TEMPO.CO, Medan - Hope, orangutan yang terkena 74 peluru di badannya, terus menjalani perawatan intensif. Teranyar, Hope menjalani operasi tulang bahu di bawah penanganan Tim Sumatran Orangutan Conservation Programme (SOCP) pada Minggu, 17 Maret 2019.
Orangutan dengan 73 Peluru Diselamatkan BKSDA Aceh, Anaknya Mati
Operasi terpaksa dilakukan setelah diketahui kondisi tulang bahu Hope mengalami luka patah terbuka.
"Operasi ini belum mengeluarkan peluru yang masih ada di tubuh Hope. Karena kami memprioritaskan untuk melakukan penanganan pada tulang bahu, mengingat risiko infeksi pada bagian tersebut," ujar Dokter Hewan Senior YEL-SOCP, Yenny Saraswati, Senin, 18 Maret 2019.
Yenny mengungkapkan, operasi yang dilakukan kepada Hope membutuhkan waktu lebih dari tiga jam. Saat operasi, diketahui pula bahwa tulang bahu yang patah mengakibatkan robeknya kantong udara (airsac). Sehingga berakibat infeksi lokal di sekitar bagian bahu yang patah.
Tim dokter memutuskan untuk melakukan penanganan pada area yang terinfeksi terlebih dahulu demi mencegah resiko yang lebih buruk terjadi. Selain itu, dilakukan pula penutupan luka lain yang berada pada bagian-bagian tubuh Hope seperti di tangan dan kaki.
Saat ini, kondisi Hope pasca operasi tergolong cukup stabil. Namun Hope terus dikarantina dan direhabilitasi untuk pemeriksaan intensif, baik secara fisik maupun mentalnya.
Hasil pemeriksaan dengan X-ray, ditemukan peluru senapan angin sebanyak 74 butir yang tersebar di seluruh badan. Foto: SOCP
Meski akhirnya dinyatakan pulih total, namun kemungkinan Hope untuk dilepasliarkan sangat kecil.
"Kondisinya tidak akan mungkin dilepasliarkan lagi. Karena kondisi matanya juga buta total karena tertembak," kata Yenny.
Selain Hope, SOCP juga melakukan operasi kepada anak orangutan lain berumur 3-4 bulan bernama Brenda. Brenda yang dievakuasi dari Aceh Barat Daya pekan lalu, mengalami patah lengan atas kiri (tulang humerus).
Selama proses operasi orangutan ini, Tim Medis SOCP bekerjasama dengan seorang ahli bedah tulang dan saraf pada manusia Andreas Messikommer. Pria asal Swiss tersebut sering kali menjadi relawan untuk membantu SOCP dalam penanganan kasus bedah tulang yang rumit.