TEMPO.CO, Jakarta – Baru-baru ini, NASA dan ilmuwan meneliti asteroid Bennu yang ukurannya mengecil seiring waktu dan pola rotasi aneh yang saat ini belum diketahui alasannya. Penelitian ini dilakukan dalam rangka meneliti evolusi asteroid, potensi ancaman yang disebabkan asteroid, dan sebagai bahan penelitian.
Baca: OSIRIS-REx Ambil Foto Bumi, Bulan, Asteroid Bennu dari Sisi Bennu
Asteroid 101955 Bennu, terletak pada 110 juta kilometer dari Bumi, bergerak dengan kecepatan 101 ribu kilometer per jam, dan berotasi penuh pada 4.3 jam.
Normalnya, Bennu berputar setiap 4,3 jam. Tetapi menurut laporan Osiris-Rex baru-baru ini, rotasi Bennu terus meningkat – setiap 1 detik per abad.
“Seiring dengan meningkatnya aktivitas Bennu, sebaiknya kita melakukan pengamatan rinci dan memberikan petunjuk mengenai benda-benda lain yang kita mungkin cari ke depannya,” ujar Mike Nolan, Geofisis dan Kepala Peneliti temuan baru dari Lunar and Planetary, University of Arizona, yang juga kepala misi Osiris-REx, dalam Americam Geophysical Union. “Kita harus tetap mencari bukti-bukti baru yang berbeda dari sebelumnya, karena bisa berubah seiring waktu."
Meskipun penelitian ini dilakukan dalam misi Osiris-REx, pengumpulan data dilakukan dengan metode yang berbeda; dengan perhitungan matematis dan menggunakan dua teleskop bumi di antara tahun 1999 dan 2005, dilanjutkan Hubble tujuh tahun kemudian.
Hasil penelitian tersebut mengejutkan peneliti, karena hasil perhitungannya tidak cocok. “Ketiganya tidak bisa dicocokkan dengan tepat,” Nolan menambahkan. “Sejak kami memiliki ide untuk meneliti akselerasinya.”
Ini adalah fenomena yang tidak diketahui nan langka, karena ilmuwan meneliti hal serupa tahun 2007 silam, dengan Bennu sebagai sampelnya.
Yang bisa dipastikan sejauh ini, materi yang ada di sekitar Bennu adalah penyebab rotasi tersebut. Penjelasan lainnya sedikit lebih rumit, yaitu Yarkovsky–O'Keefe–Radzievskii–Paddack (YORP) effect. Efek YORP disebabkan oleh pantulan sinar matahari yang mempengaruhi pergerakan asteroid yang dipengaruhi bentuknya dan seberapa cepat pergerakan itu terjadi. Untuk beberapa kondisi, seperti semakin kecil bentuk asteroid, YORP bisa menghancurkan asteroid tersebut.
Ilmuwan yang mengamati ini, yakin bahwa efek YORP inilah yang mengubah pola rotasi Bennu. Dan semoga dalam beberapa tahun mendatang, Osiris-Rex bisa membawa informasi yang lengkap, termasuk detail analisis dan hitungan gravitasi batuan yang ditemukan.
Hal ini menjadi tolak ukur ilmuwan dalam mengamati perilaku asteroid Bennu dan asteroid lainnya. Penelitian ini telah diterbitkan pada Jurnal Geophysical Research pada 31 Januari lalu.
Panji Moulana | Live Science | Science Daily