaya 4 kilometer dari puncak. Di luar itu masyarakat masih dapat beraktivitas seperti biasa," katanya, Ahad, 17 Maret 2019.
Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi sehingga dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual.
Rekomendasi lainnya yaitu masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder.
Ancaman itu berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.
Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.